Calo Terminal Bungurasih |
Lalu lintas mudik sudah bebas saat ini.
Tidak banyak aturan perjalanan seperti tahun sebelumnya saat pandemi masih berlangsung. Kalau pun ada, itu hanya pada perjalanan menggunakan kereta api atau pesawat terbang yang masih mempersyaratkan vaksin booster ketiga. Tak heran, moda transportasi bus dipilih karena tidak ribet dan bisa dilakukan oleh siapapun.
Nah, salah satu tempat penting perjalanan mudik menggunakan bus adalah Terminal Purabaya atau Bungurasih. Terminal Bungurasih menjadi jujugan banyak orang karena di sini terdapat hampir semua keberangkatan bus di Pulau Jawa. Bahkan, ada beberapa bus yang berangkat menuju Pulau Sumatra, Bali, dan NTB.
Tak heran, selain masa corona kemarin, Terminal Bungurasih sangat ramai dipadati oleh para penumpang yang akan mudik ke kampung halaman. Kebanyakan mereka menuju kota-kota di Jawa Timur tetapi banyak juga yang menuju Jawa Tengah.
Namun, banyak cerita tidak menyenangkan ketika para pemudik menggunakan bus di Terminal Bungurasih. Salah satunya adalah calo yang berkeliaran dan cukup memaksa. Banyak cerita miris penumpang ditipu sebelum atau saat naik bus di Terminal Bungurasih.
Walau sudah ada petugas dan imbauan agar bisa membeli tiket secara resmi, tetap saja masih banyak orang yang menjasi korban. Terutama, mereka yang jarang atau baru pertama kali datang di Terminal Bungurasih. Agar tidak terperdaya oleh calo dan bisa mudik dengan nyaman, maka ada lima tips yang bisa digunakan.
Pertama, cari informasi mengenai harga tiket bus saat lebaran.
Informasi ini bisa kita dapat di internet atau media sosial. Jika lebih valid, kita bisa menghubungi PO bus yang bersangkutan agar lebih jelas. Sebagian besar harga tiket saat mudik memang naik tetapi masih ada aturannya. Ya paling tidak lebih dari 30 persen.
Biasanya, saya bertanya kepada bus mania yang hafal rute dan tariff bus antar kota jika akan menggunakan bus. Kadang, saya juga melihat linimasa di media sosial. Salah satu akun yang bisa ditanya seputar perjalanan bus adalah akun @calo_terminal. Admin akun tersebut akan menjawab pertanyaan kita agar tidak mendapatkan zonk dari calo.
Kedua, cari informasi lajur bus di Terminal Bungurasih.
Terminal Bungurasih memiliki sekitar 26 lajur pada keberangkatan bus AKAP dan AKDP. Dari 26 lajur tersebut, ada 2 lajur yang dibiarkan kosong sebagai cadangan. Dengan mengetahui info lajur, maka kita tinggal menuju lajur tujuan kita tanpa kebingungan.
Beberapa lajur yang penting adalah sebagai berikut
Lajur 3 Patas Madura
Lajur 5 Patas Probolinggo Jember
Lajur 6 Patas Kediri Tulungagung Trenggalek
Lajur 10 Ekonomi Madura
Lajur 11 Ekonomi Madiun Ponorogo Pacitan
Lajur 18 Ekonomi Solo Jogja
Ketiga, simpan barang bawaan dan barang penting tetapi mudah dijangkau
Namanya tempat ramai, pasti ada saja copet atau orang jahat yang mau mengambil barang kita. Tentu kita tidak bisa seperti Dora The Explorer yang mengatakan sweeper jangan mencuri. Yang bisa kita lakukan adalah mengamankan barang kita.
Salah satunya adalah memakai tas punggung kecil dan meletakkannya di depan dada kita. Ponsel, dompet, dan barang yang sekiranya paling penting bisa kita letakkan di sana. jangan sampai lengah terutama saat menuju lajur bus dan berdesakan dengan penumpang lain.
Keempat, tetap fokus dan percaya diri ketika berada di Terminal Bungurasih
Calo dan orang jahat biasanya mengetahui mangsanya ketika mereka tahu bahwa ada penumpang yang kebingungan. Maka, langkah pertama yang mereka lakukan adalah menawarkan tiket dengan harga yang kadang tak masuk akal. Kalau masih tidak mau, kadang mereka mengikuti apalagi jika ada yang bertanya. Makanya, bertanya kepada petugas adalah cara yang paling aman.
Ikon Terminal Bungurasih |
Para calo akan menghentikan kegiatannya jika penumpang menolak tawaran mereka dan tidak melihat muka mereka. Dulu, awalnya saya tidak enak karena sebagian dari mereka adalah bapak-bapak yang sudah tua. Namun, mereka terus mengejar saya meski saya sudah menolak halus. Akhirnya, kini saya menggunakan cara bodo amat ketika ditawari dan langsung menuju lajur yang akan saya tuju.
Kelima, sediakan uang pas untuk tiket dan membeli barang.
Menyiapkan uang pas adalah kunci. Biasanya saya menyiapkan pecahan uang 10 ribuan pada tas ekcil agar bisa membayar tiket bus dengan mudah. Saya tak perlu menunggu uang kembalian dari kondektur bus yang berpotensi untuk lupa saya ambil.
Pun demikian jika ingin jajan, maka saya menyiapkan beberapa lembar uang 5 ribuan agar mudah untuk membeli minuma atau makanan dari pedagang asongan. Meski saya membawa sendiri, tetapi kadang masih kurang dan ingin juga melariskan dagangan mereka. Kalau membayar dengan uang pecahan di atas 10 ribu, saya takutnya mereka tidak punya uang kembalian dan akan susah. Untuk itu, saya menyediakan uang 5 ribuan seusai harga barang yang saya beli.
Dulu ada mesin pembelian minuman botol otomatis di dekat pintu keberangkatan bus. Pembayaran pun bisa menggunakan QRIS. Sayang, saat ini mesin tersebut sudah tak ada lagi dan akhirnya saya membeli di pedagang asongan. Sebenarnya saya bisa beli di Indomaret di Terminal tetapi harganya hampir sama.
Itulah beberapa tips mudik dari Terminal Bungurasih. Apapun itu, tetap waspada adalah kunci karena tahun ini kabarnya jumlah pemudik akan meningkat drastis dibandingkan tahun sebelumnya.
Kebayang kalo aku naik bis, kayaknya jadi target empuk calo 🤣, secara ga pernah naik bis kalo mudik.
ReplyDeleteBaru tahu kalo calo nya malah kebanyakan orang tua. Naaah sama, aku suka ga tegaan kalo ditawarin barang Ama yg tua begini. Tapi setelah baca tulisan mas, jadi setidaknya paham yg begini ga usah dipeduliin lah yaaa