Ilustrasi. - Freepik |
Tahun 2024 ini, sebenarnya saya sudah memiliki target menerbitkan buku.
Target ini sudah saya siapkan sejak awal tahun 2024. Buku solo
ketiga yang rencananya saya terbitkan adalah buku mengenai Bus Raya Tepadu
(BRT). Topik BRT saya pilih karena menjadi topik kesukaan saya. Di samping itu,
sudah beberapa tahun saya konsisten membuat video, baik YouTube maupun TikTok
mengenai BRT.
Rencana penerbitan buku mengenai BRT juga tak lepas dari
keinginan saya untuk menyebarkan informasi mengenai transportasi umum. Saat ini
memang belum ada buku panduan naik transportasi umum terkini di beberapa kota
di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Alhasil, literasi mengenai transportasi
umum di berbagai kota tersebut tak begitu banyak dilirik oleh masyarakat.
Nah, atas beberapa alasan tersebut, maka saya mulai mencicil
tulisan demi tulisan mengenai BRT di beberapa kota yang sudah saya singgahi. Walau
belum menjangkau seluruh kota, tetapi paling tidak bisa menjadi inisiasi bagi
penulis lain agar bisa melanjutkan tulisan mengenai BRT dan transportasi umum. Tak
hanya itu, saya juga berharap bahwa nantinya ada gerakan dari pemerintah daerah
untuk bisa memperbaiki fasilitas transportasi umumnya agar bisa dijangkau oleh
masyarakat luas.
Lantas, sampai mana proses penulisan buku tersebut?
Jika dipersentasekan, buku tersebut sudah saya tulis hampir 75%.
Saya sudah merampungkan 5 dari 6 bab yang sedianya tersaji di dalam buku saya. Satu
bab pertama berisi informasi umum seputar BRT, terutama yang belum banyak
diketahui oleh masyarakat. Sementara, 5 bab selanjutnya berisi informasi dan
panduan naik BRT di 5 kota di Pulau Jawa; Yogyakarta, Semarang, Solo, Banyumas
(Purwokerto), dan Surabaya.
Lima kota tersebut saya pilih karena sudah terhubung dengan
BRT. Sebenarnya, saya ingin memasukkan 4 kota lain, yakni Bandung, Cirebon,
Kediri, dan Denpasar. Namun, karena terkendala jumlah halaman, maka kemungkinan
4 kota tersebut dan beberapa wilayah di Jabodetabek akan saya buat buku lagi
pada edisi selanjutnya.
Kalimat pembuka |
Saya sudah menulis lengkap untuk 4 kota, yakni Yogyakarta,
Semarang, Solo, dan Banyumas (Purwokerto). Sementara, untuk Kota Surabaya,
hingga saat ini proses penulisan masih berlangsung. Ada kendala cukup serius
untuk Kota Surabaya karena pada akhir tahun ini, ekspansi BRT di kota terbesar kedua
di Indonesia tersebut cukup masif.
Pembukaan rute BRT, baik yang dikelola Pemprov Jawa Timur
maupun Pemkot Surabaya terus dilakukan. Tercatat, ada 2 rute Trans Jatim, 1
rute Suroboyo Bus, dan 4 rute Feeder Wira-wiri baru yang dibuka. Alhasil, saya
harus menyesuaikan dengan rute yang sudah saya tulis sebelumnya agar up to
date.
Meski begitu, saya masih membuka opsi untuk memisahkan
bahasan Kota Surabaya menjadi buku tersendiri. Alasannya, kota ini cukup unik
dan terlambat dalam menata transportasi umumnya. Makanya, saya menunggu hingga
awal tahun 2025, apakah ada pembukaan rute baru atau tidak. Jika masih ada,
maka saya akan menerbitkan 4 kota dulu sembari mungkin menambah informasi
tulisan di dalamnya agar lebih lengkap.
Cuplikan salah satu bab |
Selain adanya pembukaan rute baru, kendala yang saya hadapi
adalah masalah ilustrasi yang ingin saya gambarkan untuk menunjang isi buku
saya. Tentu, informasi rute dan panduan naik BRT membutuhkan gambar yang jelas
dan mudah dipahami. Sementara, kemampuan saya dalam mengolah gambar tidaklah terlalu
baik. Atas dasar ini, saya masih mencari seseorang/pihak yang bersedia menjadi ilustrator
untuk buku saya. Syukur-syukur, ada pihak yang berbaik hati untuk berbagi menyumbangkan
tenaganya karena buku ini juga nantinya bisa dibaca oleh banyak orang yang
butuh panduan naik transportasi umum.
Masalah penerbitan, saya sudah mantap untuk menerbitkan di
penerbit buku pertama saya dulu. Saya senang dengan kualitas cetak dan
penyuntingan yang bisa dikatakan baik. Harga yang ditawarkan pun terhitung
murah. Saya juga tidak perlu mencetak buku dengan jumlah banyak. Hanya perlu
membeli minimal 5 eksemplar. Dua untuk perpustakaan nasional, satu eksemplar
untuk penerbit, dan dua buah untuk saya.
Saya tidak berminat untuk mencoba menerbitkan di penerbit
mayor karena harus menunggu lama. Lebih baik saya menerbitkan buku di penerbit
minor asal kualitasnya baik. Toh saya juga tidak bermimpi menjual buku saya di
toko buku besar. Saya lebih tertarik untuk mendistribusikan buku saya di pojok
baca yang ada di tempat umum, seperti kampus, halte bus, stasiun, atau tempat
yang banyak dikunjungi oleh banyak orang.
Jika proyek buku ketiga ini berhasil, kemungkinan saya akan
melanjutkan ke buku keempat, masih mengenai BRT untuk kota selanjutnya. Meski cukup
berat, tetapi saya sedikit memaksa untuk bisa menerbitkan buku karena sebagai blogger,
bentuk karya yang bisa saya banggakan dan tinggalkan adalah buku. Walau sudah
banyak video yang saya unggah, rasanya belum nendang kalau belum menerbitkan
buku.
Jadi, saya menunggu rute BRT yang akan saya tulis, terutama di Kota Surabaya tidak banyak berubah. Jikalau berubah, maka tidak sebanyak akhir tahun ini sehingga saya tidak membongkar pasang lagi. Menerbitkan buku adalah momen bersejarah sehingga saya harus mempersiapkan sebaik-baiknya.