Ilustrasi. - Dok. Istimewa |
Pertanyaan itulah yang muncul di beranda Twitter saya beberapa hari kemarin.
Belum selesai kasus penembakan yang menimpa seorang siswa SMK di Semarang oleh polisi, kini berita miring terkait anggota kepolisian kembali muncul. Tak lain, berita tidak maunya anggota kepolisian dari sebuah Polsek di Cilegon, Banten membantu warga yang ingin mencari keberadaan mobil rentalnya.
Warga tersebut sudah minta bantuan anggota Polsek untuk mendampinginya saat ingin mencari dan mengambil mobil rentaknya. Naas, para anggota polisi tidak mau memberi bantuan. Saat ia menemukan mobillnya di sebuah rest area, ia pun ditembak mati oleh komplotan yang membawa kabur mobilnya.
Kasus ini akhirnya menjadi ramai dan viral di media sosial. Kok makin parah ya tindakan anggota kepolisian dalam menjalankan tugasnya. Padahal, prosedur yang dijalankan oleh warga sudah benar. Meminta bantuan polisi agar tidak ada hal-hal buruk terjadi. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Warga tersebut mau tak mau harus menghadapi penjahat sendirian. Dan akhirnya bisa ditebak, ia mati di tangan penjahat.
Mencuatnya kasus ini pun akhirnya menimbulkan berbagai persepsi. Pertama, tentu alasan mengapa anggota Polsek tidak mau membantu warga tersebut. Padahal, sesuai aturan, seorang anggota polisi yang diberi laporan untuk memberantas tindak kejahatan, ia wajib menjalankannya dengan prosedur yang telah ditetapkan. Ada yang mengatakan warga tersebut kurang bukti. Padahal, ia sudah memberikan keterangan lengkap mengenai kejadian yang sebenarnya.
Ada indikasi bahwa anggota Polsek tidak mau membantu karena tidak ada uang yang diberikan oleh warga tersebut. Indikasi ini merupakan indikasi umum. Polisi akan bergerak jika pelapor memberikan uang kepada mereka. Jika indikasi benar, maka sudah rusaklah insitusi kepolisian. Mereka akan bekerja jika ada uang yang mereka dapat.
Pertanyaan kedua adalah dari mana penjahat yang menembak warga tersebut mendapatkan senjata. Ada keternagan bahwa sebelum menembak warga, ia mengaku sebagai anggota TNI AU. Namun, ternyata fakta mengungkap bahwa penembak tersebut adalah anggota TNI AL. Sebuah fakta yang cukup mencengangkan.
Nah, kasus ini juga menjadi sebuah titik kelam kembali mengenai kepercayaan masyarakat kepada polisi. Masyarakat semakin antipati dan cenderung menghindari polisi. Mereka akan berusaha semaksimal mungkin bagaimana mempertahankan hidup mereka yang kini penuh ancaman tanpa polisi. Sosok tersebut sudah dianggap dekat dengan para penguasa, pejabat korup, dan penjahat sehingga untuk apa dipercaya lagi.
Mungkin kita butuh bantuan Sailormoon |
Jika ini dibiarkan, maka tindakan berbahaya yang dilakukan oleh masyarakat akan semakin banyak. Contohnya adalah main hakim sendiri, menangkap pencuri sendiri, dan berbagai tindakan lain yang semestinya dilakukan oleh polisi. Jangan sampai nanti ada tindakan brutal yang akhirnya membuat wajah polisi semakin tercoreng.
Tidak hanya itu, sudah saatnya ada informasi mengenai bagaimana proses pendampingan polisi yang bisa dilakukan. Dari keterangan, warga tersebut ternyata dalam keadaan terdesak dan butuh penanganan segera. Polisi yang berjaga di Polsek ternyata juga sudah mengontak Kapolsek dan sang kapolsek malah menolak. Artinya, proses penerimaan laporan dilakukan secara berbelit-belit.
Fakta ini sesuai dengan apa yang dipaparkan Kapolsek Cinangka, tempat warga tersebut melapor. Sang Kapolsek mengatakan bahwa mereka tidak memberi pendampingan karena tidak mau gegabah dan tidak ada bukti kepemilikan kendaraan dari warga yang melapor. Paparan ini tentu bak menyiram bensin ke api yang sudah menyala.
Netizen pun sangat muak dan marah atas alasan ini. Kok bisa ya mereka punya alasan seperti itu. Padahal, kondisi sedang gawat darurat. Apa tidak bisa pertanyaan seputar kepemilikan kendaraan bermotor ditanyakan nanti setelah proses pendampingan dan pengejaran terhadap pelaku tindak kejahatan selesai dilakukan. Jikalau pemilik rental berbohong, tentu dia akan tidak mau lapor dan minta bantuan polisi. Begitu kan logikanya?
Meski pelaku sudah ditangkap, tetapi kasus ini menjadi puncak dari kemarahan warga. Banyak yang mengatakan jika polisi akan langsung gercep jika ada dana yang masuk ke mereka. Contohnya saja, pengawalan terhadap klub motor atau bus wisata. Ada uang abang sayang.
Jadi, jika polisi tidak mau membantu warga untuk membasmi kejahatan, lalu kepada siapa warga akan bertumpu? Sailormoon? Batman? Superman???
Tags
Catatanku
Sepertinya memang tidak dikasih uang makanya tidak mau mengantar.
ReplyDeleteAtau jangan-jangan pas polisi tanya ciri-ciri pencuri nya, polisi langsung tahu kalo yang nyolong itu anggota TNI dan bawa senjata api. Daripada nanti jadi korban, mendingan kabur
Cukup prihatin ya, mana trending pula no viral no justice. Semoga ada pembenahan pada lembaga ini
ReplyDelete