Ini Beberapa Hal Dasar yang Harus Dilakukan Wercok Agar Kembali Mendapat Simpati dari Masyarakat

Ganbar hanya ilustrasi, dilarang baper


Sejak ramainya pemberitaan mengenai wercok-wercok yang berbuat pidana di luar nalar manusia waras, banyak sekali hujatan yang datang pada mereka.

Hujatan itu datang bertubi-tubi tanpa ampun meski mereka sudah membangun citra sedemikian rupa. Berbagai komentar negatif muncul dan tak sedikit dari masyarakat mengatakan bahwa wercok adalah pekerjaan yang hina. Gelombang amarah dan kekecewaan masyarakat ini wajar karena sudah tidak ada kata yang bisa diungkapkan lagi.

Nah, beberapa waktu terakhir, banyak wercok, termasuk teman saya sendiri mengunggah status panjang kali lebar kali tinggi pangkat dua soal rasa sedih atas penilaian masyarakat yang memukul rata penilaian terhadap mereka. Mereka sedih karena masih banyak dari mereka yang baik dan rela berjuang untuk pekerjaan mereka. Di akhir status panjang itu, ada satu kalimat yang menyatakan bahwa mereka butuh bantuan untuk mengingatkan mereka agar bisa lebih baik.

Saya sendiri sebenarnya apatis jika mereka mau berubah karena tiap hari saya melihat ada saja kelakuan dari mereka yang mengelus dada. Ada saja tindakan dari mereka yang membuat hati kesal dan mengucapkan istighfar. Makanya, mengubah tindakan mereka perlu ada reformasi total. Bukan sekadar pamer kegiatan positif yang bagi saya hanya kesemuan belaka karena tupoksi mereka banyak yang gagal dilakukan. Lantaran mereka membutuhkan bantuan untuk mengingatkan, berikut beberapa poin yang harus mereka lakukan agar bisa menaikkan citra mereka kembali.

Pertama, terima dengan baik laporan dari warga.


Banyak sekali keluhan dari masyarakat bahwa mereka tidak mendapatkan perlakuan yang baik saat membuat laporan kejahatan. Entah kehilangan, perampokan, pencurian, penjambretan, atau apapun. Ada adagium bahwa butuh uang pelicin agar laporan bisa diterima dengan baik.

Saya sendiri pernah sekali mendapatkan perlakuan kurang baik dari anggota salah satu polsek saat ponsel saya hilang dijambret di Stasiun Jakarta Kota. Saya tidak berharap ponsel saya kembali, hanya surat kehilangan untuk mengurus administrasi dan penguatan moral karena saya masih akan di Jakarta selama beberapa hari.

Saat saya datang, hanya ada satu anggota yang sudah tua baru bangun tidur dan menanyakan maksud kedatangan saya. Saya pun menceritakan kejadian penjambretan. Bukannya menenangkan, ia malah sedikit mencemooh dan menyepelekan ponsel saya yang hilang. Dengan ogah-ogahan, ia mengetikkan surat kehilangan yang saya tebus dengan uang 20 ribu rupiah. Jujur, sejak saat itu, saya benar-benar marah dan kecewa pada mereka.

Tentu, apa yang saya alami juga dialami oleh banyak orang. Mereka banyak yang mengeluh mendapat perlakuan serupa atau bahkan lebih buruk. Nah, langkah pertama yang harus mereka lakukan adalah menerima pengaduan masyarakat dengan baik dan TIDAK MENYEPELEKAN.


Kedua, berikan informasi perkembangan kasus yang dilaporkan


Jika ada laporan kejahatan yang membutuhkan perkembangan kasus seperti pencurian motor atau perampokan, maka mereka sudah seharusnya memberikan informasi perkembangan kasus. Sering terjadi, saat ada warga melapor mengenai kehilangan motor, maka mereka tidak mendapatkan informasi perkembangan kasus yang berarti.

Saya melihat banyak warga yang sebenarnya sudah mulai rela kehilangan barangnya. Akan tetapi, mereka menjadi tidak ikhlas ketika bertanya perkembangan kasus ke wercok tempat mereka melapor, tetapi seakan tidak ada perkembangan berarti. Menguap begitu saja akhirnya hilang ditelan bumi.

Beda cerita jika wercok memberikan informasi perkembangan kasusnya. Sampai di mana mereka mencari, dan kendala apa yang dihadapi. Saya yakin jika mereka mau memberi informasi dan memang bekerja untuk memburu tersangka, maka citra mereka akan naik dengan sendirinya.

Ketiga, hentikan rekayasa kasus yang merugikan warga sipil


Tragedi Kanjuruhan dan Kasus Pembunuhan Gamma adalah dua contoh kasus yang direkayasa oleh wercok dan akhirnya terbongkar oleh masyarakat sipil. Dua kasus ini pernah saya datangi TKP-nya dan memang rekayasa yang dilakukan benar-benar jahat.

Saya tidak tahu apa motif mereka merekayasa kasus semacam itu. Apa untuk menjaga citra mereka atau melindungi anggota, atau untuk apa. Namun, saat tabir kasus terbuka, maka amarah masyarakat benar-benar tak bisa terbendung. Mau mereka tiap detik mengunggah kegiatan beramal dan semacamnya tak akan berpengaruh. Rekayasa kasus yang tiada henti membuat masyarakat semakin tidak percaya. Masyarakat semakin menganggap apa yang keluar dari mulut mereka adalah kebohongan belaka dan fatamorgana.

Berikan paparan yang jujur, nyata, dan apa adanya. Kalau ada masyarakat yang salah ya tangkap. Kalau ada dari mereka ya tangkap juga. Itu baru namanya adil, dan satu lagi, jangan suka merusak atau menghilangkan bukti rekaman CCTV untuk membuat persepsi yang berbeda.

Keempat, jangan malas dalam berpatroli


Tugas mereka adalah menjaga keamanan dan ketertiban. Sayangnya, semakin hari tindak kejahatan juga semakin parah. Tak hanya tindak kejahatan, kenakalan remaja semakin tak karuan. Semuanya juga bermuara pada mereka yang jarang melakukan patroli rutin.

Di Malang, ada jalan protokol yang menghubungkan Terminal Arjosari dengan rumah saya yang sering digunakan balap liar. Kegiatan ini hampir dilakukan tiap malam dan makin ramai saat akhir pekan. Memang ada tindakan untuk menertibkan mereka, tetapi ya begitulah. Lantaran tidak ada patroli rutin ya akhirnya muncul lagi sampai kadang-kadang warga sendiri yang membubarkan. Tolonglah, daripada banyak wercok yang live Tiktok atau IG mbok ya dimaksimalkan untuk patroli.


Kelima, hentikan patwal yang tidak perlu


Kebencian masyarakat terhadap wercok juga datang dari patwal yang dirasa mengganggu. Padahal, kegiatan ini semestinya digunakan untuk tujuan khusus. Mulai dari rombongan pejabat (itu pun tidak semua), kegawatdaruratan (ambulans dan damkar), tamu negara, dan iring-iringan jenazah orang tertentu.

Meski masyarakat boleh mengajukan untuk mendapatkan patwal, tetapi alangkah baiknya prosedurnya diperketat. Tidak sembarangan bisa mendapatkan patwal. Ya kali bus wisata pakai patwal. Ya kali mengantarkan teman pakai patwal. Sering terjadi, masyarakat sangat antipati dengan patwal karena yang dikawal adalah masyarakat dengan kegiatan yang tidak penting-penting amat. Saya yakin jika mereka mulai memperketat soal patwal dan tidak sembarangan ninu-ninu di jalan, maka masyarakat juga akan bersimpati.


Keenam, berantas ormas, pencak silat, dan klitih yang meresahkan


Sebagai penjaga keamanan, tugas mereka yang tak kakah penting sebenarnya adalah menjaga agar keamanan warga. Tidak ada pihak yang bisa mengintimidasi warga apapun bentuknya. Mulai ormas yang suka malak, perguruan silat yang suka buat onar, atau klitih yang membuat was-was. Sayangnya, di beberapa daerah, gerombolan meresahkan ini masih bisa dengan bebas mengintimidasi warga.


Dari sini, sebenarnya tupoksi wercok sudah cukup gagal dilakukan. Tidak ada upaya mitigasi untuk mencegah mereka bisa beroperasi bebas. Wercok malah seringnya mengandalkan info dari warga yang melapor. Itu pun kadang juga tidak ditangani dengan baik. Nah, jika mereka bisa memberantas berbagai hal tersebut, maka masyarakat juga akan mulai percaya.

Ketujuh, kurangi hidup hedon

Bukan rahasia umum, banyak sekali wercok yang hidup hedon meski tidak semua. Punya hobi dan koleksi mahal, rumah yang besar, dan sebagainya. Padahal, gaji mereka tidaklah banyak-banyak amat kecuali jika memiliki usaha sendiri.

Saya sering membaca berita soal hidup hedon ini yang akhirnya bermuara ke tindakan koruptif. Sebut saja beberapa wercok yang meminta uang pelicin untuk kasus tertentu yang pernah saya tulis beberapa waktu lalu. Saat mereka punya standar tinggi soal hidup, rasanya tak akan cukup. Mereka akan terus mendongak ke atas dan akhirnya berbuat apapun demi memenuhi nafsu mereka. Apalagi, kondisi negara saat ini sedang miris. Jika mereka tetap seperti itu, maka gap antara mereka dan masyarakat biasa akan semakin lebar dan menganga. Masyarakat pun akan semakin muak.

Sebenarnya, masih ada banyak poin yang harus dilakukan oleh para wercok agar bisa dinilai baik lagi oleh masyarakat. Namun, untuk saat ini, enam poin ini yang harus segera dilakukan, terutama poin pertama. Jangan sampai masyarakat lebih percaya untuk lapor ke pemadam kebakaran saat mereka mengalami musibah tindakan kriminal.

Post a Comment

Sebelumnya Selanjutnya