Biar Gak Rebutan, Ibu-Ibu Jamaah Pengajian Perlu Dilibatkan dalam Pembagian Nasi Jumat Berkah

Ibu-ibu yang membagikan nasi jumat berkah

Tren memberikan nasi jumat berkah menjadi tren yang marak saat ini. Tren ini cukup baik dan menarik karena umat muslim bisa bersedekah saat hari Jumat, hari yang cukup Istimewa bagi umat islam. Tak hanya bermanfaat bagi mereka yang menyumbang nasi jumat berkah, para jamaah jumat pun juga kebagian berkahnya. Saya sendiri pun sering mendapatkan berkah nasi ini ketika selesai salat jumat di beberapa masjid.

Saya sendiri tidak pernah salat di satu masjid saat salat jumat. Kesibukan saya yang harus berpindah tempat dengan cepat membuat saya berganti-ganti masjid tiap minggu. Kadang di masjid dekat rumah, tempat kerja, atau masjid yang saya temui di pinggir jalan. Nah, dari berbagai kegiatan pembagian jumat berkah yang saya alami, rata-rata dilakukan secara random dan sedikit menimbulkan kericuhan.

Kericuhan terjadi karena banyak anak-anak yang berebut untuk mendapatkan nasi jumat berkah. Tak jarang, sebelum salam salat jumat selesai dibacakan, mereka langsung menuju tempat pembagian nasi jumat berkat. Berdesak-desakan dan beberapa diantaranya sempat berkelahi.

Saya sempat sih memaklumi perilaku mereka. Namanya juga anak kecil. Namun, pemakluman ini juga akhirnya runtuh karena bagaimanapun perilaku mereka cukup menganggu kekhusyukan. Terlebih suara gaduh yang mereka hasilkan cukup membuat kaget.

Uniknya, kegiatan rebutan nasi jumat berkah ini tak hanya dilakukan anak-anak saja. Kadang, para remaja bahkan orang dewasa pun tak luput dari kegiatan tersebut. Alhasil, kegiatan salat jumat pun kerap diakhiri dengan huru-hara pembagian nasi jumat berkah yang sebenarnya bisa dilakukan dengan lebih tertib.

Contohnya adalah yang dilakukan oleh sebuah masjid di Malang. Mereka memberdayakan jamaah ibu-ibu pengajian untuk membagikan nasi jumat berkah. Pihak masjid memiliki tiga pintu keluar yang semuanya dijaga oleh ibu-ibu tadi. Mereka sudah stand by sebelum salat jumat dimulai dengan menjaga kotak dan bungkus nasi jumat berkah. Kadang, jika ada donasi tambahan, mereka juga menjaga minuman, es, atau buah yang akan dibagikan kepada para jamaah.

Kotak amal yang dibagi 3


Keberadaan mereka sangat dibutuhkan karena setelah selesai salat, kegiatan berebut pun tak terjadi. Masing-masing jamaah akan kebagian. Dari anak-anak hingga dewasa. Berbeda dari masjid lain, saya tak melihat anak-anak berebut untuk segera mendapatkan nasi jumat. Mereka antre dengan tertib karena sudah pasti akan mendapatkan nasi jumat berkah yang mereka harapkan.

Satu hal lagi yang membuat saya salut adalah ibu-ibu tersebut juga turut mengawasi anak-anak saat salat jumat. Mereka kerap mengingatkan anak-anak yang akan keluar dari area masjid saat salat jumat berlangsung untuk bermain. Saat saya sedikit terlambat untuk salat, beberapa anak memang gemar untuk bermain di luar. Ibu-ibu tersebut mengatakan bahwa nasi jumat berkat akan diberikan bagi mereka yang mengikuti salat dengan khusyuk, tertib, dan sampai akhir.

Yah meski tidak begitu setuju dengan tujuan salat jumat untuk mendapatkan nasi, tetapi menurut saya tindakan ini lebih baik daripada membiarkan anak-anak keluar area masjid dan bersiap untuk berebut nasi jumat berkat.

Saya penasaran dengan teknis pembagian nasi jumat berkat di sana yang hampi selalu pas bahkan lebih. Ternyata, kotak amal di masjid tersebut terbagi menjadi 3 jenis. Pertama adalah kotak amal untuk operasional masjid. Kedua adalah kotak amal untuk jumat berkah dan ketiga kotak amal untuk anak yatim dan dhuafa. Pembagian kotak amal menjadi tiga jenis ini patut diapresiasi karena tidak semua uang dari jamaah digunakan untuk operasional masjid.

Jamaah bisa memilih akan bersedekah untuk kegiatan apa atau mungkin untuk ketiganya. Harus disadari, kegiatan masjid sebenarnya tidak hanya untuk operasional dan membangun secara fisik saja. Jumat berkah dan santunan kepada anak yatim/dhuafa juga tak kalah penting. Makanya, ketika saya pulang agak terakhir di masjid itu, saya masih kebagian nasi jumat berkah. Padahal, di masjid lain, saya sering tidak dapat.

Saya bertanya pada ibu yang membagikan nasi apakah donator yang memberikan nasi hari itu banyak. Rupanya, sebagian nasi yang dibagikan berasal dari uang kotak amal yang terkumpul. Pihak masjid akan memberikan uang kepada ibu-ibu pengajian dan mereka akan memasak makanan untuk dibagikan. Ibu-ibu tersebut juga bisa memperkirakan berapa jumlah jamaah yang hadir. Jika ada sisa, maka akan dibagikan kepada pengendara atau orang yang lewat. Mereka juga melaporkan kegiatan jumat berkah pada papan informasi yang ada di dalam masjid. Berapa dana yang terkumpul dan berapa jumlah bungkus nasi yang berhasil dibagikan.

Saya sadar, tidak semua masjid bisa melakukan hal seperti ini. Namun, manajemen bagus semacam ini bisa ditiru oleh masjid lain. Selain lebih tertib, banyak dermawan akan mau memberikan nasi jumat berkah pada masjid karena mereka semakin yakin donasi mereka disalurkan dengan baik dan tepat sasaran.

Post a Comment

Next Post Previous Post