Miss Danmark yang memegang 7 lisensi. - Official Miss Danmark |
Lepasnya lisensi Miss Universe dari Puteri Indonesia menyisakan cerita unik tersendiri.
Salah satu alasan dari lepasnya lisensi tersebut adalah
Puteri Indonesia adalah kontes kecantikan yang pemenangnya juga berkompetisi di
ajang internasional lainnya. Pemenang Puteri Indonesia juga berkompetisi di
ajang Miss International dan Miss Supranatonal.
Semenjak era JKN yang dimiliki oleh Anne Jakrajutatip atau
lebih akrab disapa Bunda Anna Jakatarub, kontes nasional yang menyelenggaran pemilihan
wakil Miss Universe harus terpisah dengan ajang lainnya. Tidak boleh dicampur
dengan pemilihan wakil dari negara lain.
Bunda Anne ingin nama Miss Universe benar-benar eksklusif, menjadi
nomor 1 dan tidak dicampuradukkan dengan kontes kecantikan lain. Makanya,
Puteri Indonesia harus kehilangan lisensi Miss Universe pada tahun ini. Miss Universe
Indonesia pun digelar dengan segala kontroversinya terutama saat kasus
pelecehan seksual terhadap peserta merebak.
Meski aturan ini diterapkan cukup ketat di Indonesia,
nyatanya tidak berlaku di negara lain. Ada banyak kontes pemilihan wakil Miss
Universe masih bergabung dengan wakil untuk kontes kecantikan lain. Bahkan, ada
yang memilih lebih dari 4 wakil sekaligus.
Perbedaan aturan ini tentu menimbulkan tanda tanya. Mengapa lisensi
Miss Universe yang puluhan tahun dipegang oleh Yayasan Puteri Indonesia bisa
lepas hanya karena aturan ini? Padahal, saat itu Puteri Indonesia berencana
membuat kontes yang terpisah. Lalu, mengapa Bunda Anne Jakatarub tidak mencabut
lisensi di negara lain yang mengadakan pemilihan wakil bersamaan dengan kontes
kecantikan lainnya?
Baca juga: Berapa Harga Lisensi Kontes Kecantikan?
Inilah yang menjadi tanda tanya banyak pageant lover. Mereka
mempertanyakan standar ganda aturan ini. Kalau Bunda Anne tegas dengan aturan
tersebut, seharusnya semua pemegang lisensi yang masih menyelenggarakan pemilihan
lebih dari satu wakil harusnya dicabut juga lisensinya. Tujuannya, agar tidak
timbul rumor bahwa perpindahan lisensi terjadi karena unsur belaka. Naming semua
kembali lagi pada bisnis adalah bisnis. Segalanya bisa terjadi sekehendak hati
para pelakunya.
Lantas, negara mana saja yang masih menyelenggarakan pemilihan
wakil kontes kecantikan lain selain Miss Universe?
Denmark
Miss Denmark Organization adalah organisasi yang menyelenggarakan
Miss Danmark. Kontes kecantikan ini merupakan salah satu kontes kecantikan
tertua di Eropa yang sudah eksis sejak tahun 1926. Hingga kini, Miss Denmark
Organization masih memegang lisensi Miss Universe dan teratur mengirimkan wakil
bagi negeri viking tersebut.
Baca juga: Kontes Kecantikan Mana yang Paling Prestisius?
Selain Miss Universe, Miss Denmark Organization juga
memegang lisensi 6 kontes kecantikan lain. Keenam kontes kecantikan tersebut
adalah Miss World, Miss Earth, Miss International, Miss Grand International,
Miss Supranational, dan Miss Intercontotental. Artinya, hampir semua kontes
kecantikan besar dipegang oleh organisasi ini. Mirip seperti Binibining
Pilipinas sebelum kemundurannya pada 2020.
Afrika Selatan
Miss South Africa (Miss SA) juga merupakan salah satu kontes
kecantikan nasional yang tidak hanya memegang lisensi Miss Universe. Saat ini, kontes
tersebut juga memegang lisensi Miss Supranational. Sebelumnya Miss SA juga
sempat memegang lisensi Miss World tetapi akhirnya lepas ke organisasi lainnya.
Meski juga mengirimkan wakil ke kontes kecantikan lain, Miss
SA tidak mengumumkan siapa nama kontestan yang maju ke ajang internasional pada
malam final. Mereka baru mengumumkannya beberapa hari atau bahkan beberapa
minggu setelah malam final. Jadi, pemenang Miss SA tidak otomatis menjadi wakil
Afrika Selatan ke ajang Miss Universe.
Salah satu contohnya adalah pada tahun 2020. Pemenang saat
itu, Shudufhadzo Musida malah berkompetisi di ajang Miss World. Sementara,
wakil ke ajang Miss Universe ditunjuk Natasha Joubert yang merupakan juara
ketiga Miss SA.
Natasha Joubert saat mengikuti Miss Universe. - Official Miss SA |
Pada tahun ini, Natasha Joubert ikut lagi Miss SA dan
berhasil memenangkannya. Sempat ada pengumuman dari Miss Universe bahwa ia
menjadi kontestan lagi untuk tahun ini. Namun, pengumuman itu diralat. Ia
memilih hanya bertugas di dalam negeri sehingga wakil Afrika Selatan tahun ini
adalah Bryoni Govender yang merupakan runner-up 1.
Miss France
Sama seperti Miss South Africa, Miss France juga tidak
mengumumkan wakil ke ajang Miss Universe saat malam final. Selain Miss
Universe, Miss France juga memegang lisensi Miss World. Kontes kecantikan ini
sudah lama memegang dua kontes kecantikan besar dunia karena prestisenya yang
sangat tinggi dan merupakan kontes kecantikan paling besar di Eropa untuk saat
ini.
Baca juga: Fenomena Lepasnya Lisensi Miss Universe
Keunikan Miss France lainnya adalah wakil Prancis yang sudah
pernah berkompetisi di ajang Miss Universe masih bisa berkompetisi di ajang
Miss World. Salah satu contohnya adalah pada tahun ini. Clemence Botino menjadi
wakil Prancis untuk Miss World 2023 yang rencananya akan diselenggarakan di
India. Ia sebelumnya menjadi wakil Prancis pada Miss Universe 2021.
Miss France 2018, Maëva Coucke juga melakukan crossover pada
kontes kecantikan. Ia mengikuti Miss World 2018 dan meraih posisi Top 12. Pada tahun
2019, ia kembali berkompetisi ke ajang Miss Universe dan meraih posisi Top 10.
Nah, dengan adanya beberapa negara yang tidak mengeksklusifkan Miss Universe, sebenarnya tidak masalah dong jika ada kontes kecantikan yang juga memilih wakil untuk ajang lain. Apalagi, jika menengok ke belakang, saat datang ke Pemilihan Puteri Indonesia, Miss Universe dijamu dengan luar biasa. Diberi panggung paling utama dibandingkan Miss International dan Miss Supranational. Bahkan kebaya yang dikenakan tampak paling besar.