Kulineran Sambil Naik Transportasi Umum, Cara Memberi Hadiah Sederhana Setelah Semingguan Bekerja


Hunting soto adalah kunci

Bekerja dengan jadwal mulai hari Senin-Jumat membuat rasa lelah lahir batin melanda.

Tak jarang, mood untuk mengerjakan tugas pada pekan selanjutnya menjadi menurun. Tak ada semangat dan akhirnya berpengaruh pada kinerja yang saya lakukan. Tentu, saya tak mau kewajiban saya menjadi terganggu akibat mood yang berantakan. Makanya, saya butuh kegiatan refreshing memberi hadiah pada diri saya.

Apesnya, saya sudah mulai lelah untuk jalan-jalan keluar Kota Surabaya di akhir pekan. Lantaran, saya harus pulang pada hari Sabtu sore atau Minggu pagi ke Malang. Saya hanya punya waktu sebentar untuk menyegarkan otak dan memberi sedikit hadiah pada diri senditi atas apa yang saya lakukan selama semingguan yang lalu.

Dari sekian banyak kegiatan, saya pun memutuskan untuk naik transportasi umum menuju tempat-tempat menarik terutama kuliner. Selain memberi hadiah pada diri, saya juga sekalian membuat konten YouTube yang tentu bisa menarik banyak orang.

Puji Tuhan, hingga tulisan ini dibuat, saya sudah mendapatkan lebih dari 3.000 subscriber YouTube dengan pendapatan tetap setiap bulan. Beberapa konten yang saya buat adalah konten kuliner. Namun, tidak hanya konten kuliner saja, tetapi konten cara menuju tempat kuliner menggunakan transportrasi umum.

Salah satu konten yang cukup menarik perhatian adalah konten menuju wisata kuliner malam Kya Kya Kembang Jepun. Wisata kuliner yang sudah eksis sejak 2008 tetapi pernah mati suri ini sangat menarik banyak pemirsa. Ada juga konten menuju wisata kuliner apung di Taman Prestasi Surabaya. Ternyata, tempat wisata yang katanya mirip seperti di Thailand ini sedang naik daun karena banyak yang penasaran dengan sensasi keseruan makan di perahu apung.


Namun, banyak orang yang belum tahu bagaimana cara menuju ke tempat kulineran tersebut. Terlebih, saat malam hari. Atas alasan itu, selain untuk memberi hadiah pada diri sendiri, rasanya ada kepuasan batin saya bisa membuat konten dilanjutkan dengan makan.

Saya selalu tertantang dan penasaran dengan tempat kuliner baru yang mulai naik daun di Surabaya. Saya menggunakan referensi beberapa akun konten kreator kuliner besar sebagai ide untuk konten dan hadiah pada diri. Sayangnya, saya belum bisa menuju ke tempat kuliner yang berada di Surabaya Timur. Alasannya adalah saya berada di Surabaya Barat.

Untuk menuju daerah Surabaya Timur, saya harus menempuh perjalanan cukup jauh. Paling pol sih saya kulineran di sekitar Kertajaya. Kalau sampai MERR, saya masih belum bisa. Takut nanti saat balik ke arah barat transportasi umumnya sudah lewat jam operasi, terutama kalau saya mau kulineran malam hari. Sayang kalau sampai mengeluarkan ongkos untuk naik ojek online.

Sebenarnya, keasyikan membuat konten kuliner menggunakan transportasi umum adalah kita akan penasaran halte mana yang bisa kita tuju sebagai halte terdekat. Berapa jarak antara halte dengan tempat kulineran. Saya sangat menanti jawaban dari pertanyaan tersebut. Lantaran, kadang saya kesasar dan malah berjalan ke arah yang lebih jauh.

Walau demikian, saya tetap senang karena ada rasa puas saat saya mendapatkan makanan yang sangat enak apalagi dengan harga murah. Rasanya terbayar sudah rasa lelah dan penat. Perut bisa terisi sembari memanjakan lidah.

Tentu saja, tidak semua usaha untuk memberi hadiah berakhir manis. Kadang, saya juga kena zonk saat melakukan hal ini. Semisal, warung atau rumah makan yang ingin saya tuju ternyata tutup atau pindah. Duh, rasanya kaki ini lemas tak berdaya terlebih jika sudah berjalan kaki jauh.

Kalau tidak begitu, rasa masakan yang saya santap bagi saya kurang pas atau terlalu pedas. Walau saya tidak terlalu suka komplain soal makanan, tetapi tetap saja kan ada rasa kecewa. Kalau sudah begini, biasanya saya sudah punya plan B. Alias, kulineran di sekitarnya yang tak kalah enak dari ekspektasi saya.

Pernah saya makan di sebuah warung yang viral di TikTok. Saya kira harganya murah eh ternyata untuk nasi bungkus dan beberapa lauk serta es the saya habis 25 ribu rupiah. Tak lama, saya menemukan sebuah pedagang cilok yang ramai. Saya penasaran dan akhirnya membeli cilok tersebut seharga 5.000 rupiah.

Tak dinyana, cilok tersebut enak dan kenyal. Rasanya pas sampai saya beli lagi 5.000 saking enaknya untuk saya bawa pulang. Saya malah lupa makanan yang seharusnya bisa menjadi hadiah pada diri. Akhirnya saya malah ketagihan makan cilok di tempat tersebut apalagi lokasinya dekat halte Feeder Wira-Wiri.

Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa kadang kita terlalu berekspektasi tinggi untuk memberi hadiah pada diri sendiri. Namun, kadang apa yang kita dapatkan tak sesuai ekspektasi kita. Sama dengan target kita, sesuatu yang seharusnya menyenangkan malah menjadi tidak menyenangkan.

Atas alasan itu, kini saya tidak terlalu ngoyo dalam memberi hadiah pada diri di akhir pekan. Tujuan memang tetap ada tapi kalau tidak pas ya tak masalah. Yang penting saya enjoy dalam mencari tempat kuliner dan rasa penat saya terobati.

Kalau tidak ada waktu banyak, nongkrong di salah satu minimarket atau restoran cepat saji yang minumannya bisa di-refill juga jadi pilihan. Makanan di sana juga beragam dan pastinya letaknya tak jauh dari halte bus.

Kalau Anda sendiri, bagaimana cara memberi hadiah pada diri sendiri? 

 

4 Comments

  1. mas Ikrom, Sby barat daerah mana,?

    kalo daku dan bbrp mom bloger kyk Syarifani, mba Wiwid, mba Maria Tanjung dkk ada d Rungkut

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya di daerah Wiyung mbak
      kapan kapan boleh kulineran bareng

      Delete
  2. saya banget itu mas, terinfluence sama sosmed terus kuciwe
    pernah juga ketemu makanan uenaaak banget eh, jauh tapi happy - nikmatin ajalah

    ReplyDelete
  3. pengen rasanya kalau kulineran di Surabaya juga bisa naik angkot umum, cuman aku taunya kalau naik angkotan umum hanya wilayah tertentu aja.
    Pengen cobain naik transportasi kayak feeder dan suroboyo bis, tapi juga nggak paham rutenya
    Ujung-ujungnya biasanya kalau lokasinya jauh, akhirnya pilihannya ngojek

    ReplyDelete
Next Post Previous Post