Terowongan KBS-Joyoboyo, Bukti Konektivitas Antar Lokasi Kurang Maksimal

Terowongan KBS

Akhir tahun ini, Surabaya memiliki destinasi wisata baru.


Bukan mall, taman, atau pun pasar. Tempat tersebut adalah terowongan yang menghubungkan antara Terminal Joyoboyo dengan Kebun Binatang Surabaya (KBS). Terowongan ini menjawab pertanyaan dari banyak pengunjung KBS yang menggunakan transportasi umum atau kendaraan pribadi dan memarkir kendaraannya di Joyoboyo.

Sejak beberapa bulan lalu, pembangunan terowongan ini mulai dikebut. Bahkan, agar waktu pengerjaan tepat waktu, rekayasa lalu lintas di sekitar Terminal Joyoboyo mulai dilakukan. Suroboyo Bus dan Wira-wiri pun tidak bisa masuk terminal dengan leluasa. Semuanya demi terlaksananya proyek senilai 31 milyar rupiah tersebut.

Untung saja, saat musim libur Nataru kemarin, proyek ini akhirnya benar-benar selesai. Terowongan sepanjang 172 meter, dengan lebar 4 meter, dan tinggi 3,5 meter ini akhirnya bisa digunakan pengunjung KBS. Selama ini, pengunjung KBS harus berjalan kaki dari Terminal Joyoboyo menuju pintu selatan KBS melewati pangkalan angkot dan bus yang sangat panas. Kini, mereka tak perlu lagi untuk melakukannya.



 

Lantaran penasaran, saya pun mencoba terowongan ini beberapa hari setelah peresmiannya. Saya penasaran apakah dengan anggaran pembangunan yang cukup banyak tersebut sebanding dengan fasilitas yang didapat. Apalagi, pihak Pemkot Surabaya sudah memasang unggahan di media sosial mengenai kondisi terowongan yang sangat apik penuh dengan gambar 3 dimensi.

Mulanya, saya mengira bahwa untuk masuk terowongan tersebut gratis alias tak perlu bayar. Dugaan saya ternyata salah. Pengunjung yang ingin masuk terowongan diwajibkan membeli tiket KBS dulu yang dijual di Terminal Joyoboyo. Bagi yang tidak bertiket KBS, maka dilarang untuk masuk.

Suasana yang menyenangkan

 
Alurnya seperti ini. saat kita sudah berada di Terminal Joyoboyo, maka kita langsung menuju lantai 2. Di sana, sudah ada petugas loket KBS yang berjualan tiket masuk. Mereka menjual tiket dengan aneka paket. Ada yang hanya tiket masuk saja sebesar 15 ribu rupiah. Ada tiket terusan masuk akuarium dan Giz Park antara 20 ribu hingga 45 ribu rupiah. Pembelian tiket bisa dilakukan dengan uang tunai atau menggunakan QRIS.

Harga tiket masuk KBS



Nah, setelah membeli tiket, maka pengunjung bisa turun ke lantai menggunakan lift atau ekskalator. Lantai LG inilah yang merupakan lantai di bawah tanah. Di pintu masuk lantai LG, sudah ada petugas satpol PP yang menanyakan apakah pengunjung sudah bertiket atau belum. Jika belum, maka mereka akan meminta pengunjung membeli tiket dulu. Jika sudah, maka mereka akan mempersilakan masuk.

Dari pintu masuk lantai LG, ada lorong kosong yang harus dilewati. Di ujung lorong itu, ada petugas dari Dishub Kota Surabaya dan Petugas KBS yang menanyakan tiket kembali. Jadi, ini pengamanan lapis kedua yang betujuan agar pengunjung yang benar-benar bertiket yang bisa masuk KBS.


Pengamanan berlapis


Setelah melalui dua petugas tersebut, sampailah pengunjung di lorong terowongan. Di sana tampak gambar 3 dimensi aneka satwa. Mulai dari hewan reptil, mamalia, ikan, dan burung. Gambar ini begerak dan cukup menarik perhatian pengunjung terutama anak-anak. Mereka berfoto dan mengambil video dengan latar gambar-gambar tersebut.


Jangan lupa berfoto dulu

Selain gambar 3 dimensi, ada juga informasi mengenai aneka satwa, terutama satwa langka. Informasi ini bisa dibaca oleh pengunjung sebagai pengetahuan. Sayangnya, suara pengumuman dari speaker cukup keras meminta pengunjung tidak terlalu lama berada di dalam terowongan agar tidak mengganggu pengunjung lain yang akan lewat. Tentu, pengumuman ini simalakama. Memang bertujuan bagus agar lalu lintas orang dalam terowongan tidak macet. Namun, tentu para pengunjung ingin berlama-lama di dalam terowongan. Sudah bayar kok disuruh cepat-cepat?

Foto lagi......

Terowongan ini sebenarnya tidak terlalu panjang karena tak sampai 200 meter. Setelah sampai di ujung terowongan, pengunjung harus naik lagi ke lantai 1 menggunakan lift atau tangga. Ujung terowongan ini bermuara ke pintu selatan KBS. Pihak KBS telah menutup total akses pintu selatan ini. Jadi, pengunjung yang mau ke KBS dari selatan tidak bisa lagi masuk lewat pintu ini. Satu-satunya jalan ya lewat terowongan.

Gambar 3D akuarium


Saya melihat di luar pintu yang ditutup tersebut banyak pedagang yang mencoba berjualan dengan melambaikan tangan. Mereka biasanya memang berjualan di dekat pintu selatan yang dekat dengan pangkalan angkot dan bus. Tentu saja, tak banyak pengunjung yang mau membeli. Kasihan juga sebenarnya melihat mereka susah berjualan seperti ini. Beberapa dari mereka kini berjualan di Terminal Joyoboyo sehingga saat libur kemarin terminal ini menjadi sesak.

Setelah sampai di pintu selatan, maka pengunjung tinggal menyerahkan tiket ke petugas KBS. Mereka bisa langsung melihat aneka satwa di sana. Berbeda dengan tahun-tahun masa lalu, kini hewan di KBS sudah mulai banyak dan sehat. Tidak kurus dan sakit. Bahkan, ada beberapa atraksi menarik dari satwa di sana.

Banyak info seputar satwa
 

Walau memudahkan pengunjung, tetapi pembangunan terowongan ini tidak lepas dari pro kontra. Selain berorientasi bisnis, pembangunannya juga kurang menjangkau beberapa lokasi penting lain. Sebut saja DTC Mall dan Stasiun Wonokromo. Padahal, jika dua tempat ini dikoneksikan dengan KBS, maka jumlah pengunjung KBS akan semakin bertambah dan perekonomian semakin berkembang.


Meski bagus, terowongan ini kurang efektif

Pengunjung dari arah Stasiun Wonokromo bisa langsung jalan kaki ke KBS lewat jembatan dan berbelanja di DTC. Artinya, ada suatu konektivitas terpadu antar lokasi. Semoga saja, uang hasil penjualan KBS atau ada anggaran lain yang bisa digunakan untuk membangun jembatan ini. Sayang sekali jika potensi besar ini tak dimaksimalkan.

Post a Comment

Next Post Previous Post