Membaca Atlas dan Menggambar Peta, Me Time Sederhana yang Membuat Bahagia

Membuka atlas peta, me time sederhana.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan orang untuk me time di rumah.

Entah membaca, menulis, memasak, berkebun, atau bahkan rebahan. Me time merupakan suatu keadaan saat kita benar-benar sendiri. Tidak bersama orang lain bahkan orang terdekat pun. Me time membuat kita merasa lebih memiliki banyak waktu untuk sendiri dan merenungi apa yang telah kita alami.

Menulis dan mendengarkan musik adalah dua kegiatan me time saya. Keduanya bisa saya lakukan secara bersamaan dan membuat saya kembali bergairah. Saya seakan mendapatkan energi baru dari dua kegiatan tersebut. Segala hal negatif dan positif dalam diri seakan bertemu jadi satu.

Me time memiliki tujuan agar kita lebih mengenal diri sendiri. Menyadari apa yang kita rasakan dan kita perbuat. Sadar sepenuhnya dengan apa yang kita lakukan saat itu. Jika biasanya kita memiliki banyak pemikiran, asumsi, dan hal-hal yang membuat penuh kepala dalam kegiatan yang kita lakukan, maka dengan me time berbagai pemikiran tersebut bisa kita kurangi.

Kita bisa lebih fokus dalam melakukan apa yang sedang kita kerjakan. Kita bisa lebih rileks dengan apa yang kita perbuat. Implikasinya, kita bisa lebih bahagia. Kita bisa lebih tahu apa yang membuat kita bahagia dengan tidak banyak memikirkan hal-hal di luar Kendali kita.

Selain menulis dan membaca, me time yang saya lakukan adalah dengan membaca atlas dan menggambar peta. Kegiatan ini sebenarnya sudah saya lakukan sejak SD dulu. Saya gemar sekali melihat peta di dalam atlas.

Dengan membaca peta, saya bisa membayangkan posisi berbagai kota dan wilayah. Saya bisa melihat dengan sederhana gambaran letak suatu tempat. Dalam otak saya, ada usaha untuk tetap fokus mencerna apa yang sedang saya lakukan. Ada usaha untuk menyadari penuh bahwa kegiatan tersebut menyenangkan.

Saya melakukannya tentu dengan atlas bukan dengan Google map. Kebetulan, saya punya beberapa atlas umum dan atlas provinsi. Untuk atlas umum ya seperti atlas kebanyakan. Nah, untuk atlas provinsi, ada gambaran lengkap mengenai pembagian wilayah kabupaten/kota yang dibagi per kecamatan. Atlas ini saya dapatkan saat mengajar dulu ketika ada beberapa buku yang akan dimasukkan gudang lalu saya minta karena sayang.

Berbeda dengan Google map, atlas ini cukup detail menggambarkan potensi tiap daerah terutama di Jawa Timur. Kebetulan saya punya 3 atlas, yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DIY. Saya bisa dengan jelas melihat batas kecamatan, jalan, dan beberapa informasi lain yang tidak ada pada Google map.

Pastinya, saya bisa lebih fokus untuk melihat atlas tersebut karena tidak terpengaruh oleh media sosial. Saya juga tidak terdistraksi dengan sumber informasi yang tidak saya butuhkan seperti kemacetan jalan atau lainnya.

Bentk wilayah yang unik jadi keasyikan tersendiri



Saya begitu menikmati ketika melihat bentuk peta suatu kota/kabupaten. Ada yang benar-benar hampir bulat seperti bola, ada yang memanjang, ada yang menjulur, dan ada yang terpisah menjadi beberapa bagian.

Salah satu peta yang cukup unik menurut saya adalah kota/kabupaten dengan eksklave atau ada daerah yang terpisah. Contohnya adalah Kabupaten Karanganyar dengan enklave Kecamatan Colomadu. Nah, saya begitu menikmati gambar peta yang menurut saya unik.

Ada juga wilayah yang saya baca di atlas menurut saya unik yang disebut dengan pen hadle atau juluran. Artinya, ada sebuah wilayah yang sebenarnya dekat dengan kota A tetapi malah masuk kota B. Entah, saya kok senang sekali melihat peta juluran seperti itu. Belum lagi wilayah garis pantai yang menurut saya cukup unik. Bagi saya, batas yang dibuat oleh Tuhan dan manusia sungguh unik. Keduanya menjadikan bentuk peta suatu kota menjadi khas.

Kalau sedang ada kertas karbon, biasanya saya juga iseng menggambar peta yang saya baca. Ya iseng saja sih tetapi dengan fokus mengikuti pola dalam peta, rasanya ini adalah kegiatan me time yang paling menyenangkan. Apalagi, jika bentuk yang sudah saya gambar mirip dengan aslinya. Rasanya bahagia sekali. Sayangnya, kegiatan ini jarang saya lakukan beberapa waktu terakhir karena sering lupa membeli kertas karbon.

Kegiatan me time selanjutnya terkait atlas ini adalah membaca jalan raya dan jalan kereta api. Saya bisa berkhayal untuk menjelajah wilayah tersebut secara utuh. Beda dengan Google map yang terkadang harus zoom in dan zoom out, gambaran secara penuh urutan jalan yang harus dilalui dari satu tempat ke tempat lainnya bisa saya dapatkan.

Saya juga bisa dengan jelas memperkirakan letak-letak suatu wilayah berdasarkan arah mata angin. Oh kecamatan ini ada di sebelah utara kecamatan ini dan seterusnya. Perbedaan luas wilayah antar kecamatan atau kota juga bisa saya dapat dengan jelas. Entah mengapa, informasi-informasi semacam itu membuat saya bahagia.

Makanya, kegiatan me time yang unik ini saya lakukan hingga sekarang. Beberapa waktu yang lalu, saya meminjam peta untuk Provinsi Bali dan Sumatra Utara dari rekan tetapi belum ketemu. Semoga saja saya bisa mendapatkannya agar lebih banyak waktu me time untuk membaca peta ini dengan leluasa.   

2 Comments

  1. Jadi ingat waktu sekolah dulu pasti ada tugas disuruh bikin peta tiap pelajaran Geografi. Wkwkwk.

    ReplyDelete
  2. Jadi ingat akun mahasiswa geografi hehehe.... Istilahnya sama....

    ReplyDelete
Next Post Previous Post