Hotel Majapahit |
Ceritanya, awal Desember kemarin saya mendapat rezeki yang tidak saya duga sebelumnya.
Rekan saya dari Filipina tiba-tiba datang dan mengatakan akan ke Surabaya untuk menginap di Hotel Majapahit. Ia mengajak saya untuk menginap bersama. Waduh, namanya diajak menginap di hotel bintang lima, siapa sih yang tidak mau?
Singkat kata, kami sudah bertemu di Surabaya dan langsung menuju hotelnya. Untungnya, hotel sedang tidak penuh karena bukan saat musim liburan. Jadi, kami bisa check in sebelum pukul 2 siang. Kalau tak salah masih pukul setengah 2 siang.
Saat check-in, ternyata kami mendapatkan promo dari hotel. Rekan saya sebenarnya memesan kamar yang standar atau biasa. Namun, kami malah mendapatkan kamar classic room alias yang tingkatnya dia atas kamar tipe biasa. Kamar ini berada di lantai dua dan dekat dengan sisi Jalan Tunjungan.
Lorong kamar |
Sebelum masuk, kami mendapatkan welcome drink berupa minuman anggur. Duh, enak sekali bisa merasakan anggur premium dari hotel ini. Terlebih, saat itu cuaca masih cukup panas karena menjelang hujan. Satu dua teguk anggur yang masuk ke tenggorokan benar-benar membuat dahaga hilang seketika.
Setelah puas meneguk anggur, bellboy lalu datang dan membantu kami membawakan tas. Duh, terasa sekali perbedaan service hotel bintang lima dan hotel biasa. Kalau di hotel dan penginapan biasa, tentu saya harus menggotong sediri barang bawaan yang sangat banyak. Kali ini, bellboy hadir untuk membantu kami membawakan barang bawaan dengan pintu.
Kami menuju kamar yang berada di lantai 2 sementara bellboy menggunakan lift barang. Tak sabar rasanya melihat bagian dalam kamar klasik yang akan kami tempati selama dua malam. Saat rekan saya membuka pintu kamar, saya tak bisa berkata-kata.
Suasana ruangan yang sangat luas terhampar di depan mata. Ruang tengah dengan sofa mahal tertata rapi di depan sebuah televisi berukuran sekitar 43 inch. Di sebelahnya, ada kulkas mini yang siap menampung makanan dan minuman.
Ruang tengah |
Ada juga meja dan kursi kerja yang bisa digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas. Wah kalau saya live di sana bisa duarr tuh. Namun, saya hanya ingin leha-leha saja di sini. Masak sudah sewa hotel mahal ujung-ujungnya buat kerja?
Meja kerja |
Saya lalu melihat lemari yang super besar sebelum menaiki ranjang. Asli, beruntung sekali saya bisa menginap di sini. Kami mendapat lemari yang bisa muat banyak baju. Ada juga piyama yang digunakan setelah mandi dan tentunya sandal hotel. Pokoknya tidak perlu repot untuk menyimpan baju di sini.
Nah, saatnya kini melihat kasur yang kami pesan. Rekan saya memesan dua twin bed ukuran besar. Tentu, kasurnya sangat empuk dan nyaman, jika biasanya kalau saya menginap di hotel dengan twin bed hanya mendapat satu bantal, tetapi kali ini dapat dua. Asik lah satunya bisa digunakan sebagai guling.
Ini kasurnya |
Ada lampu tidur di setiap sisi kasur. Demikian pula charger ponsel yang siap digunakan sambil rebahan. Dipan dari jati juga cukup kuat sehingga saya tak perlu risau. Hanya saja, di depan kasur pemandangan yang ada adalah lemari bukan televisi. Kalau mau lihat televisi ya di ruang tengah. Mungkin penataan ini dilakukan mengikuti rumah-rumah di Eropa karena kebanyakan tamu yang menginap di sini adalah orang Eropa.
Diantara sekian ruangan, tentu kamar mandi yang paling saya tunggu karena hotel ini terkenal dengan kamar mandinya yang mewah. Baru saja membuka pintu, saya terkesima dengan nuansa emas yang mewah mendominasi ruangan itu. Ada wastafel besar lengkap dengan segala peralatannya mulai dikat dan pasta gigi, sabun muka, dan lain sebagainya.
Tentu, saya sudah tak sabar untuk berendam di dalam bathub yang berada di sebelahnya. Di sana sudah lengkap dengan shower dan handuk. Saya sampai sehari tiga kali berendam di sana sambil berdendang. Air panasnya benar-benar pas. Saya tak perlu jauh-jauh ke Cangar untuk berendam.
Ini bathubnya |
Selain bathub, ada juga shower di bagian lain jika tamu tidak ingin berendam. Untuk kloset sendiri sangat bersih dan wangi. Tentu, tidak perlu risau jika ingin buang air besar.
Setelah puas berkeliling ruangan dalam kamar, saatnya berkeliling luar ruangan. Saya langsung menuju bagian yang bersejarah di hotel ini. Apalagi kalau bukan tempat penyobekan bendera pada tanggal 19 September 1945 yang letaknya tak jauh dari kamar kami.
Tempat penyobekan bendera |
Sayangnya, ruangan tersebut tertutup untuk umum dan dibuka pada momen tertentu saja. meski begitu, kita bisa manikmati bagian tersebut dari sebuah taman dengan tempat duduk yang nyaman. Sambil melihat pemandangan Tunjungan Plaza, memikmati kopi atau teh di sana sungguh nikmat.
Teman saya sedang mencari konten |
Saya lalu berkeliling ruangan hotel yang mulanya dimiliki oleh keluarga Sarkies tersebut. Ada beberapa taman yang bisa digunakan untuk bersantai. Kesan adem sangat terasa ketika kita berjalan di lorong dan taman. Yang saya heran, walau dekat dengan Jalan Tunjungan dengan segala hiruk pikuknya, tetapi tidak tidak terdengar berisik sama sekali. Padahal, di jalan ikonik itu, suara gemuruh dari para musisi jalanan dan kafe cukup nyaring.
Taman yang sejuk |
Untuk makan pagi alias sarapan sendiri tersedia mulai pukul setengah 8 pagi sampai jam 10 pagi. Janhan ditanya menu makananya tentu sangat mewah dan beragam. Ada nasi goreng, nasi kuning, nasi soto, bubur ayam, nasi uduk, dan menu makanan eropa. Ada daging ham, sosis, dan beberapa makanan berat lain.
Menu makanan selingan pun banyak. Ada bubur Madura, roti bakar, angsle, dan beberapa makanan kahs Jawa. Nah, favorit saya adalah roti-rotian. Saya suka banget sama croissant-nya. Asli, kejunya terasanya sekali. Dan pas tidak terlalu asin atau manis. Saya berterima kasih kepada pembuatnya.mood saya langsung naik beberapa kali lipat.
Croisant favorit |
Kalau minuman juga jangan ditanya. Ada banyak varian jus seperti jus jambu, jus alipukat, jus melon, dan jus jeruk. Ada juga berbagai jejamuan seperti beras kencur, kunir, dan asam jawa. Teman saya sampai mengambil berkali-kali karena dia suka sekali jamu dan tidak ada jamu di negaranya.
Saya bersyukur sekali bisa menginap di Hotel Majapahit ini. Kadang rezeki datang dari hal yang tidak kita duga. Beberapa saat lalu, saat naik Suroboyo Bus dan lewat hotel ini sempat kepikiran gimana ya dalamnya. Eh malah bisa menginap di sini.