Perubahan Rute Koridor 7 Trans Semarang, Perubahan yang Membuat Susah Penumpang

Armada Trans Semarang koridor 7 yang menggunakan mikrobus


Beberapa bulan yang lalu, Trans Semarang kembali melakukan restrukturisasi rute yang dioperasikannya.

Perubahan tersebut terjadi pada layanan koridor 7. Mulanya, layanan ini merupakan layanan penumpang tujuan Genuk dari Balaikota. Sejak tanggal 1 Oktober 2024 kemarin, layanan ini diubah menjadi Raden Patah - Genuk.

Perubahan layanan ini cukup mengagetkan penumpang. Selain dilaksanakan dengan mendadak, tidak ada sosialisasi yang cukup baik sehingga banyak penumpang kebingungan. Mereka pun mengeluh di berbagai media sosial karena perubahan ini terkesan dipaksakan dan malah menyusahkan penumpang.

Lantas, apa saja perubahan yang terjadi?

Perubahan rute yang signifikan


Meski tujuan utama dari rute ini adalah Genuk, sebuah kecamatan di ujung timur laut Kota Semarang, tetapi perubahannya membuat bus tidak melewati dua halte penting. Dua halte tersebut adalah halte Balaikota dan Halte Udinus Imam Bonjol. Padahal, dua halte tersebut merupakan halte transit utama bus Trans Semarang dari berbagai arah.

Kini, dua halte baru menggantikan halte Balaikota dan Udinus. Keduanya berada di dekat kawasan Kotalama Semarang yakni Halte Raden Patah dan Halte Pengapon. Penumpang yang menuju ke arah Genuk bisa transit ke dua halte tersebut dengan menumpang beberapa rute seperti koridor 2 arah Terboyo, koridor 3A arah Elizabeth, dan koridor 4 arah Cangkiran.

Rute sebelum perubahan. Sumber: Trans Semarang

Walau masih ada dua halte transit yang bisa digunakan, tetapi kondisinya tidak sebaik dua halte sebelumnya. Lantaran, dua halte ini memiliki luas yang cukup sempit dan tidak mampu menampung banyak penumpang. Beda halnya dengan halte Balaikota dan Udinus yang cukup luas dengan tempat duduk yang nyaman.

Selain itu, kondisi bangunan halte yang berada dekat dengan kawasan Pelabuhan juga dianggap tidak nyaman untuk dijadikan tempat transit. Banyak penumpang yang mengeluhkan bau tak sedap di sekitar halte. Apalagi, jika mereka menunggu bus saat hujan atau gerimis. Bau tak sedap akan semakin tercium dengan kuat.

Rute setelah perubahan. Sumber: Trans Semarang

Rute terbaru pun juga lebih jauh dibandingkan sebelumnya. Saat ini, rute koridor 7 Trans Semarang melewati Widoharjo, bergeser lebih ke selatan dibandingkan rute sebelumnya. Akibat perubahan rute ini, otomatis waktu tunggu penumpang menjadi lebih lama sehingga mereka yang berangkat kerja atau sekolah bisa terlambat.

Kedua, perubahan jenis armada

Perubahan juga terjadi pada jenis armada yang digunakan. Jika sebelumnya koridor ini menggunakan armada bus, kini diubah menjadi mikrobus. Perubahan yang dilakukan sama dengan yang terjadi pada koridor 6 (Undip-Unnes). Entah apa alasannya sehingga dilakukan perubahan armada tersebut, yang jelas perubahan ini juga dikomplain oleh banyak penumpang.

Mereka mengeluhkan kondisi armada yang sering penuh, terutama pada jam-jam sibuk. Sudah pasti, kapasitas maksimal armada mikrobus tidak sebanyak armada bus. Jumlah penumpang yang terangkut pun jauh lebih sedikit.

Kedua perubahan tersebut ternyata juga berdampak pada penumpukan jumlah penumpang di halte lain. Semisal, penumpang koridor 2 yang akan transit menuju koridor 7 menumpuk di Halte Udinus dan Balaikota. Banyak penumpang harus rela menunggu bus berikutnya karena bus yang lewat sudah tidak muat. Padahal, biasanya mereka bisa langsung naik bus koridor 7.

Dampak lainnya adalah penumpang yang akan menuju Demak/Pati/Kudus, dan beberapa kota di timur Semarang dari arah Stasiun Poncol. Biasanya, mereka bisa langsung naik bus koridor 7 dan turun di Pasar Genuk untuk lanjut bus AKDP. Kini, mereka tak bisa melakukan hal tersebut.





Mereka harus melakukan beberapa opsi untuk sampai Genuk. Pertama, naik Trans Semarang koridor 3A turun di Garasi Tantular lanjut bus yang siap berangkat menuju Halte Pengapon. Di sana, mereka bisa transit koridor 7 ke arah Genuk. Alternatif lain, penumpang bisa naik Trans Jateng koridor 1 arah Bawen dan turun di Halte Pengapon/Raden Patah. Lalu, mereka bisa transit Trans Semarang koridor 7 arah Genuk. Meski lebih efektif, cara ini membutuhkan biaya tambahan 4.000 karena penumpang harus bayar 2 kali.

Alternatif selanjutnya adalah naik Trans Semarang koridor 4 arah Balaikota dari halte di seberang stasiun lanjut transit koridor 2 di Balaikota. Setelah itu, penumpang bisa turun di Halte Pengapon/Raden Patah untuk transit koridor 7 arah Genuk. Cara ini meski hanya bayar sekali juga tidak efektif karena harus transit sebanyak 2 kali.

Dengan semakin ribetnya jalur menuju Genuk yang merupakan gerbang Kota Semarang, sudah seharusnya perubahan rute ini dievaluasi. Jika memang sudah tidak menggunakan armada bus, sebaiknya rute dikembalikan ke jalur semula. Lantaran, hampir semua penumpang Trans Semarang mengeluhkan perubahan ini.

Post a Comment

Sebelumnya Selanjutnya