Ilustrasi. IKEA |
Siapa sih yang tidak ingin memiliki rumah yang eksotik dan memiliki banyak spot untuk bersantai?
Saya pun juga berkeinginan memilikinya. Enak ya jika saat sedang penat kita bisa duduk sejenak menikmati senja atau sekadar melihat pemandangan sekitar rumah. Pasti rasanya akan sangat menyenangkan dan bahagia.
Sayangnya, keinginan ini belum terwujud sampai sekarang. Alasannya, saya masih tinggal bersama orang tua di rumah yang berada di perkampungan padat penduduk. Jangankan menghadirkan tempat wisata, untuk menaruh barang saja rasanya rumah tidak muat. Pun demikian dengan kontrakan di Surabaya.
Walau cukup luas, tetapi hanya ada satu tempat untuk bersantai yang sering digunakan untuk merokok penghuni lainnya. Saya yang tidak merokok jarang atau hampir tidak pernah berada di sana. Saya lebih sering berada di kamar untuk tidur. Jika akan bersantai atau mengerjakan tugas, saya masih memilih warkop. Walau tentu banyak orang merokok, tetapi sirkulasi udaranya jauh lebih baik dibandingkan di tempat kontrakan.
Makanya, saat ini saya sih realistis saja jika ada keinginan untuk menghadirkan spot asyik dan menarik di rumah, rasanya mustahil. Untuk sementara waktu, saya mensyukuri apa yang saya dapat. Yang penting bisa untuk berteduh dan yang pastinya tidak bocor saat hujan.
Walau demikian, tentu saya punya angan-angan untuk memiliki spot semacam itu. Ketika memutuskan membeli rumah bekas yang tidak terlalu luas dan kini masih hanya digunakan untuk parkir motor, saya sudah mulai merancang apa ruangan di dalamnya.
Rumah yang saya beli tidak terlalu luas, yakni berukuran 7 meter x 6 meter. Nantinya, saya akan membuat ruang tamu sekaligus ruang baca. Buku-buku yang saya punya akan saya letakkan di rak buku dinding agar saat ingin bersantai di ruang tamu, saya bisa membacanya. Tujuan saya menaruh buku di sana agar buku tidak lembab dan rusak.
Lantaran saya suka sekali naik bus dan kereta api, maka ada beberapa gambar peta, bus, dan kereta api di ruang tamu agar saya bisa refreshing melihatnya. Selama ini, saya jarang sekali melihat kafe atau tempat bersantai dengan gambar seperti itu. Makanya, saya ingin menghadirkan ketiganya di ruang tamu sekaligus agar ada inspirasi yang muncul.
Ruang tamu akan menjadi ruang bersantai saya karena dengan ukuran rumah sekecil itu tidak ada tempat lagi yang bisa digunakan. Banyak rumah di perkampungan padat penduduk juga menjadikan ruang tamu sekaligus sebagai ruang keluarga. Saya juga tidak berminat membeli televisi karena jarang sekali menonton TV sehingga ruang tamu sudah cukup.
Jika ada rekan atau saudara yang datang, maka tentu membutuhkan ruangan yang lapang. Makanya, saya tidak berniat untuk memasang sofa atau kursi di ruang tamu. Sebagai gantinya, saya akan memasang bean bag. Selain lebih nyaman digunakan untuk bersantai, kursi semacam ini juga mudah jika dipindah untuk kegiatan tertentu. Semisal, jika di rumah ada pengajian atau acara lain. Agar lebih nyaman, tenti ruang tamu nantinya akan menggunakan karpet.
Model bean bag yang digunakan sebagai kursi juga mulai populer sekarang. Banyak rumah bergaya minimalis menggunakan kursi jenis ini lantaran masih bisa digunakan untuk menyambut tamu formal. Semisal, jika ada Pak RT yang datang ke rumah.
Untuk ornamen atau barang di ruang tamu, saya tidak mau banyak-banyak. Mungkin beberapa bunga hias yang dipajang seperti lili atau krisan sudah cukup. Saya tidak punya banyak waktu untuk merawatnya. Yang penting adalah tidak banyak barang-barang rumah tangga atau beketekan kalau orang Jawa Timur bilang memenuhi ruang tamu. Jika banyak perabotan rumah terpajang di ruang tamu, maka mood juga akan turun.
Untuk menyiasatinya, saya juga ingin membangun ruang tidur bertangga dengan di bawahnya digunakan menyimpang barang-barang. Jadi, bagian bawah tersebut juga mulai banyak digunakan di rumah minimalis. Selain mengehemat tempat, keberaadaan barang yang tidak digunakan juga tidak memenuhi mata.
Lantas, bagaimana Anda membuat ruangan yang asyik di rumah sendiri?
Tags
Catatanku