Trans Jateng Solo-Wonogiri |
Akhirnya saya menuntaskan untuk melengkapi koleksi foto naik Trans Jateng.
Sebelumnya, dari 7 koridor Trans Jateng, saya menyisakan 1
koridor yang belum saya naiki. Saya sudah naik 6 koridor Trans
Jateng yang ada, yakni Koridor 1 (Tawang-Bawen), koridor 2 (Purwokerto-Purbalingga),
koridor 3 (Semarang-Kendal), koridor 4 (Kutoarjo-Borobudur), koridor 5
(Solo-Sangiran-Sumberlawang), dan koridor 6 (Semarang-Gubung-Godong).
Tinggal satu koridor lagi yakni koridor 7 (Solo-Wonogiri)
yang belum saya naiki. Saat peresmiannya pertengahan tahun 2023 lalu, saya
masih riweh dengan berbagai kegiatan. Barulah saat musim liburan kemarin, saya
bisa berkesempatan untuk naik bus Trans Jateng ini.
Setelah naik KA Batara Kresna dan tiba di Stasiun Wonogiri,
saya pun segera sarapan Nasi Langi khas Wonogiri. Setelah kenyang, saya pun
langsung ke Terminal Wonogiri yang berada di dekat stasiun. Hanya perlu jalan
kaki sebentar, saya sudah di Terminal Tipe C tersebut.
Saya takjub ternyata Halte Trans Jateng sudah terlihat di
sana. Halte ini tampak cukup besar dan panjang sehingga mampu menampung
penumpang dengan jumlah banyak. Sangat kontras dengan halte Trans Jatim yang sempit
dan membuat penumpangnya berdesakan.
Halte yang besar |
Selain bus Trans Jateng, di terminal tersebut juga ada
angkutan kota Wonogiri dan bus-bus yang menuju kota di sekitar Wonogiri seperti
ke Gunung Kidul. Integrasi transportasi di kota kecil ini bagi saya cukup
bagus. Bus- bus masih banyak yang beroperasi demikian pula angkutan kotanya
yang berwarna oranye tua. Penumpang yang baru turun dari stasiun tidak perlu
bingung untuk mencari angkutan lanjutan.
Tidak semua kota memilki sistem transportasi yang
terintegrasi semacam ini. Walau sistem buy the service masih berlaku hanya pada
Trans Jateng, tetapi tetap saja saya mengapresiasinya. Paling tidak, penumpang
tidak kebingungan untuk mencari angkutan dan tidak menggunakan angkutan ojek online
dahulu.
Halte Trans Jateng dekat Stasiun Wonogiri |
Saya menunggu bus Trans Jateng di haltenya. Tak lama, ada
sebuah bus Trans Jateng yang singgah di halte. Tanpa pikir panjang, saya
langsung masuk dan duduk di bagian depan. Sama dengan Trans Semarang, aturan
untuk Trans Jateng adalah penumpang laki-laki di bagian depan sedangkan bagi
penumpang Perempuan berada di bagian belakang.
Walau tak mendapatkan hot seat alias bangku paling depan, tetapi
saya masih bisa mendapatkan spot untuk merekam jalan. Tetap dong, membuat
konten You Tube adalah kunci karena jauh-jauh saya ke Wonigiri ya demi mendapatkan
konten naik Trans Jateng koridor 7 ini.
Menunggu jadwal berangkat |
Bus langsung ramai penumpang sesaat setelah saya naik. Oh ya,
ada keunikan dari Trans Jateng ini. ada dua orang kondektur di dalam bus. Satu orang
kondektur laki-laki dan satu orang kondektur perempuan. Kondektur laki-laki
akan membantu pembayaran dan proses naik turun penumpang laki-laki di bagian
depan. Sedangkan, kondektur perempuan akan melakukan hal sama di bagian
belakang untuk penumpang perempuan.
Bus yang sudah sarat penumpang meninggalkan wilayah Kabupaten
Wonogiri dan memasuki wilayah Kabupaten Sukoharjo. Sebenarnya, rute bus ini
hampir sama dengan rute KA Batara Kresna. Hanya saja, bus ini nanti akan melewati
kawasan Solo Baru yang merupakan wilayah pengembangan aglomerasi di Kota Solo.
Bus melaju membelah kawasan Pasar Nguter dan kota kabupaten
Sukoharjo. Bus berhenti di beberapa halte saat ada penumpang yang akan naik. Sayang,
lantaran kondisi bus yang sudah cukup penuh, beberapa penumpang harus tertolak
saat akan naik.
Bus Trans Jateng ini memang kapasitasnya tak terlalu besar,
sama dengan Trans Jatim. Satu bus maksimal dapat mengangkut sekitar 40
penumpang. Sebanyak 20 penumpang duduk dan 20 penumpang berdiri.
Nah, ada beberapa bapak-bapak paruh baya yang baru naik dan
saya tawari tempat duduk. Namun, mereka tidak mau karena hanya sebentar naik. Rupanya
mereka kebanyakan menuju ibukota kabupaten Sukoharjo seperti Pasar Sukoharjo.
Saat 2019 dulu saya ke sana, belum ada angkutan yang bisa
diandalkan. Hanya angdes tua yang terparkir tanpa penumpang. Sekarang, Trans
Jateng koridor 7 sudah mengaspal dan melewati wilayah ini. Makanya, semoga warga
Sukoharjo memanfaatkan angkutan ini sebaik-baiknya. dengan harga 4 ribu rupiah
saja, mereka bisa menuju Solo atau Wonogiri.
Bus pun melaju melewati Jembatan Bacem yang menghubungkan
wilayah Sukoharjo dan Solo Baru. Sebenarnya, wilayah Solo Baru masih bagian
dari Sukoharjo. Namun, berbagai pengambangan dan pembangunan yang dilakukan di
sana, membuat wilayah itu tampak berbeda. Ada mall, kafe, restaurant, rumah
sakit, dan kluster perumahan.
Bus melewati beberapa halte yang beririsan dengan BST
koridor 5 seperti halte Langensari. Di sini, penumpang Trans Jateng bisa oper
ke BST terutama mereka yang ingin menuju Stasiun Solo Balapan. Sayang, belum da
integrasi tarif antara Trans Jateng dan BST.
Bus melaju ke sekitar alun-alun selatan Surakarta dan
benteng. Saya turun di Halte Benteng Vastenburg untuk kemudian menuju ke sekitar
Kartasura. Bus ini masih meneruskan perjalanan sampai ke Terminal Tirtonadi. Waktu
perjalanan bus sekitar 1,5 jam dari Wonogiri bagi saya sudah cukup baik
mengingat jaraknya yang cukup jauh.
Melihat antusiasme masyarakat yang sangat tinggi untuk naik angkutan umum membuat saya yakin jika angkutan umum diperbaiki sistemnya dan dibuat semurah mungkin, tidak menutup kemungkunan akan terjadi perpindahan moda transportasi. Dari yang biasa naik kendaraan pribadi menjadi naik angkutan umum untuk mengurangi kemacetan.