Sebelum Pensiun dari Dunia Perkonseran

Foto yang tersisa dari theater JKT48


Saya itu termasuk orang yang tidak suka berada di keramaian – terutama konser.

Energi saya seakan hilang dan timbul gejala lain, seperti pusing, mual, dan kadang disertai dengan demam. Bukannya lebai tapi memang begitu keadaannya. Berkali-kali berada pada kondisi di suatu tempat dengan orang banyak – lebih dari dua ribuan, efek tersebut kerap saya rasakan. Makanya, saya termasuk jarang sekali menonton konser terutama konser dengan jumlah penonton sangat banyak.

Walau demikian, bukan berarti saya tidak pernah menonton konser atau tidak menikmati konser yang saya saksikan. Saya pernah beberapa kali begitu menikmati konser yang saya tonton. Bahkan, beberapa diantaranya begitu saya nikmati hingga sekarang. Lalu, konser apa yang begitu saya kenang hingga sekarang?

Konser Ultah SMA Andra and The Backbone

Konser pertama yang saya datangi sampai selesai adalah konser Andra and The Backbone. Siapa sih yang tidak suka dengan grup band yang digawangi oleh Andra – personnel Dewa 19 ini?

Nah, pada sekitar tahun 2008an, SMA saya mengundang Andra and The Backbone. Maklum, saya bersekolah di SMA yang tergoling elit. Mengundang grup band papan atas ibukota adalah suatu keniscayaan sebagai barometer gengsi sebuah sekolah. Salah satu alasan saya masuk sekolah tersebut juga karena sering mengundang band papan atas. Sebelum Andra and The Backbone, SMA saya pernah juga mengundang band Samsons yang nge-hits pada zaman itu.

Saya diizinkan oleh orang tua nonton konser sampai malam karena bersama teman yang sering main ke rumah. Kebetulan saya belum bisa naik motor sehingga saya nebeng dengannya. Yang saya ingat saat itu tiket konsernya adalah 50.000 rupiah. Harga yang cukup mahal untuk ukuran anak SMA. Namun, jika siswa sekolah tersebut akan mendapatkan potongan tetapi saya lupa berapa potongannya.

Lantaran yang datang kebanyakan teman sekolah, jadinya saya begitu menikmati konser tersebut. Saya tak mati kutu karena bisa bernanyi bersama. Sebelum sang bintang utama tampil, penonton harus menyanyikan Mars SMA dulu. Lalu ada beberapa penampilan dari siswa dan beberapa grup band lokal di Malang. Tentu, lagu Andra and The Backbone yang berjudul “Sempurna” menjadi lagu yang begitu saya ingat. Acara konser yang cukup sukses tersebut berakhir sekitar jam 11 an malam.

Konser Vidi Aldiano

Sempat vakum nonton konser karena tak punya tebengan naik motor akhirnya saya ngonser lagi pada semester 5 kuliah. Ada Paduan Suara Mahasiswa yang mengundang Vidi Aldiano. Nah, dua teman saya kebetulan ikut paduan suara tersebut. Tentu mereka berusaha untuk menjual tiket sebanyak mungkin.

Atas rasa kesetiakawanan, maka saya pun membeli tiket konser yang harganya kalau tak salah 35.000 rupiah. Harga itu cukup murah meski mendapat tempat duduk di tribun Dome kampus yang saat itu baru diresmikan. Oh ya, sebelum nonton konser ini, beberapa hari sebelumnya saya juga nonton Opera Van Java (OVJ) yang juga dalam rangka trial alias mencoba gedung Dome tersebut.

Berbeda dengan konser sebelumnya, pengamanan konser kali ini cukup strict. Penonton tidak diperbolehkan membawa minuman dan makanan dari luar. Ada banyak petugas keamanan yang berjaga. Mungkin saat itu pihak kampus juga betul-betul menjaga nama baiknya dan gedung yang baru diresmikan jadi pengamanannya cukup ketat.

Walau demikian, konser yang saya saksikan cukup meriah. Vidi Aldiano begitu memukau dengan suara vibranya menyanyikan lagu-lagu hits-nya seperti Status Palsu. Saya juga niat belajar beberapa lagu Vidi di album barunya kala itu agar tak mati gaya. Asli, saya paling males kalau mati gaya saat nonton konser. Tak tahu lirik dan bengong lihat penonton sekitar bernyanyi dan melambaikan tangan. Berasa hampa dan aneh saja.

Untung saat itu semua lagu yang dibawakan Vidi saya sudah hafal. Termasuk single Lagu Kita yang saat itu baru diluncurkan. Saya sampai belajar liriknya seminggu karena ingin ikut bernyanyi. Saat lagu tersebut dinyanyikan, sontak saya ikut nyanyi sambil melambaikan tangan.

Konser Agnes Monica

Selang sebulan semenjak Vidi menggelar konser, saya nonton lagi konser Agnes Monica. Wah, ini konser paling spektakuler yang pernah saya tonton. Saya rela merogoh kocek 100 ribu rupiah untuk nonton dari tribun. Tempatnya pun sama di Dome kampus saya.

Saking antusiasnya saya mau nonton konser, saya rela tidak jajan di kampus dan mengurangi pengeluaran yang tidak berguna semisal nongkrong. Saya pun menyiapkan diri agar tidak sakit dengan langsung pulang ketika kuliah selesai dan berdoa tidak ada ujian atau tugas berat karena konser dilaksanakan hari Rabu. Beda dengan konser Vidi yang dilaksanakan hari Sabtu.

Saya beruntung hari Kamisnya hanya ada 2 kuliah itu pun siang. Jadi, saya bisa sampai malam nonton konser. Cukup banyak teman saya yang ikutan nonton. Kami punya previlige dapat tiket dengan mudah karena lokasi konsernya di kampus saya. Oh ya, selain Agnes ada juga Tangga jadi saya betul-betul menunggu konser ini karena suka sekali dengan Tangga apalagi Nerra yang jadi personel favorit saya.

Tangga menjadi pembuka konser dengan lagu-lagunya yang saya hafal semua. Mulai dari Kesempatan Kedua, Utuh, Cinta Begini, dan Oh Teganya. Saya paling ingat karena menghayati lagu sampai-sampai ikut nyanyi dengan suara fals.

Nah, pukul sembilanan malam barulah Agnes tampil. Agnes memang total dengan banyak penari latar yang ia bawa sendiri. Dengan efek panggung yang spektakuler, ia tampil perdana dengan hits andalannya Tak Ada Logika.

Wah gila sih, saya kalau menggambarkan malah seperti ibu yu brik my heart. Agnes keluar dengan gaya andalannya tank top hitam dengan alis yang tebal. Suara kencangnya langsung dikenal begitu lampu dihidupkan. Sontak semua penonton heboh dan ikut menyanyi.

Cinta ini…Kadang kadang tak ada logika…

Jeng jeng jeng………

Waduh, rasanya saya juga ikut menari dan bernyanyi. Sampai suara fals saya abaikan karena semua penonton juga bernyanyi dengan suara falsnya. Asli antara ngakak tapi ya seneng juga. Cuma saya heran dengan Agnes meski jingkrak-jingkrak dengan koreonya tetapi suaranya masih stabil. Inilah yang membuat saya suka dengan Agnes yang begitu all out tampil memukau di depan penggemarnya.

Di akhir konser, saya langsung diajak salah satu teman yang betul-betul menggilai Agnes. Kami turun dari tribun dan merangsek ke depan panggung. Saya sempat takut kalau nanti chaos tetapi aman-aman saja ternyata. Lagu penutupnya pun tak main-main, Godai Aku Lagi. Sontak dong saya langsung merekam kondisi saat itu dan videonya masih ada di Facebook meski sangat jelek kualitasnya. Maklum ponsel nokia jadul.   

Konser Theater JKT48

Konser terakhir yang saya tonton adalah konser JKT48. Saat saya di Jakarta, saya pun langsung noat ke FX Sudirman. Padahal, saya baru saja kena jambret HP. Namun, karena sudah nawaitu ingin pensiun menjadi wota alias fans JKT48, maka saya pun rela naik Transjakarta dan MRT dari Kota Tua.

Selepas turun dari stasiun MRT Istora Senayan, saya langsung berjalan kaki ke FX Sudirman. Langsung naik ke lantai 4 tempat Theater JKT48, saya pun melihat banyak anak-anak muda yang hampir 100 persen pria bergerumbul di depan loket. Di sela anak muda, eh ada bapak-bapak berkemeja rapi dengan beberapa kakek-kakek yang ikut mengantre. Ternyata mereka juga wota dan masih niat nonton konser JKT48. Asli, keinginan saya untuk pensiun dari dunia per-wota-an gagal.

Saya beruntung karena memiliki KTP di luar DKI Jakarta. Ada peraturan bahwa KTP di luar DKI Jakarta bisa nonton tiket gratis sekali. Syaratnya menyerahkan KTP dan akan dicatat. Saya pun langsung daftar menjadi penonton dan diberi stempel beserta nomer bingo.

Sistem masuk theater JKT48 adalah dengan sistem bingo. Setengah jam sebelum konser, panitia akan mengacak nomer bingo yang ditampilkan di layar. Nah, jika nomer bingo kita dipanggil, maka kita bisa masuk dan bisa memilih tempat duduk sesuai kemauan kita.

Untung saja saya dipanggil awal. Sayang, di dalam theater tidak boleh banyak merekam tetapi aturan ini cukup bagus karena kita bisa menikmati konser. Ada beberapa lagu baru yang saya belum hafal tetapi banyak juga yang saya hafal seperti Fortune Cookies, Maafkan Summer, dan Uza. Wah gila sih vibesnya heboh sekali meski yang tampil saat itu adalah Tim KIII, bukan tim J yang merupakan tim utama.

Chant-chant alias yel-yel wota pun keras sekai terdengan di telinga saya.

Hai! · Tiger, Fire, Cyber, Fiber, Diver, Viber, Jya Jya !!! · Torah, Hii, Jinzou

Hahahahah, asli saya juga ikut meneriakkan yel-yel tersebut walau kadang telat. Saya melirik kea rah bapak-bapak dan kakek-kakek tadi yang juga bersemangat meneriakkan yel-yel. Rupanya mereka adalah para pekerja kantoran yang ingin menghibur diri dengan nonton JKT48. Keunggulan JKT48 dengan member sebanyak itu adalah bisa bergantian menyapa para penggemarnya setiap hari.

Antre masuk theater

Itulah beberapa konser yang saya lihat. Kalau saat ini, saya makin malas lihat konser karena efek ingin istirahat ketika jeda bekerja. Pun, banyaknya kasus konser yang batal dengan uang tiket tak kembali membuat saya malas. Makanya, saya akan mengecek promotor konser dulu sebelum membeli tiket apalagi harga tiket konser sekarang mahal.

Kalau ada, saya ingin menonton konser Sheila on 7, Padi, Tulus, Raisa, atau Isyana Saraswati. Dulu sempat mau nonton konser Glenn Fredly tetapi yang bersangkutan sudah meninggal. Kemarin sempat ada konser Tulus di Surabaya tetapi harga tiketnya tinggal yang mahal. Saya pikir-pikir dulu kalau mau nonton konser dengan tiket di atas 500 ribu. Senang-senang nonton konser sih tak apa tapi ya jangan sampai buat kantong cekak.

Post a Comment

Next Post Previous Post