Masya Allah Tabarakallah. - sok istimewa |
Beberapa waktu belakangan, linimasa jejaring sosial media saya dihebohkan dengan seorang selebgram yang telah berbuat zalim.
Si T, selebgram tersebut diberitakan tidak membayar uang gaji
karyawannya. Tak hanya itu, ada kabar juga bahwa ia memberi makan sisa kepada
mereka. Makanan sisa review yang sudah tak layak untuk dikonsumsi. Terlebih,
ada selentingan bahwa jumlah makanan yang diberikan sangat sedikit.
Narasi yang diceritakan satu porsi makanan lebih dari 5
orang. Denfan porsi sebanyak itu, tentu mereka sangat kelaparan. Belum lagi,
beban kerja mereka yang dianggap tak wajar. Hanya istirahat sebentar dan
melakukan kegiatan di luar tugas mereka. Bahkan ada sebuah foto yang
memperlihatkan beberapa karyawannya tengah membawa barang si T dengan jumlah
yang cukup banyak.
Menanggapi berita tersebut, si T selalu memberikan klarifikasi
panjang dengan ayat suci Al-Quran. Tentu, warganet tak percaya terlebuh banyak
akun yang mengunggah kebusukannya tumbang. Apalagi, kejanggalan demi kejanggalan
terkuak dengan sendirinya yang menbuat si T semakin tersudut dan menjadi
trending topik.
Masya Allah Tabarakallah.
Itulah petikan yang kerap dilontarkan oleh pendukung T untuk menutup aib sang pujaan. Entah dari
mana mereka berasal, yang jelas keberadaan mereka semakin meneguhkan bahwa si T
berusaha semaksimal mungkin agar terlihat alim. Agar terlihat apa yang ia raih
merupakan hasil kerja kerasnya ditambah dengan kuasa dari sang Ilahi.
Sebuah penggambaran paripurna dari sebuah manusia. Kaya raya
di dunia dan terlihat alim yang digambarkan auto masuk surga. Manusia mana yang
tidak ingin seperti itu?
Masya Allah Tabarakallah.
Sepanjang saya mengikuti T, saya teringat beberapa manusia
yang juga melakukan hal yang sama. Membungkus hidupnya sebegitu naifnya
terlihat alim dan bijaksana padahal kelakukannya jauh lebih buruk daripada
iblis. Bahkan, iblis pun seakan segan untuk disandingkan dengannya karena
levelnya kalah. Iblis masih jahat dan memang jahat tidak membungkus dirinya
alim.
Kezaliman yang dilakukan bisa jadi sebenarnya adalah sifat
aslinya. Ketika mereka menemukan cara untuk menutupi kejahatannya dengan kealiman
yang mereka peragakan, tentu mereka butuh berbagai sarana. Salah satunya ya
dengan menyewa akun bayaran agar terlihat sempurna.
Bahkan, mereka tak segan menghapus komen dan nyinyiran netizen
yang menyerang mereka. Sampai ada satu orang netizen yang heran mengapa si T
bisa menghapus komen sebanyak itu. Apa dia tidak capai?
Masya Allah Tabarakallah.
Saya juga sampai heran mengapa ia bisa sebegitu yakin dengan
apa yang ia lakukan meksi salah. Meski semua kebenaran sudah terbuka satu per
satu. Meski serangan netizen sudah begitu kuatnya menghantam dirinya.
Saya pernah pula menemukan seorang yang memberi titel
dirinya ahli agama. Saya sama sekali tidak berniat menyebutnya seorang ustad
karena bagi saya dia tidak layak disebut sebagai seorang ustad. Lantaran, ada
beberapa kelakukannya yang di luar nalar galaxy.
Salah satunya adalah ia kerap bolos bekerja dan ngantor. Kebetulan,
ia satu instansi dengan ibu saya. Jadi, saya sering mendengar cerita dari ibu
saya. Ia kerap diberitakan mangkir dari tugas dan alasan mangkirnya adalah
untuk ceramah. Padahal, masih banyak pekerjaan yang ia lakukan. Tugas utamanya
pun terbengkalai dan rekan kerjanya harus menanggungnya.
Ia pun juga diduga menggelapkan uang kantor yang nilainya
tak sedikit. Salah satu kasus yang membuat saya geleng-geleng kepala adalah
kasus penggelapan mobil rental yang ia sewa. Kasus ini bermula dari dua orang
yang pria yang menemui ibu saya untuk menanyakan perihal orang tersebut.
Kebetulan memang rumahnya tak jauh dari rumah saya dan ibu
saya dikenal satu kantor dengan dirinya. Jadi, dua orang tersebut menanyai ibu
saya. Tentu ibu saya takt ahu menahu dan mengatakan pada dua orang itu bahwa
dia memang bermasalah di kantor.
Beberapa waktu kemudian, ketika ada acara halal bi halal di
kampung, eh RT sebelah malah mengundangnya sebagai penceramah. Dalam ceramahnya,
ada satu celetukan yang bagi saya tak pantas. Ia mengatakan bisa memasukkan
siapa saja ke kantornya jika memenuhi kriteria.
Masya Allah Tabarakallah.
Saya pun ngakak dalam hati. Orang ini ngibulnya mulai tak
masuk akal. Bahkan, ada tetangga saya yang sampai bertanya serius bagaimana
bisa masuk ke kantornya tanpa banyak syarat. Saya pun mulai berpikir rasional
bisa jadi itu adalah modusnya untuk melakukan tindak penipuan. Bisa saja, ia meminta
sejumlah mahar uang yang tentu akan ia tilap.
Untung saja, tak ada tetangga yang benar-benar serius ingin
memasukkan putra-putrinya ke instansi yang dimaksud. Saya juga memberi tahu
beberapa tetangga kalau ia sebenarnya memiliki sejumlah masalah di kantor dan
di beberapa tempat.
Perlahan tapi pasti, aib yang ia buat pun terbongkar. Mobil
yang ia gelapkan akhirnya harus dikenbalikan pada pemiliknya. Rumahnya dijual
untuk menutupi utangnya. Terakhir, ia dipecat dari kantornya dan sakit-sakitan.
Kabar terakhir yang saya dengar, ia meninggal dalam keadaan bukan muslim karena
mengikuti aliran kepercayaan tertentu yang tidak bisa saya sebutkan. Sebelum meninggal,
ia mencoba berobat alternatif dengan syarat mengikuti aliran tersebut.
Masya Allah Tabarakallah.
Saya jadi ingat sinetron azab di televisi yang begitu nyata.
Betapa orang yang terus membungkus kejahatannya dengan kealiman semu akhirnya
mendapatkan balasan yang setimpal. Kadang balasan tersebtu tidak langsung
didapatkannya tetapi lambat laun pasti akan terjadi. Satu hal yang pasti, jika
bertemu dengan orang semacam ini jangan sampai takut. Terlebih pada pendukung
mereka.
Mereka mungkin akan mengupayakan berbagai cara agar bisa terlihat alim. Tugas kita adalah bagaimana membuktikan kebenaran bahwa mereka sesungguhnya salah dan tidak layak sama sekali dicontoh.
Asik, ada postingan soal gosip artis juga mas hehehe... Makin bervariasi mas .... Tapi yg post soal pageant jangan dihilangkan ya mas
ReplyDelete