Bagian kabin KA Jayabaya |
Komplain mengenai kursi kereta kelas ekonomi yang keras dan tegak menjadi catatan bagi PT KAI.
Dengan harga tiket yang semakin mahal, pelanggan kereta
merasa harga yang mereka bayar seakan tidak pantas dengan fasilitas yang
didapat. Kursi yang keras, tegak, dan harus adu dengkul dengan penumpang lain
membuat mereka kerap komplain di media sosial PT Sepur.
Banyak juga pihak yang membandingkan fasilitas kereta api
dengan bus pada rentang harga dan jarak perjalanan yang sama. Rata-rata, mereka
menganggap perjalanan menggunakan bus jauh lebih nyaman. Mulai dari kursi yang
empuk, bisa disandarkan, waktu perjalanan yang fleksibel, hingga mendapatkan
fasilitas makan dan minum.
Berbagai keluhan tersebut akhirnya dijawab oleh PT KAI
dengan meluncurkan KA kelas ekonomi New Generation. Diresmikan pada 26 September
2023 lalu, kereta api ini menggantikan kereta kelas ekonomi Kemenhub yang
selama ini telah berjalan bertahun-tahun.
Menunggu berangkat |
Sebelum peresmian, muncul beberapa spill gambar mengenai
kereta api generasi baru ini. Tampiilan kursi berwarna biru yang elegan menjadi
daya tarik tersendiri bagi masyarakat terutama pecinta kereta api. Mereka
penasaran bagaimana sih penampilan dan rasa dari generasi terbaru yang
digadang-gadang akan menggantikan kursi tegak khas kelas ekonomi.
Sebelumnya, KAI memang telah meluncurkan KA kelas ekonomi
premium yang saat itu mulai berjalan menggantikan KA kelas ekonomi dan bisnis.
KA kelas ini memang memiliki tampilan lebih baik dan futursitik. Sayang, banyak
pelanggan mengeluhkan jarak antar kursi penumpang yang terlalu sempit. Kursi
yang cukup keras juga menjadi salah satu komplain yang sering muncul. Alhasil,
kereta ini meski kini sudah banyak berjalan di berbagai rangkaian kereta api,
tetap saja belum memuaskan para pelanggan kereta api.
Nah, kehadiran KA ekonomi new generation ini tampaknya
menjadi angin segar. Banyak isu yang berkembang kereta mana yang pertama kali
mencicipi kereta api seri terbaru tersebut. Diantara berbagai rangkaian kereta,
akhirnya PT KAI memilih KA Jayabaya
relasi Malang-Jakarta Pasar Senen PP sebagai kereta pertama yang menggunakan KA
ekonomi new generation.
Beruntung sekali saya bisa mencoba naik kereta ini pada
minggu pertama pengoperasiannya untuk menuju Surabaya. Kebetulan, kereta ini
juga menjadi alternatif perjalanan menuju Surabaya jika tiket kereta api
Penataran terjual habis.
Untuk harga tiket KA Jayabaya kelas ekonomi sendiri berkisar
300an ribu rupiah tergantung hari keberangkatan. Biasanya, jika perjalanan
dilakukan saat akhir pekan atau musim liburan, maka harga tiket akan lebih
mahal. Sedangkan, untuk tiket kereta kelas ekonomi parsial dari Malang ke
Surabaya adalah 40 ribu rupiah. Harga ini lebih mahal dibandingkan saat masih
menggunakan KA Kemenhub yakni sekutar 30-35 ribu rupiah. Yah, ada harga ada
rupa.
KA Jayabaya berangkat dari Stasiun Malang pukul 12.30 WIB.
Agar dapat meihat lebih detail kereta baru ini, maka saya datang lebih awal.
Ternyata fasilitas di dalamnya memang ditingkatkan sedemkian rupa.
Tampak belakang |
Pertama, saya melihat suasana kabin kereta yang sangat apik
layaknya kabin pesawat. Kursi berwarna biru beludru membuat mata penumpang akan
merasa nyaman. Segar dan terlihat fresh. Baru masuk ke bagian dalam, suasana
sejuk dari pendingin ruangan langsung terasa. Jauh lebih dingin dibandingkan
saat masih menggunakan rangkaian KA Kemenhub.
Saya pun mencoba duduk dan menurut saya lumayan empuk. Walau
tentu tidak seempuk KA kelas eksekutif atau kelas luxury, tetapi jaub lebih baik
dibandingkan KA kelas ekonomi Kemenhub. Menurut saya juga jauh lebih baik
dibandingkan KA ekonomi premium.
Salah satu nilai plus yang menurut saya menjadi keunggulan
KA ini adalah jarak antar kursi yang sangat lega. Walau memang tidak selega
kelas eksekutif, tetapi kereta ekonomi new genenation ini tidak memiliki
legrest.
Tidak ada sandaran kaki |
Keberadaan legrest atau sandaran kaki malah kerap membuat
penumpang tak nyaman. Terlebih, legrest ini berada pada KA eksekutif jadul
seperti KA Gajayana. Bautnya sudah banyak yang aus sehingga ketika kaki
bergerak sedikit saja, maka legrest akan kembali ke posisi semula dan
menghasilkan bunyi kencang yang mengganggu penumpang lain.
Tidak adanya legrest malah membuat kaki penumpang bisa
selonjoran dengan lebih nyaman. Percayalah, selain kursi yang tidak tegak,
kenyaman kaki yang bisa selonjoran dengan mudah adalah kunci keberhasilan naik
KAJJ. Terlebih jika perjalanan menempuh waktu lebih dari 8 atau 10 jam.
Sayangnya, ada satu kekurangan kereta ini yang menurut saya
cukup membuat penumpang kecewa. Tidak semua tempat duduk mendapatkan jendela.
Saya mengategorikan penumpang kereta ini dalam tiga kategori.
Pertama, penumpang yang mendapat jendela penuh. Kedua,
penumpang yang mendapatkan jendela setengah penuh (JS). Ketiga, penumpang yang
apes tidak mendapatkan jendela atau sering disebut mendapat tembok ratapan.
Bagi penumpang kereta api yang sering mengabadikan momen perjalanannya, tentu
akan sangat kecewa jika mendapatkan kursi dengan tembok ratapan. Apa yang bisa
dilihat dari tempat duduk tanpa jendela?
Penumpang yang mendapat jendela tidak penuh |
Walau demikian, jika penumpang bisa bernegosiasi dengan
penumpang sebelahnya, maka bisa memutar kursi berlawanan dengan arah jalannya
kereta. Dengan begini, maka mereka akan mendapatkan kursi dengan jendela penuh.
Kegiatan ini akan lebih mudah jika dalam kursi yang
berdekatan merupakan satu rombongan keluarga atau teman. Aada beberapa keluarga
yang menutar kursinya agar mendapatkan jendela dan bisa bercengkrama dengan
anggkota keluarga lain meski konsekuensinya mereka berjalan mundur. Entah apakah
ada pola yang tetap atau tidak, tetapi saya bisa memberi rekomendasi untuk
memilih kursi 17D agar bisa mendapat jendela penuh.
Ada televisi di dekat pintu |
Satu hal unik lain adalah penomoran kursi yang tidak
sejajar. Biasanya, kursi dengan nomor yang sama berada bersebalahan. Semisal,
kursi 17AB akan bersebalahan dengan 17CD. Pada kereta yang saya naiki, kursi
17CD malah bersebelahan dengan kursi 18AB. Makanya, ketika ada penumpanh yang
naik beberapa diantaranya bingung karena mengira kursinya sejajar seperti pada
kereta lainnya.
Toilet masih bersih |
Diantara semua fasilitas yang ada, saya paling terkesima
dengan toiletnya. Tidak hanya bersih dan wangi, tetapi terdapat aneka
fasilitas. Mulai rak mini untuk meletakkan skincare, wastafel yang airnya
lancar, sabun, pengering tangan, dan kaca yang besar. Pokoknya jangan takit
tidak bisa tampil slay jika naik kereta ini.
Apapun itu, semoga banyak kereta kelas ekonomi lain yang
diubah menjadi KA new generation. Kabarnya, akan ada 236 kereta yang akan
diubah menjadi seperti ini. Tertarik mencoba?