Dengan hanya 2 lisensi, kini banyak opsi untuk pemenang Puteri Indonesia. - Dok. Istimewa |
Lisensi Miss Universe sudah benar-benar lepas dari Yayasan Puteri Indonesia (YPI).
Praktis, pemenang Puteri Indonesia 2023 tidak bisa dikirim ke ajang Miss Universe seperti tahun sebelumnya. Laksmi Shari De Neefe Suardana menjadi Puteri Indonesia terakhir yang dikirim di ajang tersebut. Setelah lepasnya lisensi Miss Universe, maka timbul pertanyaan. Ke ajang internasional mana pemenang Puteri Indonesia akan dikirim?
Setidaknya, ada 5 kemungkinan mengenai nasib pemenang Puteri Indonesia nanti. Diantara keempat kemungkinan ini, tentu semuanya kembali kepada keputusan YPI selaku pemegang lisensi. Meski, pihak YPI tentu mau mendengar saran dari pageant lover terkait nasib dari pemenang Puteri Indonesia ini. Meski tentu banyak diantara mereka yang masih ingin pemenang Puteri Indonesia dikirim ke ajang Miss Universe.
Lalu, apa saja kemungkinan yang bisa diberikan pada pemenang Puteri Indonesia?
Dikirim ke ajang Miss International
Kemungkina yang paling besar adalah pemenang Puteri Indonesia dikirim ke ajang Miss International. Jika merujuk pada urutan gengsi alias prestise lisensi pageant yang dipegang YPI, Miss International berada di urutan kedua. Inilah alasan runner-up 1 atau Puteri Indonesia Lingkungan otomatis akan maju membawa nama Indonesia ke ajang Miss International.
Baca juga: Yuk Intip Pemilihan Puteri Nasional Beberapa Negara
Lisensi Miss International menjadi milik YPI sejak 2007. Prestasi Indonesia di ajang ini juga cukup bagus dan pernah sekali memenangkannya. Ajang ini juga masih menjadi ajang yang cukup prestise dan masuk dalam grand slam pageant meski banyak pageant lover menganggap ajang ini semakin membosankan.
Kevin Liliana, Puteri Indonesia Lingkungan yang memenangkan gelar Miss International 2017. - Dok. Istimewa |
Jika keputusan ini diambil, maka pemegang mahkota Borobudur merah akan secara otomatis menjadi Miss International Indonesia. Tentu, pihak YPI akan menyeleksi dan memenangkan wanita yang sesuai dengan kriteria Miss International agar Indonesia kembali membawa crown.
Dikirim ke ajang Miss Supranational
Ajang selanjutnya yang dimiliki lisensinya oleh YPI adalah Miss Supranational. Ajang yang berpusat di Polandia ini juga menjadi incaran Indonesia untuk memenangkannya. Selama ini, posisi Indonesia kerap hampir mendapatkan mahkota dengan masuk 5 besar. Prestasi Indonesia paling tinggi diraih oleh Jessica Fitriana yang mendapatkan posisi runner-up 2 alias juara 3. Indonesia juga tiga kali meraih runner-up 3 atau juara 4 pada 2013, 2018, dan 2021 kemarin.
Dinda Cresheilla yang meraih posisi keempat ajang Miss Supranational. - Dok. Istimewa |
Pihak Miss Supranational juga berkomentar sedih atas lepasnya lisensi Miss Universe pada unggahan klarifikasi YPI. Meski tidak secara eksplisit, tetapi apa yang dilakukan oleh organisasi Miss Supranational ini sedikit memberi tanda bahwa mereka akan memberikan mahkota jika pemenang Puteri Indonesia dikirim ke ajang tersebut.
Baca juga: Beberapa Istilah Kontes Kecantikan yang Perlu Diketahui
Walau hubungan antara YPI dengan organisasi tersebut sempat renggang akibat ulah salah satu staf organisasi tersebut, tetapi tidak menutup kemungkinan hal ini bisa terjadi. Banyak pageant lover juga menginginkan hal ini karena Indonesia seakan tinggal selangkah lagi merebut mahkota Miss Supranational.
Dikirim ke ajang lain
Kemungkinan lain adalah pemenang Puteri Indonesia dikirim ke ajang lain. Ada beberapa ajang yang bisa menjadi ajang internasional Puteri Indonesia. Mulai dari Miss Earth, Miss Global, Miss Intercontinental, dan lain-lain. Tentu, YPI harus menambah lisensi baru bagi Puteri Indonesia.
Kemungkinan ini sangat kecil karena ajang tersebut prestisenya di bawah Miss International dan Miss Supranational. Masak pemenang utama dikirim ke ajang minor? Bisa-bisa peserta Puteri Indonesia malah tidak maksimal dalam bertanding karena mereka tidak ingin menang dan dikirim ke ajang minor.
Dikirim ke ajang yang cocok
Opsi ini bisa dilakukan dengan mencontoh beberapa pageant lain seperti Miss France dan Miss South Africa. Jadi, mereka akan memilih pemenang untuk ajang lokal mereka sendiri. Setelah itu, barulah pemegang lisensi akan memilih diantara para pemenang mana yang cocok ke suatu ajang internasional.
Semisal, Miss France yang memiliki 2 lisensi yakni Miss Universe dan Miss World. Pemenang Miss France boleh dikirim di salah satu ajang tersebut atau bahkan keduanya. Jika keduanya, maka ia akan bertanding pada tahun berikutnya. Demikian pula Miss South Africa yang memikiki 3 lisensi yakni Miss Universe, Miss Supranational, dan Miss World.
Baca juga: Benarkah Kutukan Sash DKI Jakarta 5 Itu Nyata Adanya?
Pemenang Miss SA bisa mengikuti dua ajang seperti yang dilakukan Lalewa Mswane. Mpok Lela Berhak Bahagia – begitu sapaan akrab wanita ini mengikuti 2 ajang sekaligus, yakni Miss Universe 2021 dan Miss Supranational 2022. Pada Miss Universe 2021, ia meraih posisi runner-up 2. Pada Miss Supranational 2022, ia menjadi pemenang utama.
Opsi ini tentu ada kelebihan dan kelemahannya. Pemenang akan bisa mendapatkan pengalaman lebih dan membuka peluang besar untuk menang. Kelemahannya, tentu menutup kesempatan peserta lain yang barangkai potensial untuk dikirimkan di suatu ajang.
Tidak dikirim ke mana-mana
Opsi terakhir adalah pemenang Puteri Indonesia tidak dikirim ke mana-mana. Ia akan mengemban tugas sebagai Puteri Indonesia berkeliling daerah dan bertugas demi negara. Opsi ini akan mengukuhkan peran Puteri Indonesia yang memang bertugas di dalam negeri.
Jika opsi ini diambil, maka ajang internasional hanya sebagai bonus mungkin akan terdengar santer. Walau begitu, opsi ini juga menjadi catatan tersendiri bahwa Puteri Indonesia memang banyak aktivitasnya dan bahkan lebih padat dari pemenang Miss Universe sendiri. Banyak sekali kegiatan yang dilakukan oleh Puteri Indonesia yang bekerja sama dengan pemerintah atau pihak lain.
Putu Ayu Saraswati, Puteri Indonesia Lingkungan saat menjelaskan soal mangrove di depan para pemimpin dunia pada KTT G20. Ia tidak dikirim ke ajang mana pun. - Dok. Sekretariat Presiden |
Meski tidak dikirim, bukan berarti mahkota mereka sia-sia. Salah seorang Puteri Indonesia, Putri Raemawasti bahkan sebenarnya ia lebih senang untuk bertugas menjadi Puteri Indonesia berkeliling daerah dan menjadi pembicara di kampus daripada bertanding di Miss Universe.
Ada pula Putu Ayu Saraswati (Ayusa) yag tidak jadi dikirim ke ajang Miss International malah menjadi pembicara di ajang KTT G-20 kemarin. Bahkan Ayusa tampil memukau menjelaskan mengenai hutan mangrove kepada pemimpin dunia. Beberapa diantaranya Presiden AS dan Presiden Prancis. Kesempatan ini tentu tidak dimiliki oleh pemenang ajang internasional manapun termasuk Miss Universe sendiri. Perlu diketahui, pamor Miss Universe memang cenderung turun beberapa tahun terkahir sehingga koneksi dengan pihak pemerintahan tidak sebesar dulu.
Makanya, jika pemenang Puteri Indonesia tidak dikirim ke mana-mana, YPI harus memberikan kesempatan yang jauh lebih besar pada mereka untuk bertugas. Bisa mendampingi Presiden, Menteri atau bahkan pemipin dunia yang sedang datang ke Indonesia. Tentu, hal ini juga tak kalah membanggakan bagi mereka. Apalagi, orang Indonesia yang awam pageant tahunya ya Puteri Indonesia.
Tidak hanya itu, tidak adanya lisensi Miss Universe yang harus dibayarkan juga bisa digunakan untuk mengalihkan hadiah kepada mereka yang memenangkan Puteri Indonesia. Entah kesempatan beasiswa yang besar, apartemen, atau hadiah lain yang membuat prestise Puteri Indonesia masih tinggi.
Entah bagaimana nanti nasib pemenang Puteri Indonesia yang jelas jika visi dan misi dengan Miss Universe sudah tidak sejalan memang lebih baik pemenang Puteri Indonesia tidak lagi bertanding di ajang tersebut. Terlebih, ajang tersebut yang cukup pro LGBT juga tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yang malah menciderai Puteri Indonesia sendiri.
Ohh jadi udah bener2 lepas ya mas? Tapi setelah baca penjelasan mas Ikrom, aku juga lebih setuju lepas aja, kalo emmang udah ga sevisi.
ReplyDeleteNaah bener, tugas dalam negeri toh juga banyak kan. Dan bukannya gampang. Jadi mendingan mereka fokus di situ utk ikut memajukan negara. Ga usah dipaksa kirim kemana2 kalo memang prestigenya ga bagus2 amat.
Masih agak heran sih gimana bisa YPI bisa "ditikung"sama organisasi kemaren sore sehingga bisa lepas lisensi MU, aku request kenapa bisa lepas dong mas di postingan berikutnya hehehe. Thanks
ReplyDeletedjangki