Pemilihan Puteri Indonesia yang selalu mengundang ratu dunia. - Dok Liputan 6 |
Dunia pageant Indonesia beberapa waktu belakangan dihebohkan
oleh isu yang berkembang.
Bukan soal mengapa Indonesia unplaced di ajang Miss Universe 2022 kemarin. Bukan pula soal siapa yang akan mewakili Indonesia di ajang Miss Earth. Gojang-ganjing yang terjadi adalah munculnya logo Miss Universe Indonesia pada unggahan Yayasan Puteri Indonesia.
Muncul Logo yang Menghebohkan
Logo ini muncul bersamaan dengan unggahan mengenai dukungan
Yayasan Puteri Indonesia selama 30 tahun lebih terhadap ajang Miss Universe. Pada
unggahan tersebut, tampak beberapa perwakilan Indonesia yang pernah dikirim ke
ajang bergengsi itu. Mulai Alya Rohali, Artika Sari Devi, Zivana Letisha,
Frederika Cull, hingga Ayu Maulida.
Sebenarnya, unggahan tersebut cukup wajar dan sebagai dukungan terhadap Laksmi yang saat itu akan bertanding di ajang Miss Universe. Namun, kemunculan logo Miss Universe Indonesia memberikan tanda tanya besar. Mengapa YPI memunculkan logo tersebut mengingat pada unggahan mengenai dukungan terhadap wakil Indonesia pada ajang Miss Universe sebelumnya tidak ada logo tersebut.
Logo yang menghebohkan itu. - Sumber YPI |
Dengan adanya logo tersebut, maka muncul banyak spekulasi yang berkembang mengenai nasib perwakilan Indonesia pada ajang Miss Universe. Apakah YPI akan melepas atau kehilangan lisensi Miss Universe? Apakah akan ada ajang Miss Universe Indonesia (MUI) yang terpisah dari ajang Pemilihan Puteri Indonesia tetapi masih dalam naungan YPI? Atau mungkin logo tersebut hanya sebagai simbol bahwa Miss Universe Indonesia masih di bawah naungan YPI dan wakil Indonesia adalah Puteri Indonesia yang terpilih.
Baca juga: Berapa Harga Lisensi Kontes Kecantikan Internasional?
Semua spekulasi tersebut berkembang liar diantara para pageant lover Indonesia. Banyak yang menghubungkan bahwa nasib YPI akan sama dengan Binibining Pilipinas yang kehilangan lisensi Miss Universe.
Ajang Tua yang Kehilangan Lisensi
Sedikit flashback ke belakang, pada 2019 ajang Binibininga
Pilipinas yang saat itu masih memegang 6 lisensi kontes kecantikan besar
memasang logo Miss Universe Philippines (MUP) pada gelaran tersebut. Tepat setahun
setelahnya, Binibining Pilipinas kehilangan lisensi dua ajang sekaligus, yakni
Miss Universe dan Miss Supranational. Pada tahun 2022 kemarin, ajang yang sudah
eksis selama lebih dari 50 tahun itu juga kehilangan lisensi Miss Grand
International.
Tak hanya Binibining Pilipinas, beberapa ajang besar yang sudah terkenal lama mengirim wakil pada ajang Miss Universe juga kehilangan lisensinya. Salah satunya adalah ajang Senorita Colombia. Ajang ini kehilangan lisensi Miss Universe pada 2019. Pemenang Senorita Colombia 2019, MarÃa Fernanda Aristizábal Urrea saat itu tak jadi dikirim ke ajang Miss Universe 2020 karena lisensi Miss Universe telah berpindah ke organisasi baru yakni Miss Universe Colombia.
Baca juga: Binibining Pilipinas, Ajang Tua yang Makin Sepi
Banyak sekali pihak yang menyayangkan kejadian tersebut
karena ajang Senorita Colombia sudah menelurkan wakil Kolombia yang berkelas. Beberapa
waktu belakangan bahkan Kolombia sekalu langganan masuk 5 besar. Maria juga digadnag-gadang
sebagai wakil Kolombia yang siap untuk menjemput crown.
Namun, karena lisensi sudah berpindah, maka ia tak berangkat pada dua edisi yakni 2020 dan 2021. Namanya juga rezeki dan tidak akan tertukar serta tinggal menunggu waktu, Maria ditunjuk sebagai perwakilan Kolombia pada ajang Miss Universe 2022 kemarin lantaran pemilihan nasional Miss Universe Colombia beluam diadakan. Ia harus menunggu tiga tahun untuk mewujudkan mimpi bertanding di ajang tersebut akibat perpindahan lisensi ini.
Maria Fernanda perlu waktu tiga tahun sebelum bisa tampil di Miss Universe |
Dua perpindahan lisensi pada ajang besar dan tua tersebut
seakan menjadi momok banyak pageant lover terhadap YPI. Mereka takut jika nanti
YPI melepas atau kehilangan lisensi Miss Universe, maka pamor Puteri Indonesia
akan turun. Prestise sebagai ajang kecantikan terbesar di tanah air juga akan
sirna. Apalagi, YPI selalu memiliki tradisi mengundang pemenang Miss Universe
ke Indonesia pada ajang Puteri Indonesia dengan memberikan gaun kebaya yang
ikonik. Sesuatu yang tak dilakukan oleg pageant nasional lain dan menjadi ciri
khas bangsa Indonesia.
Jika YPI kehilangan lisensi Miss Universe, tentu prestise
tersebut tak akan sama. Walau masih ada dua ajang lain yang juga mengundang pemenangnya,
yakni Miss International dan Miss Supranatioal tetap saja rasanya tidak sama. Apalagi,
masyarakat Indonesia kebanyakan hanya mengenal ajang Miss Universe dan Puteri
Indonesia. Seakan dua ajang tersebut tidak bisa dipisahkan dan sudah dikenal
lama bertahun-tahun dengan segala pro kontranya.
Akan tetapi, jika melihat pola beberapa negara yang
menyelenggarakan ajang ini sendiri, maka sepertinya YPI harus memiliki strategi.
Kini, hampir semua negara menggelar pemilihan wakil Miss Universe dengan nama
Miss Universe negara asal. Mulai Miss Universe Thailand, Miss Universe
Malaysia, Miss Universe Vietnam, dan lain sebagainya.
Hanya beberapa saja yang masih menggunakan nama lain karena pemilihan nasional yang diadakan juga memilih ajang lain. Beberapa diantaranya adalah Miss Polski (memilih wakil Polandia pada Miss Universe, Miss International, dan Miss Supranational), Liva Diva Miss India (memilih wakil India pada ajang Miss Universe dan Miss Supranational), Miss France (memilih wakil Prancis pada Miss Universe dan Miss World), serta Miss South Africa (memilih wakil Afsel pada Miss Universe dan Miss World).
Jika Puteri Indonesia Bukan Miss Universe Indonesia
Andai Miss Universe Indonesia dibuat ajang sendiri, tentu
ada kelebihan dan kekurangannya. Kekurangannya jelas ruh dari Puteri Indonesia
akan hilang. Namun, ada juga kelebihannya yakni wakil Indonesia akan lebih
fokus pada persiapan Miss Universe.
Selama ini, wakil Indonesia harus memecah konsentrasi
menjalankan tugas sebagai Puteri Indonesia dan persiapan ke Miss Universe. Mereka
harus tetap bertugas keliling daerah dan mengemban misi tugas negara sembari
mengkuti pelatihan ke ajang Miss Universe. Tentu, banyak PL yang menganggap
bahwa tugas tersebut cukup berat dan tidak bisa membuat mereka berkonsentrasi
penuh. Meski kini ada 2 orang lain yang bersama, yakni Puteri Indonesia Lingkungan
da Puteri Indonesia Pariwisata, tetap saja konsentrasi mereka akan terpecah.
Dengan pemisahan Miss Universe Indonesia dan Puteri
Indonesia diharapkan wakil Indonesia akan bisa lebih fokus dan mantap maju ke Miss
Universe. Mereka bisa lebih fokus kepada advokasi yang dijalankan dan mengasah
memampuan mereka.
Entah bagaimana nantinya yang jelas sepertinya untuk tahun
2023 ini pemenang Puteri Indonesia tetap akan menjadi Miss Universe Indonesia. Akan
tetapi, pada tahun-tahun mendatang sepertinya fenomena lepas lisensi ini bukan
tidak mungkin terjadi.
Kalau menurut Anda, apakah Miss Universe Indonesia tetap
dipilih dari Puteri Indonesia atau ada ajang terpisah?
aku tau banyak "problematika" dunia pageant ya dari Mas Ikrom. Malah nggak ngeh juga kalau logo Yayasan Putri Indonesia yang ada di "poster" miss universe menimbulkan banyak spekulasi.
ReplyDeletekalau menurut aku sendiri, perwakilan miss Universe Indonesia akan tetap dipilih dari Putri Indonesia. Agak ragu juga sih, karena beberapa tahun ke depan juga nggak bisa mengira-ngira kebijakan baru apa yang akan muncul.
Mungkin karena peserta yang lolos jadi finalis di Putri Indonesia adalah mereka-mereka yang pinter, cerdas, bertalenta, jadi kerja di "2 pageant", misalnya mengemban tugas putri indonesia dan tugas sebagai miss atau persiapan menuju panggung miss Universe dianggap mampu.
Selama ini yg aku tau ttg dunia Pageant ,yaaa putri Indonesia dan Miss universe 😄😄. Ga tau lagi yg lain mas. Itu pun kebanyakannya tau dari mas Ikrom 😅.
ReplyDeleteDan selama ini juga aku taunya, yg ikut Miss universe, biasanya pemenang dari putri indonesia kan ?
Terlalu banyak ajang putri2an kok aku mikirnya jadi kurang ekslusif yaaa. Udh bagus 2 ini ajalah 😄😅