Ilustrasi. Dok Istimewa |
Jika pada tahun kemarin saya masih meraba-raba untuk mengembangkan channel You Tube saya, maka pada tahun ini saya ingin lebih serius melakukannya.
Makanya, tahun ini saya mau lebih konsisten dan niat dalam
belajar nge-YouTube. Sesuatu yang sebenarnya tidak ingin saya pelajari pada
tahun-tahun sebelumnya. Lantaran, saat itu saya masih cukup puas dan nyaman dengan
utak-atik SEO blog yang sudah saya lakukan sejak beberapa tahun yang lalu.
Keinginan saya untuk serius dalam belajar You Tube tak lain
karena saya sudah mendapatkan “SK CPNS” alias sudah menerima monetisasi dari
pihak Google. Channel You Tube saya sudah mendapatkan persetujuan untuk dapat
menampilkan iklan dan menghasilkan pendapatan dari iklan tersebut. Lantaran sudah
monet, maka saya tidak mau setengah-setengah dalam mengembangkan channel ini.
Langkah pertama tentu saya ingin memperbaiki kualitas video
yang saya unggah. Kelemahan utama pada video saya sebelumnya adalah video saya
sering goyang ketika saya berjalan. Baik dari halte, saat naik dan turun dari
bus, atau saat berjalan di suatu tempat.
Sebenarnya, saya sudah berniat untuk menggunakan chest strap
atau tongsis untuk kegiatan tersebut. Namun, saya mengurungkan niat tersebut
karena seringkali jika kita membawa barang tersebut saat masuk bus, maka akan
menimbulkan perhatian dari penumpang lain. Beberapa diantara mereka mungkin
tidak akan nyaman sehingga pengambilan video pun menjadi tidak nyaman pula.
Makanya, saya mencari cara bagaimana agar bisa melakukan
kegiatan tersebut dengan nyaman. Setelah belajar dari beberapa video yang
serupa dengan tema video saya, akhirnya saya pun bisa menemukan cara yang
efektif. Cara tersebut adalah memasukkan kamera ke dalam tas dada transparan
yang ditata sedemikian rupa agar kamera tidak goyang dan tetap menghasilkan gambar
yang bagus. Orang lain di sekitar kita juga tidak akan menganggap kita sedang
membuat vlog dan seperti menenteng tas biasa.
Selain belajar bagaimana mengambil gambar yang bagus dan
aman, tentu belajar SEO You Tube juga menjadi target saya pada tahun ini. Jika sebelumnya
saya hanya membuat video dan asal mengunggahnya saja, kini hal itu tidak saya
lakukan.
Saya akan melakukan beberapa Teknik SEO You Tube yang saya
pelajari dari berbagai sumber. Mulai buku, blog, dan tentunya video tutorial. Setiap
hari saya memperbarui pengetahuan saya mengenai SEO You Tube karena memang saya
masih sangat awam. Mungkin saya sudah lumayan dalam hal SEO blog tetapi
ternyata saya harus banyak belajar banyak SEO You Tube.
Sebenarnya, tidak ada perbedaan yang terlalu signifikan
antara SEO blog dengan SEO You Tube. Keduanya sama-sama bertujuan untuk menarik
minat orang untuk datang ke blog atau channel You Tube kita. Keduanya juga
sama-sama bermain dengan aneka kata kunci yang relevan sesuai dengan apa yang
dibutuhkan orang. Keduanya juga sama-sama mensyaratkan bagian awal untuk menarik
minat pengunjung. Keduanya juga memiliki ciri khas berupa niche tertentu agar
lebih banyak pengunjung yang datang. Keduanya pun juga membuat kita sebagai
konten kreator untuk mengasah kreativitas agar masuk dalam posisi pertama mesin
pencari.
Hanya saja, saya merasa Teknik SEO lebih kompleks. Alasannya,
jika blog hanya memiliki satu pintu utama sebagai sumber trafik selain media
sosial, maka You Tube memiliki setidaknya empat pintu. Pertama, melalui mesin
pencari You Tube, kedua melalui mesin pencari Google, ketiga melalui fitur jelajah,
dan terakhir melalui halaman rekomendasi. Nah, agar video kita bisa ditonton
oleh banyak orang, keempat pintu tersebut harus bisa dimanfaatkan
sebaik-baiknya.
Inilah yang menjadi tantangan bagi saya agar bisa berhasil
berkompetisi dengan channel You Tube lain. Makanya, setiap hari saya selalu
belajar dan belajar terutama dari video tutorial agar channel saya bisa
berkembang. Dalam jangka waktu ke depan ini, saya mungkin akan berfokus belajar
bagaimana agar video saya bisa tampil pada fitur jelajah dan halaman
rekomendasi. Lantaran, biasanya orang akan tertarik melihat video kita setelah
melihat channel video orang lain. Untuk itulah, saya juga fokus membuat thumbnail
You Tube sebaik-baiknya.
Selain itu, saya juga belajar kesalahan yang kerap dilakukan
oleh You Tuber pemula. Salah satunya adalah menonton video sendiri. Kesalahan ini
cukup sepele dan ternyata bisa berakibat serius. Video kita akan susah masuk fitur
jelajah dan tentunya akan mengurangi jumlah views-nya. Makanya, jika ingin
melihat video sendiri, maka sebaiknya menggunakan mode samaran atau menggunakan
akun lain.
Tidak hanya itu, ternyata saya juga baru paham jika terlalu sering
membagikan link video milik kita pada media sosial juga membuat channel You
Tube kita tidak berkembang. Lantaran, orang yang melihat video kita kebanyakan
hanya ingin tahu sekilas dan video kita dan langsung menutupnya. Tentu, hal ini
akan berdampak cukup serius pada channel kita yang dianggap tidak terlalu menarik
untuk ditonton. Sebenarnya, konsep ini juga mirip dengan blog yang jika
memungkinkan mengurangi jumlah trafik dari media sosial dan menitikberatkan
pada sumber mesin pencari.
Untuk itulah, tahun ini saya mau lebih giat lagi belajar
nge-You Tube. Meski dulu seakan malas, ternyata semakin dikulik semakin
menarik.