Menunggu memang membosankan |
Menunggu bus di halte merupakan kegiatan yang cukup membosankan.
Ya, kegiatan ini sebenarnya paling saya hindari. Saya paling tidak suka menunggu. Tidak hanya saya, bisa jadi Anda semua juga merasakan hal yang sama. Menunggu adalah kegiatan yang sangat menjemukan dan membuat bosan. Baik menunggu si doi maupun menunggu bus.
Namun, jika kita menggunakan transportasi umum, maka kegiatan menunggu adalah kegiatan wajib yang mau tak mau kita lakukan. Namanya juga sharing kendaraan dengan orang lain, maka kita yang harus mengalah mengikuti jadwal operator kendaraan.
Nah, agar kegiatan menunggu tidak membuat bosan, maka saya memiliki beberapa kegiatan. Kalau kita bengong dan ngelamun nicaya waktu menunggu akan terasa lama. Diantara banyak kegiatan, inilah beberapa kegiatan menunggu di halte bus/feeder yang menjadi favorit saya.
Mengecek rute dan posisi bus
Sebelum naik bus atau angkutan umum lain, saya selalu mengecek rute dan posisi bus. Pengecekan rute ini saya lakukan agar saya tidak salah naik jurusan kendaraan umum. Makanya, membaca aplikasi kendaraan umum menjadi kegiatan wajib saya saat menunggu di halte.
Selain mengecek rute, saya juga mengecek posisi armada bus atau feeder. Untung saja, saat ini hampir semua bus perkotaan sudah dapat dicek posisinya. Jadi, saya tak perlu risau apakah masih ada bus yang lewat. Jika masih ada, apakah busnya masih jauh atau tidak.
Setelah mengecek posisi bus, maka saya bisa memperkirakan waktu kedatangan bus. JIka masih jauh, maka saya bisa melakukan kegiatan lain yang meninggalkan halte seperti pergi ke kamar mandi, beli minum, makan snack, dan lain sebegainya. Jika sudah dekat, maka saya pun bersiap untuk kedatangan armada tersebut.
Mengobrol dengan calon penumpang lain
Kadang, saya tidak sendirian berada di halte. Seringkali, saya bersama beberapa calon penumpang lain yang sedang menunggu bus yang sama dengan saya atau berbeda. Kadang, saya mengobrol dengan mereka sembari menunggu bus datang.
Obrolan biasanya seputar rute yang akan dliewati bus. Dari saling bertanya, kemudian berlanjut ke pembicaran lain. Contohnya adalah tujuan perjalanan, keperluan perjalanan, pekerjaan, dan lain sebagainya. Kalau sudah akrab, rasanya waktu menunggu di halte seakan tak terasa.
Kadang, dari obrolan tersebut malah berlanjut menjadi kenal. Terutama, jika penumpang yang bersama saya sering naik angkutan umum yang searah dengan saya pada waktu tertentu. Ada cece cece yang sering ke arah Citraland sering bersama saya di sebuah halte. Ketika saya beberapa hari tidak naik angkutan umum di halte itu, biasanya beliau menanyakan keberadaan saya.
Mendengarkan musik dan menonton film
Mendengarkan musik dan menonton film menjadi kegiatan wajib saat menunggu di halte bus. Saya sih suka mendengarkan musik-musik rohani atau musik mandarin saat berada di halte. Tak terasa, biasanya bus datang ketika saya asyik mendengarkan musik.
Kalau tidak mendengarkan musik, biasanya saya menonton video atau film. Video yang sering saya tonton adalah Mama Lela. Kadang saya menggunakan waktu di halte untuk menonton Mama Lela karena kalau berada di tempat lain tidak bisa saya lakukan. Menonton film atau video membuat waktu saya menunggu bus di halte tidak terasa.
Membaca buku
Kalau tidak lupa membawa buku, biasanya saya suka membaca buku. Namun, saya menghindari buku yang isinya berat. Paling novel, kumcer, atau cerita jalan-jalan. Alasannya, saya tidak bisa berkonsentrasi dengan penuh jika membaca buku berat di halte.
Suara lalu lalang kendaraan yang bising di depan halte menjadi alasannya. Makanya, saya tidak akan membaca buku seperti sejarah, politik, atau agama di halte. Bukannya refreshing nanti malah tambah pusing. Buku-buku tersebut baru saya baca di rumah atau di tempat hening lain.
Telepon
Bertelepon menjadi kegiatan yang paling saya lakukan di halte. Saya itu orangnya ingin semuanya berjalan lancar. Alhasil, saya kerap mengecek keadaan di bimbel saya saat berada di halte. Jadi, sebelum saya naik, saya bisa memastikan keadaan aman-aman saja.
Menelepon di dalam bus saat ini saya hindari karena mengganggu penumpang lain. Jika menelepon di halte, saya masih mencari tempat yang nyaman. Privasi saya juga bisa saya jaga terlebih saya sering memarahi pegawai bimbel yang bekerja di bawah standar. Yah maklum lah namanya juga kerja pasti adegan marah-marah kadang bisa terungkapkan. Makanya, saat di halte saya menelepon siapa pun agar kalau saya marah-marah tidak sampai didengar keras.
Itulah beberapa kegiatan saya saat menunggu bus di halte. Kalau Anda, kegiatan apa yang sering Anda lakukan?