Rela Naik Trans Jogja Rute Palbapang demi Tengkleng Ayam Jago

Trans Jogja rute Palbapang
 

Duh, kalau ngomongin Jogja rasanya tak akan jauh dari kuliner yang menggoda.

Makanya, dua hari di Jogja saya manfaatkan untuk mengunjungi kuliner yang sudah saya dambakan sebelumnya. Terutama, jika kuliner tersebut tidak ada di Malang dan Surabaya. Setelah mencari beberapa kuliner, akhirnya saya memilih Tengkleng Ayam Jago di daerah Bantul.

Tengkleng Ayam Jago ini merupakan salah satu atau mungkin satu-satunya tengkleng dari daging ayam jago di Jogja. Dulu, sebelum korona saya sempat mau ke sini ketika mengunjungi Taman Paseban. Sayang, karena saat itu saya harus mereview sate ratu yang berbahan dasar ayam, maka niat ini saya urungkan.

Masak sehari dua kali makan ayam, kan gimana gitu. Nah, ketika sudah niat untuk makan tengkleng ayam jago ini, saya tak makan banyak paginya. Kebetulan, saya pagi masih berada di Solo dan naik KRL Palur-Jogja dari Stasiun Palur. Di Solo, saya hanya makan nasi dengan sayur bening dan tempe. Masih ada space untuk perut dimasuki daging ayam.

Selepas turun dari KRL Palur-Jogja, saya segera keluar dari Stasiun Yogyakarta. Dasar saya yang terlalu semangat, saya malah keluar melalui pintu penumpang KAJJ. Padahal, saya harus keluar melalui pintu penumpang agar melalukan tap kartu. Untung saja saya belum naik Trans Jogja jadi saya kembali ke pintu keluar KRL untuk mengetap  kartu. Alhamdulillah, masih belum terkena pinalti KUE sehingga saldo saya tidak terpotong.

Saya bergegas menuju Halte Malioboro 1 yang berada di depan Hotel Inna. Di sana, saya akan naik Trans Jogja rute Malioboro-Palbapang. Rute ini merupakan rute baru setelah Trans Jogja bertukar rute dengan Teman Bus Jogja. Trans Jogja menyerahkan rute 1A dan 2A sedangkan Teman Bus Jogja menyerahkan rute 14 (rute Pakem-Bandara) dan 13 (rute Ngabean-Godean). Nah, rute 13 kemudian tidak dijalankan setiap jam hanya jam tertentu. Sebagai gantinya, Trans Jogja mengoperasikan rute Malioboro-Palbapang lewat Bantul.

Sejak pengoperasian perdana, saya belum mencoba rute ini.Jadi, ini kesempatan saya untuk mencoba rute Palbapang sekaligus kulineran di Bantul. Saya memang niat ke mana-mana naik Trans Jogja dan tidak menggunakan ojek online atau sewa motor.

Headwaynya tidak lama

Di Halte Malioboro, saya menunggu Trans Jogja rute Palbapang ini. Untungnya, headway bus ini tidak terlalu lama. Kira-kira, sekitar 15 menitan. Bahkan, ketika saya baru saja menerima tiket dari petugas halte, saya sudah melihat bus ini hampir tiba di Halte Malioboro.

Perjalanan dari Malioboro ke Bantul juga tak lama. Paling-paling sekitar 20-25 menitan. Bus melewati Terminal Ngabean, Jalan Bantul, Pasty (pasar burung), Dongkelan, Pasar Niten, Kasongan, dan Pasar Batul. Bus meneruskan perjalanan ke eks Stasiun Bantul, Tugu Adipura, dan Terminal Palbapang. Namun, saya hanya turun di Pasar Bantul karena tujuan saya memang untuk kulineran. Jika mau lanjut ke arah selatan bisa naik bus pedesaan di sini. Bus DAMRI menuju bandara YIA juga tersedia di Terminal Palbapang.

Kondektur Tras Jogja sibuk mencatat jumlah penumpang

Nah, sesampainya di Halte Pasar Bantul, saya harus menyeberang jalan dulu. Setelah itu, berjalan ke selatan tak sampai 200 meter. Jika sudah menemukan warung yang sangat ramai dengan gambar ayam jago, maka kita sudah sampai. 

Penumpang yang akan turun

Saya pun memesan satu porsi tengkleng ayam jago untuk makan di tempat. Kalau mau mengambil tempe dan tahu bacem juga bisa tinggal nanti membayar sesuai jumlahnya. Sayang, saya kehabisan temped an tahu bacem karena saat itu sedang jam makan siang. Saat pengunjung sedang banyak-banyaknya.

Pengunjung yang sangat banyak

Saya juga memesan segelas teh hangat sebagai minum. Untuk makan di sini, kita harus benar-benar sabar karena proses memasaknya cukup lama. Saya lihat review di Google map katanya bisa sejam. Waduh, saya mulai agak panik karena mulai lapar dan harus segera cabut ke pusat Kota Jogja.

Sambil menunggu, pesanan teh hangat saya datang. Ternyata, teh hangatnya menggunakan gula batu. Duh, bau harumnya semakin terasa dan saat saya seduh sungguh nikmat. Saya yakin tehnya menggunakan the cap dandang karena baunya yang khas. 

tengkleng ayam jago bantul
Nunggu pesanan dulu

Semenit dua menit makanan saya belum disajikan. Sementara, pengunjung mulai banyak berdatangan. Kebanyakan sih dari luar kota yang penasaran dengan tengkleng ayam jago ini. saya masih beruntung datang tidak berbarengan dengan mereka. Bisa-bisa, makanan saya akan disajikan jauh lebih lama.

Benar saja, hampir sejam kemudian, makanan saya tiba. Seporsi tengkleng ayam jago lengkap dengan kubis dan tomat. Untuk porsinya sebenarnya tidak terlalu banyak. cukuplah untuk makan siang. Ada sekitar 6 hingga 7 potongan daging ayam jago yang diiris dadu. Sebagian besar teksturnya cukup halus tapi ada juga yang bersatu dengan kulit.

tengkleng ayam jago bantul
Menu tengkleng ayam jago

Tak sabar rasanya menyantap potongan daging ayam jago. Ini kali ketiga saya makan daging ayam jago. Dua kali saat bude saya dulu punya ayam jago dan menyembelihnya ketika sudah malas merawat haha. Cuma bude saya dulu memasaknya dalam bentuk soto lamongan dengan kuah kental. Nah, ketika saya makan tengkleng ini rasanya beda dan enak sekali.

Gila ya itu makanan enak banget ya.

Apa yas.. seferti ini..seferti daging yang mahal yang dijual di restoran bintang lima. Saya auto nyanyi versi lain dari You break my heart break my heart. Asli, auto terngiang si ibunya yang heran dan heboh dengan lagu tersebut.

Duh, rasanya perjalanan naik Trans Jogja tidak sia-sia. Rasa manis dari kuah bercampur rasa asin dan lembut daging ayam jago. Memang untuk daging yang bercampur dengan kulit agak alot tapi tidak sealot daging ayam kampung biasa. Ditambah dengan kubis, duh rasanya kelezatan itu semakin hakiki. Lantaran tak mendapat tempe dan tahu bacem, kerupuk pun tak masalah sebagai teman.

Kembali ke Jogja

Saya segera meninggalkan tempat tersebut begitu makanan saya habis. Saya memang membiasakan ini karena saya datang sendirian dan saat itu banyak orang yang antre. Saat membayar, saya kaget karena harga totalnya hanya 22 ribu rupiah. Jadi, satu porsi tengkleng ayam jago hanya 17 ribu ditambah teh hangat 3 ribu serta kerupuk 2 ribu.

Saya pun kembali menuju Halte Trans Jogja yang berada di sebelah utara warung ini. pengunjung pun semakin banyak. Tak lama, bus Trans Jogja pun tiba dan saya pun masuk. Eh pas masuk di dalam bus memutar lagu You break my heart break my heart. Kalau ke Jogja tidak ke sini rasanya rugi.

1 Comments

  1. Berarti kalau aku mau makan di sini jangan pas lapar dan jangan pas jam ramai. Bisa emosi nanti aku nunggunya sampai satu jam. Wkwkwk.

    ReplyDelete
Next Post Previous Post