Ilustrasi |
Kepercayaan untuk tidak tidur selepas Asar memang benar adanya.
Bahkan, Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa barangsiapa
yang tidur setelah salat Ashar lalu akalnya hilang, maka janganlah dia mencela
(menyalahkan) kecuali dirinya sendiri. Ada banyak sekali kemudaratan yang
timbul saat tidur setelah asar atau maghrib.
Walau dilarang dan tidak dianjurkan, nyatanya kadang saya juga kerap tidur setelah Asar. Bukan sengaja tidur, tapi tertudur saking capainya. Terutama, jika saya baru pulang dari Surabaya atau saat kembali ke Surabaya.
Saya biasanya pulang hari Jumat atau Sabtu setelah zuhur.
Perjalanan memakan waktu sekitar dua jaman dan saya sampai di rumah biasanya
sekitar jam 3 atau 4 sore. Setelah mandi dan salat Ashar, biasaya saya
leyeh-leyeh menonton YouTube atau membaca. Saking capainya, biasanya saya
tiba-tiba mengantuk dan akhirnya tertidur sangat pulas.
Nah, diantara waktu tidur yang saya jalani, waktu tidur tak
sengaja selepas Asar tersebut menjadi yang paling saya ingat mimpinya.
Kebanyakan adalah mimpi buruk dengan segala drama dan kejadian horornya. Mulai
dari naik kereta lalu kecelakaan, naik bus terbakar, jalan-jalan di Mall lalu
gempa bumi, pokoknya mimpi dengan segudang tragedi.
Mimpi yang timbul pada waktu tertentu sangat berbeda dengan
mimpi saat malam hari atau saat saya tidur siang. Biasanya, mimpi pada waktu
tersebut adalah mimpi yang menyenangkan. Mulai dari mimpi makan, bertemu orang,
dapat hadiah, atau yang lain. Walau munculnya sepenggal-sepengal dan saya
sering lupa mimpi apa, yang jelas jarang sekali saya mimpi buruk pada waktu
tidur normal.
Salah satu mimpi yang paling saya ingat adalah mimpi naik
bus yang tiada ujungnya. Dalam mimpi itu, saya naik dari sebuah halte yang
berada di depan makam. Lalu, satu per satu penumpang naik. Penumpanhg normal ya
bukan halntu atau dalam wujud lain.
Nah, yang sering menjadi teka-teki dalam mimpi adalah kadang
ada sosok di dalam mimpi kita yang sebenarnya kita kenal tapi kita lupa.
Seperti mendadak amnesia dan sepanjang mimpi kita akan menerka siapa sih orang
yang sedang bersama atau berbicara kita. Termasuk, saat mimpi saya di dalam bus
tadi.
Setelah saya naik dan bus mulai ramai, tiba-tiba bus
terguncang hebat ketika melewati sebuah jembatan. Lagi-lagi, saya familiar
dengan jembatan tersebut tetapi saat dalam mimpi, saya juga mendadak amnesia
itu jembatan lama.
Bus semakin terguncang dan beberapa orang di dalam bus mulai
berdoa dan berbicara. Saya tidak tahu mereka berbicara apa dan berdoa apa yang
jelas ada satu sosok yang begitu saya kenal. Ia adalah teman SMA saya, seorang
wanita yang sudah meninggal sejak beberapa tahun lalu.
Herannya, saya malah langsung mengenali sosok tersebut. Ia
mengatakan pada saya kalau jembatan ini akan runtuh tapi kita bisa selamat asal
saya tidak menengok ke belakang. Perkataan itu masih saya ingat sampai sekarang
karena dalam mimpi itu, ia mengulang perkataannya sampai lebih dari 3 kali
dalam bahasa Jawa.
Namanya kepo ya, tentu saya juga ingin menengok ke belakang
apalagi guncangan bus sangat kencang. Dalam mimpi itu, saya masih bimbang
apakah saya menengok ke belakang atau tidak. Teman wanita saya tadi malah
mengalihkan pembicaraan dengan hal lain. Ia malah mengalihkan ke pembicaraan
soal mantan saya, grup band, atau apa pun selain larangan tidak menengok ke
belakang.
Beberapa saat saya teralihkan dengan pembicaraan tersebut.
Namun, ada sosok tinggi besar berbulu lebat dengan mata merah tiba-tiba duduk
di sebelah saya. Kebetulan, saat itu kursi sebelah saya kosong dan teman saya
tadi duduk di depan saya. Sontak saya kaget dan ketakutan sehingga ingin
berteriak tapi tidak bisa. Alhasil dalam mimpi itu saya mencoba untuk turun
dari bus dan mencari pemecah kacar tapi tak ketemu. Hingga akhirnya saya
ternangun dan terdengar suara iwamah salat Magrib.
Saya lihat waktu sudah menunjukkan pukul setengah 6 sore dan
saya tertidur sekitar 45 menitan. Belum sampai sejam. Entah mengapa, rasanya
dalam mimpi tersebut rasanya lama sekali. Saya sampai ingat saat naik bus
matahari masih terik sampai kejadian bertemu sosok tinggi besar itu sudah
gelap.
Saya langsung salat magrib, berdoa, memohon ampun karena
tertidur di waktu yang dilarang, serta mengaji. Setelah salat isya, saya pun
sedikit merenungi sosok teman saya tadi dan kejadian dalam mimpi. Lantaran saya
mengenali langsung siapa dia dalam mimpi, maka saya pun menengok sejenak jejak
digital yang ia tuliskan di media sosial.
Saya menemukannya di Twitter. ia ternyata sempat membuat
tweet beberapa hari sebelum meninggal. Dari unggahannya, saya menemukan sebuah proses
untuk Ikhlas menerima segala hal yang sudah ditakdirkan Tuhan. Mulanya ia
denial dan mengeluh atas komplikasi penyakit yang ia derita saat usianya masih
terbilang muda. Masih sekitar 23 tahun kala itu.
Lambat laun, saya menemukan tweetnya berupa kepasrahan atas
apa yang ia alami. Bahkan, ia sempat membalas beberapa tweet dari temannya. Tampak
tak ada tanda susah atau kecemasan. Malah, ia mengatakan sudah mulai enak makan
dan ingin ikut Pemilu lantaran saat itu memang masa Pemilu Presiden. Sayang,
Tuhan memang menakdirkan usianya hanya sampai di situ.
Saya lantas berpikir kembali, mengapa sosoknya yang muncul di
mimpi saya. Kenapa bukan sosok lain yang secara emosi lebih dekat. Walau saya
pernah sekelas saat kelas XII SMA, tetapi kami tidak terlalu akrab. Hanya beberapa
kali sempat satu kelompok dan berbincang seperti teman sekelas biasanya.
Saya menduga, barangkali ada pesan yang ingin saya dapatkan.
Pesan itu berupa kerinduan. Bukan rindu dengannya tetapi rindu dengan sosok
saya saat SMA yang ceria dan tidak memiiki banyak pikiran. Mungkin Tuhan
menghadirkan sosok teman SMA saya yang memang terkenal supel itu meski saya
tidak terlalu dekat agar saya bisa mengambil spirit saat SMA dulu. Tidak terlalu
menengok ke belakang dan fokus menghadapi tantangan.
Sosoknya yang hadir dalam perjalanan naik bus meski saat itu
sedang dalam masalah saya renungkan sebagai kemantapan hati untuk tetap
berusaha semaksimal mungkin bergerak di bidang transportasi umum. Saya berpikir
juga mengapa ia tidak hadir saat berada di kelas, di taman, rumah, atau tempat
lain. Saya memang sempat ragu apakah kegiatan saya bergerak di bidang
transportasi umum bersama komunitas yang saya ikuti hanya sia-sia belaka. Makanya,
dengan mimpi tersebut saya bisa mendapat suntikan semangat baru.
Mengenai sosok yang mengerikan saya tidak tahu pasti. Saya hanya
menjadikannya pengingat untuk tidak tidur selepas asar. Itulah yang saya cegah
sekarang untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Mimpi yang seram ya mas, semoga menjadi pengingat ke diri saya sendiri juga untuk tidak tidur lepas ashar
ReplyDelete