Ilustrasi. - Dok istimewa |
Pernah tidak, kalian sudah janjian bertemu rekan tetapi yang
bersangkutan tidak datang?
Bagaimana rasanya?
Kesal? Pasti
Jengkel? Apalagi
Marah? Jangan ditanya.
Pasti perasaan kecewa dan tidak enak akan hinggap di dalam
diri kita. Bagaimana tidak, kita sudah janjian dan meluangkan waktu untuk
bertemu malah berakhir zonk. Apalagi jika yang bersangkutan beralasan tidak
hadirnya ia dalam janjian yang telah ditetapkan karena hal sepele.
Ketiduran, kelupaan, atau bahkan malah bertemu orang lain. Padahal,
kalian sudah merelakan waktu untuk mengusahakan bisa bertemu dengan orang
tersebut. Kalau sekali dua kali mungkin bisa dimaafkan. Lantas, bagaimana jika
berkali-kali?
Saya sendiri pantang untuk melanggar janji bertemu orang. Sejak
kecil, saya sudah berusaha jika ada kegiatan yang harus saya datangi, semisal
janjian dengan orang, maka saya harus datang minimal sepuluh menit sebelum
waktu yang telah ditentukan.
Kebiasaan ini ternyata berlanjut hingga dewasa. Walau saya
tahu pasti nanti akan menunggu lama karena banyak yang terlambat, tetapi saya
punya prinsip penting. Lebih baik menunggu daripada yang ditunggu.
Prinsip ini saya ambil karena jika kita dalam posisi
ditunggu, maka sebenarnya menunjukkan kita adalah orang yang tidak punya
komitmen. Orang yang tidak disipilin dan tidak tepat janji. Kalau teman sendiri
mungkin tak masalah tetapi bisa saja tidak dengan orang lain. Kita bisa dianggap
tidak bisa dipegang janjinya.
Mereka yang awalnya respect malah jadi antipati. Apalagi,
jika kebiasaan ditunggu ini seringkali dilakukan jangan harap orang akan
respect sama kita. Terlebih lagi, jika kita abai dengan janji tersebut dan
malah tidak datang. Bisa-bisa kita akan terkena blacklist.
Nah, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan agar kita bisa
memenuhi janji bertemu dengan tujuan apapun.
Pertama, catat janjian yang sudah kita buat dalam beberapa
waktu ke depan. Saya sih biasanya mencatat janjian di memo ponsel. Nanti, ada
alarm sebagai pengingat yang bisa saya setel beberapa waktu sebelumnya.
Dengan begini, saya bisa mengantisipasi jika saya mungkin
lupa dengan waktu janjian tersebut. Waktu yang krusial melupakan janjian adalah
ketika masa PAS datau masa PAT anak sekolah. Saat itu, janjian saya bertemu
orang cukup banyak.
Mulai wali murid, pengelola cabang bimbel, tutor, murid,
bahkan tukang yang mengerjakan bangunan di bimbel tempat saya bekerja. Belum lagi
janjian dengan tukang fotokopi untuk memfotokopi soal. Kadang juga janjian
dengan rekan blogger yang ingin bergabung dengan sistem JV Adsense. Pendek kata
banyak sekali janjian sampai saya sepertinya butuh manajer pribadi.
Nah, waktu krusial tersebut sering menjadi masa untuk melupakan
waktu janjian. Makanya, ketika saya akan membuat janji dengan orang lain, maka
saya akan melihat dulu apakah ada slot kosong yang sekiranya memungkinkan. Jika
ada, maka saya akan membuat janji baru. Jika tidak, maka mohon maaf saya akan
mengatur ulang tentu dengan mempertimbangan urgensi dari janjian tersebut.
Kedua, berkomunikasi dengan pembuat janji sebelum waktu
janjian. Biasanya, saya akan melakukan reminder dengan pembuat janji sehari
atau setengah hari sebelum waktu janjian tiba. Dengan begini, saya bisa memastikan
apakah janjian bisa dilaksanakan atau tidak. Jika tidak, maka saya akan mengalihkan
untuk kegiatan lain.
Masalahnya, kadang kita benar-benar lupa akan janji kita. Atau
mungkin orang yang sudah janji dengan kita lupa dengan janji kita. Makanya,
komunikasi ini perlu untuk saling mengingatkan barangkali kita lupa dengan
agenda yang sudah direncanakan.
Saya sendiri pernah hampir lupa untuk berjanji dengan teman
yang akan ikut belajat bahasa Tagalog bersama. Namanya juga janjian yang tidak
terlalu penting dan hanya untuk mengisi waktu luang. Saya sih mengiyakan saja
dan rupanya ia juga tida terlalu butuh sekali dengan janjian ini. Buat apa sih
belajar bahasa Tagalog?
Waktu pun berlalu sebulan dua bulan dari janjian tersebut. Sempat
merencanakan bertemu di suattu waktu akhirnya gagal. Salah satu alasannya sama-sama
sibuk dan tempat janjian yang tidak pas. Akhirnya, sudah setahun lebih waktu
berlalu hingga saya dan dia lupa.
Nah, pada sebuah kesempatan, saya pun teringat ketika ada
video orang Indonesia yang sedang belajar bahasa Tagalog. Otomatis, saya pun
teringat janji untuk bertemu teman saya tadi untuk belajar bahasa Tagalog. Saya
pun mengontak dia dan sempat susah untuk mencari waktu dan lokasi ketemuan.
Hingga akhirnya kami menemukan lokasi yang cocok. Tidak jauh
dari tempat saya maupun darinya. Meski hanya sebentar, tetapi ada beberapa hal
mengenai bahasa Tagalog yang bisa kami pelajari.saya kagum dengannya yang sudah
masuk level lower advance karena konsisten belajar sejak lama. Sementara saya
masih level upper intermediate.
Kadang, janjian semacam ini seringkali kita abaikan dan baru
sadar jika ada momen tertentu. Kadang, kita baru sadar jika orang yang akan
janjian dengan kita sudah meninggal. Rasanya meski tidak mengikat, ada hutang
yang belum dilunasi. Makanya, kini saya benar-benar hati-hati jika berjanji
dengan orang meski kelihatannya cuma sepele. Lebih baik berjanji yang sekiranya
bisa ditepati.
Sepakat. Mending nggak usah janjian drpd potensial untuk mangkir... Budaya jam karet aku juga makes. Toleransi paling 10-15 menit...lebih dr itu, udah..tinggal
ReplyDelete