Lokasi |
Kemarin, di beranda You Tube saya muncul ulasan mengenai sebuah bekas pondok pesantren yang diduga mengajarkan aliran sesat.
Saya mulanya tak berniat membuka video tersebut karena
memang saat menonton tepat menjelang tengah malam. Bukan takut engga bisa tidur
sih lebih takut malah keasyikan nonton akhirnya tak jadi tidur. Namun, ada satu
hal yang membuat saya membuka video tersebut.
Tak lain, saya tak asing dengan tempat itu karena hampir pernah
mendatanginya. Pondok pesantren yang dimaksud adalah Pondok Yayasan Al Maghfiroh
Cirebon. Lokasi pondok ini berada di Desa Klayan, Kecamatan Gunung Jati,
Kabupaten Cirebon.
Mengapa bagi saya tak begitu asing karena dulu saya pernah
akan bertemu teman saat jalan-jalan di Cirebon. Saya diminta mampir ke rumahnya
yang berada di sebuah perumahan baru di daerah Klayan. Kata teman saya rumahnya
tak jauh dari Stasiun Cirebon Kejaksan. Nah, saat itu teman saya mengatakan
bahwa rumahnya dekat dengan bekas pondok yang terkenal.
Saat itu saya cuma diberi tautan Google map yang saya
sanggupi pada hari terakhir kunjungan saya. Sayang, saya mengubah rencana
perjalanan. Dari 3 hari menjadi dua hari karena Om saya di Bandung sudah
meminta saya datang ke sana. Alhasil, saya tak jadi ke rumahnya.
Di saat saat melihat video tersebut, saya pun teringat
tentang teman saya. Saya pun melihat video itu saksama dan mencocokkan dengan
Google Map. Ternyata betul. Pondok tersebut tak jauh dari rumah teman saya. Keesokan
harinya ketika saya memberikan video tersebut ia pun ngakak dan mengatakan kini
sudah pindah ke Indramayu dan cerita di dalam video tersebut benar-benar
terjadi.
Cerita yang membuat bulu kuduk memang membuatnya pindah
tetapi bukan itu saja alasannya. Ia pindah karena juga ingin dekat dengan orang
tuanya. Akhirnya, rumahnya dijual sejak awal pandemi kemarin dan ia memang
kadang mengalami hal serupa dengan apa yang dituturkan warga pada video tersebut.
Lantas, bagaimana cerita pondok ini bermula?
Ternyata, pondok ini memang sempat eksis selama beberapa
tahun. Dari sebuah jurnal Kemenag yang saya baca, dulunya sebelum ada pondok,
tempat tersebut memang terkenal wingit. Jalanan masih jelek walau dekat dengan
pusat Kota Cirebon. Nah, pada suatu ketika ada seorang pria yang baru saja menimba
ilmu ke seorang guru mengadakan sebuah pengajian.
Lama-kelamaan, jumlah anggota pengajiannya semakin banyak
dan ia merasa butuh tempat yang lebih luas daripada berpindah dari satu rumah
ke rumah lain. Singkat cerita, anggota pengajian pun urun dana sehingga mereka
bisa membeli tanah di tempat tersebut.
Dana yang terkumpul rupanya belum cukup sehingga anggota
pengajian mencari dana dari para donatur. Di sinilah aktivitas pondok mulai berkembang.
Bangunan pondok pun mulai dibangun dan mulai ada kegiatan di dalam pondok.
Sayang, kegiatan tersebut dianggap warga sekitar menyimpang.
Salah satunya adalah terutupnya para penghuni pondok terhadap lingkungan
sekitar. Bahkan, ketika ada masyarakat sekitar yang mau shalat di masjid pondok,
mereka dilarang oleh penghuni pondok. Ada juga kabar bahwa pemimpin pondok mengaku
sebagai Tuhan dan Imam Mahdi. Salah satu buktinya adalah foto pemimpin pondok
yang terpasang di tengah kalimat Allah dan Muhammad. Tak hanya itu, cerita
mengenai penyimpangan aktivitas seksual di dalam pondok pun juga santer
terdengar.
Akhirnya, pada tahun 2014, warga menggrebek pondok tersebut dan
penghuninya diamankan oleh pihak kepolisian. Hingga sekarang, tak terdengar lagi
kabar para penghuni pondok. Bangunan pondok pun akhirnya terbengkalai hingga sekarang.
Uniknya, bukan cerita mengenai pondok tersebut yang menarik
perhatian saya. Melainkan, cerita pemilik rumah dan warung di depan pondok tersebut.
Bangunan tersebut menjadi satu-satunya bangunan yang berdiri di sekitar bekas
pondok. Bangunan terdekat lainnya ya perumahan bekas rumah teman saya dulu yang
bagi saya juga cukup wingit. Barulah beberapa ratus meter kemudian ada
perkampungan warga.
Pada sebuah video seorang You Tuber yang mewawancarai
pemilik rumah tersebut, banyak sekali kisah mistis yang terjadi di sana. Tak hanya
di bangunan bekas pondok saja melainkan juga di kawasan hutan dan kebun di
sekitarnya.
Mulai dari cerita penampakan wanita rambut panjang, pocong,
hingga bau haru masakan yang menyengat padahal tidak ada aktivitas memasak. Semua
cerita tersebut seakan nyata terlebih dituturkan pemilik rumah di daerah
wingit.
Namun, saya sendiri sangat takjub dengan mereka yang kerasan
tinggal di sana. Apalagi keluarga tersebut membuka warung dan menjalankan
aktivitas kebun. Dari penutruan mereka tenryata bangunan rumah mereka berdiri
lebih dulu daripada bangunan pondok.
Memang jika dinalar, mungkin kita akan merasa takut dan tak
nyaman tinggal di wilayah seperti itu. Bahkan, dulu saat awal mendirikan rumah
kata mereka listrik belum masuk. Duh, tak bisa membayangkan jika malam tiba apalagi
dengan berbagai kisah mistis yang terjadi.
Apapun itu, satu pelajaran yang bisa kita ambil adalah di
manapun tempat kita tinggal asal nyaman tak masalah. Saya juga kerap menemukan
banyak rumah yang sendirian di tengah hutan atau kebun. Bahkan, kadang ada juga
yang dekat kuburan.
Selain itu, interaksi dengan tetangg juga menjadi kunci. Sang
pemilik rumah bisa jadi betah karena interaksi dengan warga sekitarnya baik. Warung
mereka juga jadi jujugan warga lainnya ketika melintas di area hutan tersebut. Beda
halnya dengan pemilik pondok dulu yang tertutup dan misterius. Mereka pun
terusir dari sana dan kini tak jelas rimbanya meninggalkan bangunan terbengakali.
Akhirnya, semua kembali kepada diri kita bagaimana
menempatkan diri. Tinggal di daerah ramai pun jika tak bisa menempatkan diri
juga akan susah. Setelah saya melihat beberapa video eksplorasi tersebut,
muncul pemikiran semoga saja nanti ada pondok baru yang berdiri di sana. Tidak
perlu mengajarkan hal-hal aneh yang penting tempat tersebut terisi kembali
dengan aktivitas keagamaan. Kalau tidak pondok, bisa berupa pusat aktivitas penelitian
bagi kegiatan perkebunan warga. Sayang kalau tempat sebesar itu berakhir dengan
area uji nyali.
Ih kayaknya seram banget... Kalau aku disuruh tinggal di dekat-dekat sana pasti gak bakalan sanggup. Aku anaknya penakut soalnya. Wkwkwk.
ReplyDelete