JM Steak and Milk Malang |
Kalau berbicara mengenai kafe, sebenarnya saya tak memiliki
kafe yang terekomendasi.
Lha wonh saya jarang sekali ngafe. Entah mengapa saya jarang
sekali ngafe. Terutama untuk nugas atau mencari ide untuk tulisan. Alasannya,
seringklali saya tidak cocok dengan musik yang diputar di dalam kafe terlalu
kencang atau lagunya tidak cocok dengan saya. Makanya, saya lebih banyak
menghabiskan waktu di kamar untuk menulis atau mencari ide.
Namun, ada sebuah kafe yang menurut saya cukup bisa
dijadikan untuk menggali inspirasi. Kafe ini adalah JM Steak and Milk. Kalau
dibilang kafe sebenarnya lebih tepat dinamakan warung makan. Lantaran, menu
makan di dalamnya kebanyakan adalah menu berat.
Dari namanya saja sudah steak. Pasti menu steak adalah menu
utama. Benar, saya tertarik pertama kali datang ke sini karena ada banner besar
bertuliskan steak seharga 9 ribu rupiah saja. Sayang, saat permbukaannya, saya
sedang di Surabaya. Saya baru ingat ketika pulang ke Malang dang menjemput ibu
saya. Kebetulan, letak kafe ini berada di jalan menuju sekolah tempat ibu saya
mengajar.
Saya penasaran sih ada apa di dalam kafe ini. Rupanya tempatnya begitu luas. Ada tempat makan di dalam ruangan dan di luar. Untuk tempat makan di dalam ruangan, hanya berupa meja dan kursi yang ditata sedemikian rupa. Masing-masing meja berisi 4 sampai 6 kursi. Kalau hanya untuk makan saja, saya rasa cukup bersama teman.
Tempat duduk yang nyaman |
Nah, ruangan makan di luar ini yang menurut saya unik. Di sana, ada meja kursi yang ditata untuk banyak orang. Ada pula tempat lesehan yang bisa digunakan untuk mengerjakan tugas. Suasana di tempat lesehan cukup ramai. Tempat ini menjadi tempat favorit karena sambil lesehan, kita bisa mendengarkan musik.
Tempat lesehan |
Ada juga tempat duduk di kursi tinggi seperti di kafe-kafe pada umumnya. Tempat ini disusun memanjang dekat dengan rel kereta. Yang unik, di pagar pembatas antara kafe dengan rel kereta api, ada jadwal melintas kereta api sesuai Gapeka (Grafik Perjalanan Kereta Api) 2022. Pengelola kafe cukup lihai dalam melakukan branding terhadap kafe ini yakni kereta api yang lewat.
Spot melihat kereta api lewat. |
Saya pun langsung kepincut karena ketika ada kereta api lewat semangat saya bertambah. Saya bisa mendapatkan ide menulis, terutama mengenai transportasi. Biasanya, saya membeli makanan dan minuman untuk menggali ide di sini. Saya menyiapkan pena dan kertas untuk mulai mencari ide. Hanya mencari ide karena kalau menulis, saya masih suka melakukannya di kamar.
Spot favorit saya |
Saya juga suka dengan musik yang diputar di kafe ini. Kebanyakan musik klasik yang merdu dengan alunan instrumen musik tanpa penyanyi. Jadi, saya tidak terganggu dengan musik yang sedang diputar. Biasanya sih, kalau saya mendengar musik sambil mencari ide atau menulis, maka saya akan lebih terfokus kepada musiknya daripada berkonsentrasi mencari ide. Kalau hanya sekadar instrumen musik terutama hanya instrumen saja bukan lagu yang saya kenal, maka proses kreatif akan lebih cepat selesai.
Tempat ambil pesanan. |
Sayangnya, beberapa waktu ke belakang ini cuaca sedang tidak
mendukung. Maksud hati ingin melihat kereta api yang melintas, tetapi hujan
kerap turun. Alhasil, jika sedang syahdu duduk di dekat rel kereta api,
acapkali hujan tiba-tiba turun. Kalau sudah begini, proses kreatif akan menjadi
terhalang.
Untungnya, pihak kafe menyediakan spot melihat kereta tanpa
takut kena hujan. Ada barisan tempat duduk di lantai atas yang juga dekat
dengan rel kereta api. Pemandangan di sini malah lebih menyenangkan karena kita
bisa melihat hijaunya persawahan dan semak belukar. Ketika kereta akan datang,
dari jauh akan tampak kelihatan batang hidungnya. Saya juga senang duduk dan
makan di lantai 2 ini karena relative jauh dari keramaian. Proses kreatif pun
akan berlangsung lebih cepat dan lebih baik lagi.
Lantas, menu apa saja yang dijual di kafe ini?
Menu andalannya adalah menu steak. Ada menu steak paling murah yakni steak ayam single seharga 9 ribu rupiah. Saya sempat tak begitu percaya apakah memang benar harga steak tersebut hanya 9 ribu rupiah. Jangan-jangan ukurannya sangat mini.
Steak 9 ribuan |
Setelah saya mencoba memesan, ternyata lumayan juga. Walau
daging ayam dilumuri dengan tepung, tetapi ukurannya lumayan besar. Buncis,
wortel, dan jagungnya juga cukup banyak. Pun demikian dengan kuah steak-nya
yang melimpah. Untuk rasa, saya suka karena rasanya ringan tidak berat sehingga
tidak membuat eneg.
Menu andalan lain kafe ini adalah mie steak. Jadi, dalam satu hit plate ada mie dengan steak. Harga menu ini adalah 17 ribu rupiah. Kalau sedang benar-benar lapar, maka kita bisa mencoba menu ini. Untuk mienya sendiri adalah indomie goreng. Mulanya saya ragu apakah enak mencampurkan mie goreng yang sudah kuat bumbunya dengan kuah steak. Ternyata sama-sama enak. Beberapa pengunjung kafe ini juga kerap memesan menu ini sehingga menjadi menu andalan.
Mie Steak 17 ribuan |
Ada juga menu steak beef yang harganya mulai 15 ribuan. Kita
juga bisa memesan steak double jika masih kurang. Untuk tambahan nasi putih,
harga per porsinya adalah 4 ribu rupiah. Kalau saya sih suka makan steak tanpa
nasi karena menurut saya aneh dan sudah cukup dengan kentang di dalamnya.
Ada juga menu ayam geprek dengan berbagai level. Mulai level yang tidak pedas sampai yang paling pedas. Saya malah suka menu fire chicken jumbo. Menu ini merupakan menu ayam goreng dengan sambal pedas manis yang ditaburi wijen. Saya suka ayamnya besar cukup lega untuk dibuat makan. Pedas manisnya juga pas dan tidak membuat saya kepedasan.
Fire chicken jumbo |
Untuk menu nasi sendiri, selain fire chicken jumbo, juga ada sunny side up berupa nasi dengan telur mata sapi. Favorit saya yang lain adalah beef sausage berupa nasi dan sosis sapi dengan kuah steak yang banyak. Makan satu porsi beef sausage ba gi saya cukup mantap. Kalau ingin menambah toping juga bisa dengan tambahan 4 ribu hingga 7 ribu rupiah saja.
Beef sausage. |
Kafe ini juga menjual aneka snack mulai kentang goreng, roti
bakar, pisang bakar, dan jamur krispi. Ada juga es krim dan buah segar sebagai
camilan. Kalau minumnya sih standar dengan kafe lain dengan variasi kopi dan teh.
Menurut saya yang paling enak adalah hazelnut coffe karena saya suka varian rasa
ini.
Kafe ini selalu ramai karena letaknya di kabupaten. Banyak warga
kabupaten memanfaatkan kafe ini untuk bersantai dan tak perlu ke kota. Letaknya
yang strategis dekat dengan jalan raya penghubung Malang Blitar juga jadi jujugan
banyak warga yang melintas.