Penghapusan Gelar Runner-up Bagi 4 Besar Puteri Indonesia

Top 4 Puteri Indonesia 2024. - Dok. YPI

Tahun 2025 ini menjadi tahun yang spesial bagi perhelatan Puteri Indonesia.

Selain ada dua pemenang kontes kecantikan dunia yang berasal dari Puteri Indonesia - duo Tata - pada tahun ini ada perubahan gelar yang tersemat pada para pemenangnya. Perbedaan tersebut terletak pada penyebutan gelar runner-up.

Selama ini, gelar runner-up diberikan kepada pemenang kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya yang masuk babak 6 besar. Hanya pemenang utama yang bertitel Puteri Indonesia yang berhak menyandang gelar utama. Sementara, untuk tiga gelar puteri lainnya, masih diberi gelar runner-up.

Bahkan, pada tahun sebelumnya, MC yang menyebutkan gelar pemenang kedua, ketiga, dan keempat juga masih menyebutkan gelar runner-up meskipun mereka semua mengenakan selempang pemenang dan mahkota. Tak hanya itu, selempang yang diberikan pun bukan bertitel runner up, melainkan Puteri Indonesia. Mulai dari Puteri Indonesia Lingkungan, Puteri Indonesia Pariwisata, dan Puteri Indonesia Pendidikan & Kebudayaan.

Nah, atas pertimbangan itu, maka banyak pihak terutama pageant lover memberi saran dan masukan agar gelar runner-up dihapuskan bagi para peserta yang masuk babak 4 besar. Toh semuanya juga mendapatkan selempang dan mahkota. Semuanya juga mendapat gelar masing-masing. Semuanya juga berhak mewakili Indonesia di ajang internasional.

Mungkin, yang membedakan adalah gelar utama tetap pada Puteri Indonesia sebagai pemegang mahkota borobudur merah. Gelar ini menjadi gelar utama yang memang menjadi gelar paling prestisius dibandingkan tiga gelar lainnya. Meski demikian, penyebutan runner-up sendiri juga tidak pas lantaran seakan para pemenang lainnya hanya sebagai “dayang-dayang” yang mendampingi Puteri Indonesia. Padahal, mereka juga memiliki tanggung jawab yang berat pula.

Untung saja, pihak Yayasan Puteri Indonesia (YPI) mengabulkan permintaan dan saran tersebut. Semua peserta yang masuk 4 besar Puteri Indonesia tidak akan disebut sebagai runner-up walau mereka tidak mendapat gelar Puteri Indonesia. Gelar mereka dianggap setara dan sama-sama menjadi pemenang utama.

Gelar runner-up akan diberikan bagi peserta yang berhasil masuk babak Top 6 tetapi gagal masuk babak Top 4. Ada dua peserta di babak ini yang akan mendapatkan gelar runner-up. Biasanya, mereka akan mendapatkan gelar runner-up 4 dan 5 mengikuti urutan dengan pemenang lainnya. Nah, pada gelaran Puteri Indonesia 2025 kali ini, mereka akan menyandnag gelar runner-up 1 dan 2.

Nomenklatur semacam ini sudah dilakukan oleh beberapa kontes kecantikan lain, seperti Binibining Pilipinas. Kontes tertua asal Filipina ini memiliki 2 runner-up yang tidak akan maju ke kontes internasional. Walau demikian, kedua runner-up ini sama-sama mendapatkan mahkota dan selempang. Mereka juga masih diundang ke berbagai acara televisi maupun off air. Keduanya juga masih boleh mengikuti ajang Binibining Pilipinas kembali pada tahun berikutnya hingga bisa mendapatkan mahkota. Barulah jika mereka sudah mendapatkan mahkota utama, mereka dilarang untuk ikut kembali agar bisa memberikan kesempatan kembali pada peserta lain.

Beberapa runner-up Binibining Pilipinas juga pernah ditunjuk mewakili negara tersebut saat pihak Binibining mendapatkan lisensi baru. Beberapa diantaranya adalah Elaine Kay Moll (Runner-up 1 BBP 2012) yang dipilih menjadi Miss Supranational Philippines 2012 dan berhasil meraih Runner-up 3 (juara 4) Miss Supranational 2012. Pada tahun yang sama, Annalie Forbes yang meraih runner-up 2 BBP 2012 dipilih sebagai Miss Grand Philippines 2013 dan juga meraih posisi runner-up 3 Miss Grand International 2013.

Dua runner-up BBP 2012 yang ditunjuk mewakili Filipina di ajang internasioal. Dok. pep.ph

Pada tahun yang sama, Novia Indriani Mamuaja, runner-up 3 Puteri Indonesia 2013 juga dipilih menjadi Miss Grand Indonesia 2013. Meski ia tidak dimahkotai sebagai 3 besar Puteri Indonesia 2013, tetapi berhak mewakili Indonesia di ajang internasional. Artinya, gelar runner-up seakan menjadi gelar sekunder dari gelar utama. Apakah mereka akan berlaga di kontes internasional atau tidak, tergantung keputusan dari pihak penyelenggara selaku pemegang lisensi.

Makanya, jika gelar runner-up masih diberikan pada 3 pemenang Puteri Indonesia, rasanya kurang pas. Mereka telah pasti mewakili Indonesia pada ajang internasional. Mereka juga mendapatkan mahkota beraneka warna. Intinya, mereka sama-sama juara.

Entah bagaimana nanti pemanggilannya apakah masih sama dengan edisi sebelumnya. Apapun itu, penghapusan gelar runner-up ini layak diapresiasi.

1 Comments

  1. bener juga ya runner up sebenarnya buat apa juga ya. apakah ada tugas khusus seperti juaranya? mungkin semacam bagi2 kue, juaranya ke ajang dunia, kalau runner upnya ke ajang yang lainnya

    ReplyDelete
Sebelumnya Selanjutnya