Perkara Pegangan ke Tubuh Driver Pas Naik Ojol

Ilustrasi. Finance detik

Naik ojek online atau ojol sudah menjadi sebuah keniscayaan saat ini.

Walau saya pengguna dan pecinta transportasi umum, tetapi saya juga butuh ojol untuk beraktivitas. Terlebih, jika saya menuju ke tempat yang belum ada rute transportasi umum atau sudah sangat larut malam. Ojol menjadi andalan untuk berpindah dengan cepat.

Walau bisa diandalkan, tetapi beberapa waktu terakhir saya sering mendengar berita kecelakaan ojol dan penumpangnya. Terakhir, ada sebuah kecelakaan fatal yang menyebabkan pengemudi ojol meninggal. Kejadiannya di dekat Terminal Bungurasih yang sering saya lewati.

Nah, dengan berbagai kejadian kecelakaan tersebut, maka berbagai mitigasi pun harus dilakukan. Salah satunya adalah mengggunakan helm standar SNI dan berdoa pada Yang Maha Kuasa sebelum naik ojol. Sebagai penumpang, kita juga perlu mengingatkan pada driver ojol agar berhati-hati dalam berkendara.

Bentuk mitigasi lainnya adalah berpegangan pada driver ojol. Nah, masalah berpegangan tangan ini juga menjadi salah satu hal yang membuat dilema. Sudah kita ketahui, driver ojol bukanlah orang terdekat kita, seperti suami/istri/adik/kakak/teman. Sebagian besar adalah orang yang baru kita kenal dan menjadi driver kita dalam sebuah perjalanan.

Ketika berpegangan terlalu erat, maka kita sering merasa tidak enak. Mulai dari dikatai homo, ganjen, atau bahkan akan berbuat tindak kriminal. Apalagi, banyak driver ojol yang menaruh tasnya di bagian belakang. Saya sering tidak enak jika berpegangan ke pinggang driver ojol terlalu erat karena nanti takut disangka melakukan tindakan kejahatan.

Pilihan pun jatuh kepada berpegangan pada jaket driver ojol agar tidak jatuh atau terjerembab saat mereka mengerem. Namun, berpegangan ke jaket ojol juga tidak nyaman karena saat ada guncangan hebat di jalan, tubuh seakan langsung terasa akan jatuh. Alhasil, bagi saya lebih baik tidak berpegangan saja.

Satu-satunya pegangan yang bisa saya gunakan adalah bagian belakang dari motor. Bagian ini menjadi favorit saya saat naik ojol karena paling mudah untuk dilakukan. Selain itu, tentunya tidak mengganggu aktivitas driver saat mengendarai motor. 

Meski begitu, berpegangan di bagian belakang motor sebenarnya juga tidak aman karena kita bisa langsung terjengkang ke belakang saat driver mengerem. Terlebih lagi, tangan akan menjadi cepat capai karena adanya tarikan ke belakang. Belum lagi, jika kita membawa barang dengan jumlah cukup banyak. Otomatis, tangan kita akan cukup kesulitan karena ada tas yang mengganjal di bagian belakang.

Sebenarnya, posisi berpegangan paling enak adalah berpegangan pada paha dari driver ojol. Posisi ini juga menjadi posisi pegangan yang sering saya lakukan pada teman pria yang sedang membonceng saya. Kebanyakan penumpang pria juga berpegangan pada paha driver agar memudahkan mereka duduk dan dibonceng dengan nyaman.

Nah, masalah lagi-lagi muncul jika antara driver dan penumpang adalah lawan jenis. Tentu, pegangan seperti ini tidak bisa dilakukan. Beberapa kali, saya mendapatkan driver seorang wanita yang berhijab. Ia bertugas mengantarkan saya dengan jarak yang cukup jauh. Saya sempat galau karena sebenarnya saya ingin yang berada di depan mengendarai motor.

Akan tetapi, tentu sang driver akan menolak karena takut nantinya saya arahkan ke tempat sepi. Apalagi, saat itu kondisi sedang hujan dan malam hari. Saat mendapat driver wanita, sebenarnya mau saya tolak, tetapi yang bersangkutan sudah otw ke tempat saya. Kasihan kan kalau langsung cancel.

Sepanjang perjalanan pun saya sebenarnya tidak nyaman. Mau pegangan kok ya bingung di mana. Apalagi, ia membawa motor dengan cukup kencang. Saya pun akhirnya berpegangan pada bagian belakang motor walau saya tahu akan memperberat beban dari sang driver. Makanya, saya kini lebih memilih opsi pengantaran comfort agar bisa mendapatkan driver dengan motor besar yang kemungkinan besar adalah pria dengan bobot tubuh sebanding dengan saya. 

Pihak dari aplikator ojol sendiri hingga kini belum memberikan panduan yang pas soal pegangan penumpang ini. Padahal, panduan ini juga penting untuk keselamatan penumpang. Saya sering melihat mbak-mbak yang dibonceng miring sambil bermain ponsel saat naik ojol. Sungguh, posisi seperti ini tidaklah aman. 

Makanya, opsi memilih driver sesuai gender adalah opsi terbaik yang bisa dilakukan oleh aplikator. Sayangnya, sebagian besar aplikator ojol belum menyediakan layanan ini. Penumpang yang terburu untuk sampai ke tempat tujuan juga membuat mereka tak memperdulikan masalah ini. Yang penting segera dapat driver dan sampai.

Nah, kalau Anda sendiri, bagaimana teknik berpegangan saat naik ojol yang aman dan nyaman?

Post a Comment

Sebelumnya Selanjutnya