Penumpang harus ganti kereta di Stasiun Blitar |
Ada perubahan yang cukup signifikan dalam Grafik Perjalanan Kereta Api / Gapeka per 1 Juni 2023 nanti.
Perubahan ini dilakukan oleh PT Kai untuk memperbaharui perjalanan kereta apinya. Ada beberapa kereta api baru yang beroperasi per Juni nanti. Ada 5 perjalanan kereta api jarak jauh baru yang disediakan oleh PT KAI. Kelima perjalanan KA tersebut adalah KA Argo Merbabu, KA Argo Semeru, KA Pendalungan, KA Manahan, dan KA Banyubiru.
KA Argo Merbabu melayani rute Stasiun Gambir – Semarang Tawang PP. KA Argo Semeru melayani rute Gambir Surabaya Gubeng PP. KA Pandalungan melayani Jember-Gambir PP. KA Manahan relasi Solo-Balapan Gambir PP dan KA Banyubiru melayani Semarang Tawang-Solo Balapan PP.
Ada Jadwal yang Maju dan Mundur
Perubahan grafik perjalanan kereta api ini juga menaikkan kecepatan kereta api menjadi maksimal 140 km per jam. Dengan kecepatan ini, waktu tempuh kereta api menjadi lebih cepat. Tentu, hal ini menjadi nilai plus tersendiri bagi KAI yang saat ini bersaing dengan moda bus semenjak adanya Tol Trans Jawa.
Namun, perubahan rute ini menyebabkan perubahan pula pada pengoperasian KA Lokal. Ada beberapa KA Lokal yang harus mengalami perubahan jadwal. Ada yang bergeser maju dan ada yang bergeser mundur dari jadwal yang semula.
Ada pula KA lokal yang mengalami perubahan nama. Salah satunya adalah KRD Bojonegoro yang berganti nama menjadi KA Arjonegoro. Kereta ini biasanya berangkat dari Sidoarjo sekitar pukul 09.45. Namun, ketika berganti nama menjadi KA Arjonegoro jadwalnya dimajukan pukul 08.45 atau maju sejam lebih cepat. Perjalanan pun menjadi lebih cepat yakni kurang dari 4 jam.
Beberapa kereta api lokal lain seperti Jenggala juga mengalami perubahan jadwal. Jika kereta ini biasanya berangkat dari Sidoarjo pukul 11.20 tetapi kini diubah menjadi pukul 12.15. Jadwal tersebut pun merupakan jadwal fakultatif artinya tidak tentu berangkat setiap hari. Tentu ini menjadi masalah karena banyak warga Malang biasanya pergi ke Mojokerto naik KA Jenggala ini dengan naik KA Penataran terlebih dahulu.
Perubahan Pola Operasi KA Penataran-Dhoho
Kereta Api Lokal andalan warga Malang, KA Penataran Dhoho juga terkena imbasnya. Kereta api ini tak hanya berganti jadwal tetapi juga pola operasi. Lantaran, kini KA tersebut memulai dan mengakhiri perjalannnya di Stasiun Blitar. Sebelumnya, KA ini melakukan hal tersebut di Stasiun Surabaya Kota atau Stasiun Semut.
Perubahan pola operasi ini berdampak terhadap penumpang. Jika biasanya penumpang tujuan Tulungagung, Kediri, Kertosono, dan sekitarnya bisa langsung naik KA Penataran Dhoho, kini mereka tak bisa lagi. Para penumpang KA Penataran –Dhoho yang melakukan perjalanan dari Malang ke Tulungagung, Kediri, dan Kertosono harus turun dari kereta api yang mereka naiki dulu.
Aturan perjalanan KA Penataran Dhoho terbaru. - Sumber sahabat kereta |
Lalu, mereka harus keluar dari stasiun dan masuk ke stasiun kembali untuk check-in dengan tiket yang sama. Selanjutnya, mereka bisa naik kereta api kembali dengan nomor duduk yang sama dengan nomor duduk yang mereka miliki sebelumnya.
Penumpang tidak perlu membeli tiket lagi. Mereka hanya perlu turun dari kereta, keluar stasiun, masuk stasiun kembali, dan naik sesuai nomor kursinya. Memang kegiiatan ini akan memakan waktu sehingga penumpang harus bersusah payah untuk membawa barang bawaan turun dan naik kereta api kembali.
Kendala yang Dihadapi Penumpang
Perubahan ini banyak ditentang oleh penumpang KA
Penataran-Dhoho. Mereka akan kesusahan untuk melakukannya terlebih jika ada
yang membawa anak kecil atau lansia. Naik dan turun kereta saja sangat susah
belum lagi jika harus transit. Apalagi, seringkali petugas stasiun terlambat
memasang tangga untuk naik dan turun di stasiun. Akibatnya, penumpukan
penumpang selalu terjadi saat naik dan turun.
Penumpang yang akan turun bingung ingin segera turun sementara yang naik sudah bingung mengamankan kursinya. Meski sudah ada nomor, tetap saja ada penumpang yang duduk seenaknya dan mengambil hak penumpang lain. Petugas yang lebih sat set wat wet sangat diperlukan ketika perubahan pola operasional PT KAI.
Penumpang akan merasa kesusahan |
Sosialisasi kepada masyarakat terutama pengguna KA Penataran-Dhoho juga sangat diperlukan. Jangan sampai ketika hari-H pelaksanaan masih banyak yang bingung. Apalagi, pengumuman mengenai hal ini masih belum banyak tersedia di berbagai stasiun terutama stasiun kecil. Penumpang masih banyak yang menyangka bahwa pola operasi KA Penataran-Dhoho masih seperti biasanya.
Harapan ke depannya, agar meski ada pola operasi, PT KAI terutama commuterline yang mengurusi KA Lokal di Jawa Timur tidak mengorbankan kenyamanan penumpang. Walau mereka hanya penumpang KA lokal yang tiketnya murah, tetapi bukan berarti mereka tidak dilayani secara maksimal. Penumpang KA Lokal dan KA Panoramic juga sama-sama membayar kan?