Cindy May Mc Guire. - Dok. istimewa |
Perhelatan Miss International 2022 telah usai akhir November kemarin.
Peserta asal Jerman, Jasmine Selberg menjadi kampium. Ia menyisihkan
65 finalis lain yang berkompetisi di Tokyo, Jepang. Kemenangan Jasmine tersebut
merupakan kemenangan ketiga bagi negeri Bavaria itu setelah pernah memenangkan
ajang ini pada tahun 1965 dan 1989. Kemenangan wakil Jerman juga menjadi
kemenangan kedua wakil Eropa pada ajang grand slam tahun ini setelah Polandia
memenangkan ajang Miss World pada Maret kemarin.
Indonesia Gagal Masuk 15 Besar Miss International
Di balik kesuksesan Jerman menjadi pemenang, ajang Miss
International 2022 ternyata menyimpan kepahitan bagi wakil Indonesia. Setelah terus
masuk dalam jajaran semifinalis sejak 2016, Indonesia harus puas gagal masuk
babak 15 besar ajang yang pernah dimenangkan Indonesia tersebut.
Wakil Indonesia, Cindy May Mc Guire harus puas finis sebagai
peserta saja karena namanya tak dipanggil menjadi jajaran peserta yang masuk 15
besar. Tahun ini, untuk kali pertama wakil dari negara Asia tidak banyak yang
masuk babak 15 besar. Satu-satunya wakil Asia yang masuk babak 15 adalah Hannah
Arnold asal Filipina. Selain itu, peserta yang masuk babak 15 besar didominasi
oleh wakil dari Eropa dan Amerika Latin.
Baca juga: Trio Camelia, Nama Baru Pemenang Puteri Indonesia 2022
Kegagalan Cindy memang menyesakkan sekaligus mengejutkan. Lantaran,
Cindy digadang-gadang mampu meraih mahkota kedua atau minimal masuk semifinalis.
Tidak hanya itu, perhelatan Miss International yang sempat tertunda dua tahun
akibat pandemi juga sangat ditunggu oleh pageant lover Indonesia. Mundurnya wakil
Indonesia yang seharusnya tampil di ajang ini, Putu Ayu Saraswati (Ayusa) juga
membuat banyak pihak yang ingin Cindy juga bisa bersinar seperti Ayusa.
Namun, apa dikata. Dewi fortuna belum berpihak kepada
Indonesia. Jangankan menang masuk 15 besar saja tidak. Alhasil, suka atau
tidak, ada banyak kekecewaan atas hasil Indonesia pada ajang Miss International
ini.
Banyak oknum yang menyatakan bahwa Cindy tidak siap tampil. Ia
dianggap 5L (lemah, letih, lesu, lunglai, dan lemas) kala berkompetisi. Banyak dari
mereka yang sudah punya feeling kuat bahwa Cindy akan unplaced. Salah satunya
adalah saat Cindy berfoto bersama kontestan lain yang tampak tidak bergairah. Padahal,
kontestan lain tampak sangat menikmati kegiatan karantina yang berlangsung
selama 2 minggu tersebut.
Baca juga: Mengapa Indonesia Tak Jua Meraih Posisi di Ajang Miss Earth?
Cindy dianggap juga memiliki beban yang besar karena
menggantikan Ayusa yang tak bisa tampil akibat keputusannya mengejar karir
sebagai dokter. Ia dianggap tidak menikmati kompetisi dan tidak bisa lepas
sehingga terkesan terbebani.
Tak sedikit PL yang membandingkan Cindy dengan Ayusa. Banyak
yang mengaindaikan jika Ayusa tetap tampil maka Indonesia pasti berhasil masuk
15 besar atau bahkan menang. Namun, tak lama setelah Cindy gagal masuk 15
besar, Ayusa malah mengunggah foto Cindy di akun Instagramnya dan mengucapkan terima
kasih atas perjuangan yang telah dilakukan oleh Cindy. Ayusa juga memberi
semangat kepada Cindy untuk tetap melanjutkan tugas sebagai Puteri Indonesia
Lingkungan 2022.
Meski banyak yang menghujat Cindy tetapi tak sedikit juga
yang mendukung. Mereka mengatakan bahwa memang masih belum rezeki Cindy dan
Indonesia. Barangkali karena Indonesia sudah sering masuk peringkat atas,
sesekali tidak menang. Ada juga yang mengatakan bahwa sebenarnya Miss International
sudah menargetkan Ayusa untuk menang tetapi karena diganti Cindy akhirnya
mereka kecewa. Jadi, sebagus apapun Cindy tidak akan masuk babak 15 besar.
Tahayul Sash DKI Jakarta 5
Nah, di balik segala pro kontra mengenai gagalnya Indonesia
masuk babak 15 besar Miss International 2022, ada sebuah tahayul mengenai
kutukan sash DKI Jakarta 5. Kepercayaan ini kembali muncul ketika wakil
Indonesia yang maju ke ajang internasional yang gagal juga menggunakan sash DKI
Jakarta 5.
Baca juga: Mengenang Gelar Puteri Indonesia Perdamaian
Perlu diketahui, saat mengikuti ajang Puteri Indonesia,
Cindy menggunakan sash DKI Jakarta 5. Ia terpilih menjadi peserta Puteri
Indonesia 2022 dari audisi tingkat pusat yang diadakan di Graha Mustika Ratu. Cindy berhasil mendapat sash DKI Jakarta 5
setelah menyisihkan 4 finalis lain. Saat itu, ada 10 peserta yang memperebutkan
6 sash DKI Jakarta. Perlu diketahui, sash DKI Jakarta memang banyak karena
bertujuan mengakomodasi calon peserta yang tidak bisa mewakili sash daerah.
Kegagalan Cindy yang saat PPI 2022 menggunakan sasah DKI
Jakarta 5 seakan mengulang kegagalan Bunga Jelitha Ibrani yang juga gagal pada
ajang Miss Universe 2017. Saat menang Puteri Indonesia 2022, Bunga juga
menggunakan sash DKI Jakarta 5. Bahkan, saat itu sempat terjadi insiden salah
sebut pemenang Puteri Indonesia yang menjadi kontroversi.
Bunga Jelitha yang menggunakan sash DKI Jakarta 5 memenangkan Puteri Indonesia 2017. - Dok. Kompas |
Kini, sash DKI Jakarta 5 kembali membuat cerita dengan
gagalnya wakil Indonesia yang maju ke ajang internasional. Setelah kegagalan
Cindy, ada permintaan kepada YPI untuk tidak kembali memenangkan peserta sash
DKI Jakarta 5 sehingga dikahwatirkan akan gagal saat bertanding di ajang
internasional.
Wacana Penghapusan Sash DKI Jakarta 5
Permintaan ini cukup berlebihan karena bisa saja ada wakil
potensial yang kebetulan memakai sash DKI Jakarta 5 pada ajang Puteri Indonesia
selanjutnya. Namun, ada juga yang mengatakan agar sash DKI Jakarta 5 dihapus
saja dan diganti dengan sash lain. Semisal, DKI Jakarta A, DKI Jakarta B, dst. Penghapusan
ini juga betujuan memutus rantai kutukan yang disebabkan oleh peserta asal DKI
Jakarta 5.
Namun, apakah kutukan tersebut benar adanya?
Jawabannya adalah tidak. Satu dasawarsa sebelum Bunga
memenangkan Puteri Indonesia, ada wakil DKI Jakarta 5 yang maju ke ajang
internasional dan berhasil masuk ke babak semifinal. Ia adalah Rahma Landy yang
sering dikenal sebagai presenter ternama tanah air. Rahma saat itu berhasil
meraih runner-up 2 Puteri Indonesia 2006. Saat itu, juara ketiga Puteri
Indonesia dikirim ke ajang Miss International 2007.
Rahma juga menjadi peserta Indonesia pertama kali yang
mengikuti ajang ini setelah sempat vakum selama puluhan tahun. Keikutsertaan Rahma
Landy berbuah manis. Ia masuk babak 15 besar padahal Indonesia lama sekali vakum.
Jadi, masih ada wakil dari DKI Jakarta 5 yang berhasil masuk jajaran semifinal
pada ajang internasional. Kutukan sash DKI Jakarta 5 seakan berlebihan dan akan
menjadi beban bagi peserta selanjutnya. Anggap saja Cindy masih belum rezeki
dan bukan pada kontes kecantikan rezekinya.
Publik pasti tahu nama Dokter Reisa yang dikenal luas
sebagai dokter sekligus artis. Ia dulu juga gagal masuk babak semifinal Miss
International 2011. Dulu, ia juga sering dihujat akibat tidak bisa menari luwes
saat malam bakat. Padahal, dari cerita dokter rei, persiapannya sangat mepet. Ia
bisa tampil semaksimal mungkin saja sudah luar biasa. Makanya, jangan jadikan
kegagalan di suatu ajang sebagai akhir perjalanan seseorang. Bisa jadi, ia akan
bersinar di bidang lain.
Jadi, masihkah percaya pada kutukan sash DKI Jakarta 5?