Bangunan di Atas Sungai Ambrol; Siapa yang Bertanggung Jawab?

Sebuah warung Madura yang ambles dan memakan korban jiwa.


Minggu lalu, ada kejadian mengagetkan sekaligus memilukan yang terjadi di dekat rumah saya di Malang.

Ada sebuah warung Madura yang ambruk dan longsor saat hujan deras melanda. Peristiwa ini menimbulkan korban jiwa yakni penjaga warung tersebut. Dari informasi yang saya dapatkan, penjaga warung, seorang pemuda berusia 23 tahun jatuh dan hanyut ke dalam aliran air di dalam gorong-gorong. Pemuda tersebut hanyut terseret aliran air yang deras dan ditemukan meninggal dunia dengan jarak sekitar 3 km dari lokasi kejadian. Untung saja, salah seorang penjaga lainnya berhasil selamat dari kejadian tersebut.

Dari penuturan saksi di lokasi, saat hujan deras sore naas tersebut, tiba-tiba saja bangunan warung Madura itu ambrol. Saksi yang merupakan tukang parkir di Mie Gacoan yang berada di sebelah warung mengatakan, korban sempat meminta tolong dengan melambaikan tangan. Sayang, saat akan menolong korban, tubuh korban sudah hanyut dan terbawa aliran air sungai sampai 3 km jauhnya.

Apesnya, korban bukan merupakan penjaga tetap dari warung tersebut. Ia menggantikan penjaga tetap yang sedang berhalangan untuk pulang ke Madura. Rencananya, sehari setelah kejadian naas tersebut ia akan kembali ke Madura. Sayang, takdir berkata lain. Ia malah kembali ke Rahmatullah.

Kondisi lantai yang ambles


Saya sendiri sempat mengira penjaga warung yang sering melayani saya yang menjadi korban. Kebetulan, saya beberapa kali membeli bensin di tempat tersebut saat bensin saya akan habis. Ternyata bukan, mas penjaga yang menjadi langganan saya baik-baik saja.

Nah, di balik musibah ini, banyak keheranan dan pertanyaan warga. Banyak yang heran ternyata di tempat tersebut berdiri sebuah warung. Tidak hanya satu tapi beberapa. Di sebelah warung Madura, kalau tak salah ada warung nasi. Di sebelahnya ada toko pigura dan lukisan. Di sebelahnya lagi ada toko sepeda. Total, kalau tak salah ada 4 bangunan yang berdiri di sana. Di sebelah warung, berdiri Mie Gacoan yang sekaligus kantor pusat dari jaringan mie ini.

Tembok Mie Gacoan yang bersebalahan dengan warung madura ikut ambles

Pertanyaan pun timbul mengapa ada bangunan yang cukup banyak didirikan di atas sungai. Saat saya melihat bekas warung yang sudah ambrol, saya melihat sungai yang cukup besar. Jadi, lebar sungai itu selebar bangunan tadi. Artinya, bangunan yang berdiri di atasnya menutupi sungai yang mengalir di bawahnya. Sungai, bukan selokan karena airnya mengalir cukup kencang dan lebar.

Dari keterangan saksi pula, sebenarnya pada pagi hari sebelum kejadian, sudah ada retakan di bagian belakang warung yang menempel dengan gudang Mie Gacoan. Meski sudah ada retakan, tetapi tidak ada upaya mitigasi yang dilakukan. Kegiatan jual beli tetap dilakukan seperti biasa hingga kejadian mengerikan itu terjadi saat huna deras melanda.

Kini, TKP kejadian dipasangi garis polisi. Ada pula larangan berkegiatan di sekitar tempat kejadian untuk meminimalisasi longsor lanjutan. Beberapa tempat usaha di sebelah warung pun juga ditutup hingga sekarang.

Lalu, pertanyaan pun timbul. Mengapa ada bangunan di atas sungai?

Menurut beberapa sumber, bangunan tersebut dimiliki oleh seseorang. Pemilik warung Madura dan usaha lain menyewa bangunan dan lahan. Jika memang demikian, maka semestinya pemilik bangunan harus bertanggung jawab atas kejadian ini. Mengapa bisa ia mendirikan bangunan di atas aliran sungai. Jika bisa, siapa yang memberi izin?

Parkiran Mie Gacoan yang juga berada di atas sungai


Pengusutan kasus ini harus dilakukan untuk mencegah kejadian serupa. Tidak hanya itu, dengan adanya penertiban bangunan di atas sungai, juga dilakukan untuk penataan kota yang lebih baik. Sungai adalah aliran air yang wajib dijaga kelestariannya. Bukan untuk mendirikan bangunan.

Iseng-iseng, saya mencoba mencari aliran air sungai yang menjadi tempat kejadian perkara. Saya kaget ternyata sungai di bawah warung Madura itu menuju sungai yang cukup besar yang berada di jalan menuju SD saya dulu. Sungai ini berada di dekat rumah teman saya yang sering saya datangi untuk bermain. Sungai ini kemudian berbelok melalui bawah jalan raya hingga menuju daerah tempat penemuan mayat korban. Pantas saja korban bisa terseret begitu jauh.

Semoga saja ada evaluasi mendalam dari kasus ini karena masih banyak bangunan liar yang didirikan di atas sungai. Pemkot Malang harus berperan aktif untuk menertibkannya.

1 Comments

  1. Tanpa mereka sadari, bangunan di atas sungai justru akan mengundang bencana yang lebih besar. Semoga dgn kejadian ini, pemerintah setempat bisa menata kawasan tersebut ya

    ReplyDelete
Sebelumnya Selanjutnya