Ilustrasi. - Sindonews |
Beberapa hari yang lalu, saya sempat berbincang-bincang dengan mbak-mbak ART sebelah kontrakan mengenai nasib rekannya yang baru kena musibah.Rekannya tersebut terkena kasus penipuan investasi bodong. Apesnya, sosok yang membawa kabur uangnya ternyata saya kenal meski tidak kena-kenal amat. Ia adalah Mbak Kiki, seorang waria yang sering mengamen di salah satu lampu merah di Sidoarjo. Saya sering bertemu dengan Mbak Kiki ini ketika melintasi perempatan tersebut bersama rekan kerja.
Nah, satu hal yang menjadi pertanyaan mendasar adalah bagaimana bisa seseorang bisa percaya begitu saja untuk menginvestasikan uangnya. Padahal, sosok yang mengajak untuk melakukan investasi adalah seorang pengamen yang kadang mereka secara ekonomi kekurangan.
Kalau misal seseorang yang mengajak untuk berinvestasi adalah mereka dengan gaya parlente, menampilkan kemewahan, atau dengan penampilan yang wah, tentu masuk akal. Lha ini seorang pengamen yang (maaf) ia mendapatkan uang dari derma orang lain kok dipercaya mengelola investasi. Makanya, saya sangat heran dengan kasus ini apalagi korbannya cukup banyak dengan kerugian ratusan juta rupiah.
Kita tinggalkan dulu Mbak Kiki dengan aneka drama kehidupannya. Saya ingin membahas beberapa alasan mengapa seseorang tertarik untuk menginvestasikan uangnya padahal investasi tersebut adalah investasi bodong.
Pertama, kurangnya kesadaran mengenai literasi keuangan
Meski saat ini penggunaan smartphone sudah mendarah daging, tetapi masih banyak orang yang tidak mau mencari informasi mengenai tawaran investasi. Padahal, sebuah investasi yang mencurigakan bisa dilacak dengan berbagai sumber informasi. Misalnya, apakah investasi tersebut sudah diakui oleh OJK.Tak hanya itu, tentu investasi yang aman adalah investasi yang berbadan hukum jelas. Kantornya jelas, akta notarisnya ada, dan berbagai kelegalan hukumnya jelas. Kita bisa mencari info ini di berbagai media. Setidaknya, ada beberapa legalitas yang wajib dipenuhi oleh sebuah produk investasi. Mulai dari legalitas manajer investasi, produk yang terdaftar, dan lisensi agen penjualan.
Jadi, investasi yang aman tidak bersumber dari omongan saja. Ada beberapa dokumen yang wajib dipenuhi dan jika tidak ada, maka kita patut waspada.
Kedua, imbalan hasil yang menggiurkan
Biasanya, orang tertarik untuk menginvestasikan dananya karena memang ada imbalan hasil yang menggiurkan. Kalau tak salah, investasi yang diberikan Mbak Kiki berupa hasil dari jual beli emas. Saya juga tidak terlalu paham karena mbak ART yang bercerita tidak terlalu detail mengenai masalah ini.Meski begitu, inti dari alasan para korban mau menginvestasikan uangnya adalah iming-iming hasil yang menggiurkan. Semisal, saat kita menanamkan modal sebesar 1 juta rupiah, maka akan mendapatkan 300 hingga 400 ribu rupiah dalam waktu singkat, Siapa coba yang tidak tertarik?
Padahal, jika dinalar lebih lanjut, tentu kita akan bertanya. Dari mana asal uang untuk mendapatkan imbalan hasil tersebut? Kalau dari proses rekrutmen orang, bukankah itu namanya skema Ponzi? Makanya, investasi yang aman tidak mungkin memberikan hasil yang berlimpah dalam waktu singkat.
Ketiga, omongan penipu yang sangat lihai
Salah satu jebakan investasi bodong adalah bagaimana para penipu meyakinkan calon korbannya dengan rayuan maut. Biasanya, mereka akan memaparkan bukti hasil investasinya dengan sangat meyakinkan. Tak jarang, mereka memberikan testimoni seseorang yang sudah pernah melakukan investasi di tempatnya.2Mereka juga tak segan memberikan bukti-bukti palsu berupa legalitas dan sebagainya. Kadang, untuk meyakinkan korbannya, mereka juga memberikan gambar bersama aparat keamanan yang menggambarkan bahwa produk investasi yang mereka berikan adalah nyata dan memang sah.
Tak jarang, mereka menjebak orang terdekat mereka dulu. Mulai dari teman, saudara, dan sebagainya, Tipu muslihat mereka akan semakin mudah karena kepercayaan dengan relasi demikian, orang akan lebih mudah percaya. Masak sih seseorang bisa menipu saudara atau temannya?
Memang, para penipu ini sangat lihai dan kita patut waspada. Meski begitu, pola pikir rasional adalah kunci untuk menghindari produk investasi bodong.
Tags
Catatanku