Pasar Among Tani Kota Batu |
Kota wisata Batu memiliki sebuah ikon baru.
Ikon tersebut adalah Pasar Induk Among Tani. Pasar ini sebenarnya adalah pasar induk atau pasar besar yang sudah lama ada. Namun, beberapa waktu terakhir ini baru dilakukan renovasi besar-besaran. Makanya, pasar ini menarik perhatian banyak kalangan.
Pasar Induk Among Tani Kota Batu berada di seberang Terminal Batu. Lokasinya juga tak jauh dari Jatim Park 1, Jatim Park 2, dan Eco Green Park. Jika dari arah Kota Malang, maka sebelum menuju beberapa tempat wisata tersebut pasti akan melewati pasar ini. Lantaran, jalan di pasar ini adalah jalan searah yang hanya menuju ke arah barat.
Berada di kaki bukit Panderman, maka Pasar Induk Among Tani Kota Batu ini memiliki kekhasan tersendiri. Apalagi kalau bukan pemandangan gunung yang indah dengan hamparan hijau yang subur. Tentu, pemandangan ini menjadi salah satu daya tarik pasar ini. Banyak orang mulai tertarik mengunjungi pasar ini setelah diresmikan beberapa waktu yang lalu. Saya pun juga penasaran untuk melihat pasar ini dari dekat.
Berkendara dari Kota Malang pagi hari, saya beruntung dapat tiba di Kota Batu saat matahari baru naik sepenggalah. Belum terlalu panas dan suasana dingin sejuk masih saya rasakan. Saat berada di Jalan Dewi Sartika, dari kejauhan sudah tampak bangunan besar seperti mall.
Bangunan mirip mall |
Tentu, itu bukan mall baru yang ada. Tak lain adalah Pasar Induk Among Tani. Didesain seperti mall atau pusat perbelanjaan modern, selain pemandangan alam yang cantik, bentuk bangunannya juga menjadi daya tarik. Tanpa perlu waktu lama, saya segera memarkirkan motor di dekat pintu masuk.
Sebenarnya, parkir motor yang resmi adalah di bagian belakang pasar dan gratis. Entah kenapa, di bagian depan ini juga ada tempat parkir motor dan berbayar. Meski harus membayar 2.000, saya tak memusingkan itu karena lebih mudah mengakses pintu masuk pasar.
Saya terkesima dengan bangunan luas di bagian bawah. Ada eksalator yang sudah terpasang yang semakin mengukuhkan pasar ini memang dirancang seperti pasar modern. Tradisional rasa modern, begitu katanya. Di bagian selasar tersebut banyak warga, baik dari Kota Batu maupun dari luar kota berfoto untuk mengabadikan momen.
Bisa melihat pemandangan |
Asli, suasananya seperti di mall-mall modern dengan konsep semi outdoor. Saya sering menemukan konsep tersebut pada beberapa mall di Jakarta Selatan. Selasar tersebut biasanya digunakan untuk foodcourt yang juga bisa digunakan tempat nongkrong. Sayang, saat itu saya melihat bagian tersebut masih kosong. Jadi, kita hanya bisa berfoto sambil memikmati suasana di bagian dalam pasar.
Ekskalator yang terpasang ternyata masih belum beroperasi. Alhasil, saya harus menaiki ekskalator tersebut secara manual. Yah tak apa, paling tidak kita bisa sekalian olahraga di tengah dinginnya udara Kota Batu.
Di lantai dua, ada banyak stan yang sudah mulai buka. salah satunya adalah stan perhiasan dan emas. Stan-stan ini sudah mulai melayani pembeli yang ingin membeli emas maupun menjual emas mereka. Namun, ada juga stan-stan yang masih tutup. Bisa jadi, pemilik masih memodifikasi stannya. Maklum, pengamanan stan emas dan perhiasan harus ekstra. Zaman sekarang penjahat sudah banyak akal untuk melakukan tindak kejahatan.
Masih banyak yang belum buka |
Selain stan emas dan perhiasan, ada beberapa stan lain yang juga sudah mulai buka. salah satunya adalah stan pakaian. Meski sekarang ada anggapan orang-orang mulau suka berbelanja di e-commerce, bukan berarti para pedagang di pasar tradisional menjadi enggan membuka stannya.
Masih banyak pedagang yang berjualan. Mulai mukena, baju muslim, daster, baju kantor, celana, baju anak, pakaian dalam, dan lain sebagainya. Dibandingkan dengan pedagang emas dan perhiasan, jumlah stan pedagang pakaian yang buka jauh lebih banyak.
Di lantai 3, saya juga menemukan beberapa stan pakaian yang sudah melakukan transaksi penjualan. Diantaranya bahkan sudah mulau bertransaksi dalam jumlah besar. Memang Pasar Induk Among Tani ini menjadi jujugan utama untuk membeli pakaian selain di sekitar alun-alun.
Nah, ada beberapa blok stan yang menarik perhatian saya. Di Pasar Induk Among Tani ini ternyata ada stan yang menjual jasa cetak banner dan sejenisnya. Bagi saya usaha ini sangat dibutuhkan dan kemungkinan laris. Pedagang makanan atau minuman yang membeli bahan di pasar akan lebih mudah untuk mencetak banner usaha mereka. Sambil berbelanja, mereka bisa mendesain banner dulu. Setelah berbelanja, mereka bisa mengambil banner tersebut. Biasanya, banner bisa ditunggu. Cukup efektif dan sangat kreatif.
Toilet belum bisa digunakan |
Di bagian lain, saya juga sudah melihat geliat stan yang menjual barang kebutuhan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, dan lain sebagainya. Namanya juga pasar tradisional pasti ada penjual barang pokok. Penjual bumbu dapur pun sudah mulai banyak dan ramai pembeli. Pun demikian penjual aneka rupa jajanan pasar yang sudah menjajakan dagangan mereka. Wisata kuliner di Pasar Induk Among Tani juga bisa menjadi salah satu alternatif bagi wisatawan. Jika mau membeli oleh-oleh, ada stan penjual keripik dan sejenisnya di sisi timur. Lengkap pokoknya.
Hanya saja, untuk penjual sayur dan buah, stan pedagang masih menggunakan stan lama di sisi barat. Bangunan tersebut memang tidak direnovasi dan masih bagus. Bagian ini juga terpisah dari bangunan utama yang baru dibangun.
Sayang, fasilitas kamar mandi belum bisa digunakan. Padahal, menjelajahi pasar sebesar itu pasti pegunjung perlu ke kamar mandi. Semoga saja, fasilitas penting ini juga segera berfungsi. Tempat sampah yang tersedia juga masih terbatas. Alhasil, ada beberapa sampah yang berserakan di bangunan baru ini.
Walau masih ada kekurangan, Pasar Induk Among Tani bisa menjadi jujugan baru jika berwisata ke Kota Batu. Selain berbelanja, kita juga turut menaikkan perekonomian masyarakat sekitar yang saat ini cukup susah akibat efek resesi global.
Mau mampir kalau ke Batu dong.
ReplyDeleteBtw, kalau dari Surabaya ke Batu naik transportasi umum, enaknya apa ya Mas?
Kalau Bus, ada nggak yang langsung, dari Purabaya ke Batu?
Atau kalau naik KA, turun di stasiun apa, terus lanjut naik apa ke Batu? :D
Pengen ngebolang bareng nak anak nih :D