Banner aqua rasa. - dokpri |
Jujur, saya punya kisah paling tidak menyenangkan dengan aqua rasa.
Minuman ini kini sudah punah dan digantikan dengan merk
terbaru, Mizone. Walau sudah punah, suka atau tidak suka, minuman ini pernah
menjadi pengisi hidup remaja yang menghabiskan masa sekolah pada pertengahan
tahun 2000an.
Kala itu, Aqua Rasa menjadi salah satu minuman wajib yang
dibawa pada saat Masa Orientasi Sekolah (MOS). Sebagian besar sekolah yang
melakukan MOS pasti akan mewajibkan siswa baru untuk membawa minuman tersebut. Maklum,
dulu media sosial belum seperti sekarang sehingga tidak ada kisah yang viral
akibat perploncoan saat MOS. Mau tak mau, suka tak suka, minuman ini harus
dicari dan dibawa.
Kadang, panitia MOS memberikan kode tertentu agar para
peserta MOS membawa minuman tersebut. Mulai dari akua kuning, akua lampu lalu
lintas, dan sebagainya. Pokonya harus membawa aqua rasa. Tidak boleh salah. Titik.
Masalahnya, keberadaan Aqua rasa pada saat itu sudah mulai
di ambang kepunahan. Jumlahnya di pasaran mulai menyusut bahkan kosong di
banyak toko. Bahkan, saya pernah datang ke toko besar yang khusus menjual aneka
minuman dengan harga grosir, keberadaan produk ini pun nihil. Saat itu, dengan
wajah yang kalut bak dikejar serigala, saya menanyakan kepada pemilik toko
kira-kira mengapa kok produk ini tak lagi beredar di pasaran.
Menurut penuturan sang pemilik toko, produk tersebut sudah
dijadwalkan tak lagi beroperasi dan digantikan dengan Mizone. Minuman baru yang
mirip dengan akua rasa tetapi dengan pengemasan yang berbeda. Kala itu, kalau
tak salah ekspansi minuman elektrolit seperti Pocari Sweet mulai marak. Agar tak
kalah, Aqua pun akhirnya meluncurkan Mizone sebagai pengganti Aqua Rasa.
Dengan langkah lunglai, saya pun gagal mencari produk ini. Meski
begitu, saya punya teman yang cerdik cendekia agar bisa lolos dari hukuman saat
MOS. Apalagi kalau bukan mengecat tutup botol Aqua biasa dengan warna sesuai
Aqua Rasa. Tanpa pikir panjang, saya pun mulai mengubah tutup botol aqua biasa
yang saya beli dengan warna sesuai yang diminta. Syukurlah saat itu saya lolos
dari pemeriksaan senior yang killer dan mengulangi kegiatan ini pada keesokan
harinya.
Setelah kejadian itu, saya terus berpikir mengapa Aqua Rasa
bisa hilang dari peredaran? Apakah memang tidak enak?
Jujur, saya awalnya cukup aneh melihat air putih tetapi ada
rasanya. Saya jadi teringat oralit yang saya minum saat diare. Beberapa orang
mengatakan bahwa aqua rasa tak ubahnya seperti oralit. Maklum, saat itu minuman
semacam itu sangat terbatas jenisnya.
Iklan aqua rasa pun bagi saya juga cukup apik. Kalau tak
salah, ada beberapa orang yang akan mengeluarkan suara hentakan nyanyian begitu
tutup botol aqua rasa dibuka. Iklan ini menarik ditambah dengan adanya animasi buah
strawberry dan jeruk sebagai dua rasa aqua ini. Terlihat unik, fresh, dan
berisi pesan bahwa ada rasa buah di dalam air mineral aqua.
Saya masih belum percaya jika produk ini akhirnya tak lagi
beredar di pasaran dan menjadi salah satu kegagalan terbesar aqua diantara
sekian keberhasilan yang ditorehkan. Padahal, saat itu aqua bisa dikatakan
merajai pasar air mineral dan menjadi salah satu brand kuat produk ini. Bicara air
mineral ya aqua. Seakan mustahil dengan nama besar aqua, mereka akhirnya gagal
melakukan diversifikasi usaha.
Dari sebuah video yang beredar, ada beberapa catatan
mengenai kegagalan produk ini.
Pertama, mispersepsi konsumen terhadap produk baru mereka.
Konsumen
sudah mengenal baik aqua sebagai produk air mineral. Nah ketika mereka membeli
aqua rasa, ternyata mereka mendapatkan rasa buah di dalam air mineral. Bagi Sebagian
orang yang sedang haus, tentu hal ini tidak menyenangkan.
Semisal, ada orang yang baru turun dari bus dan mencoba aqua
rasa untuk dibeli. Lantaran sudah sangat haus, ia ingin merasakan kesegaran air
mineral di dalam aqua rasa. Nah ternyata, rasa buah di dalamnya malah membuat
rasa haus yang dialaminya semakin kuat.
Fenomena ini pernah saya alami sendiri saat ada acara
sekolah yakni kemah sabtu minggu. Saya yang kehausan mencoba membeli aqua rasa
di toko sebelah bumi perkemahan. Ketika saya meneguk beberapa saat, lho kok
malah tambah haus?
Sejak saat itu, saya tidak lagi membeli aqua rasa jika tidak
diminta untuk MOS. Padahal, harga aqua rasa saat itu cukup mahal sekitar 3.500
rupiah. Pada zaman itu, harga segitu sudah cukup mahal dibandingkan air mineral
biasa yang hanya 2 ribuan.
Jadi, konsumen akan kecewa karena mengira mereka mendapatkan
kesegaran yang sama saat membeli aqua rasa. Banyak konsumen yang sudah pernah
membeli aqua rasa memutuskan tidak lagi membelinya. Bahkan, ada juga mereka
yang sudah pernah membeli bercerita kepada orang di sekitarnya agar tidak
membeli produk tersebut seperti yang teman-teman saya lakukan.
Kedua, kegagalan aqua rasa disebabkan oleh kesalahan komunikasi antara penjual dan pembeli.
Banyak pembeli yang meminta aqua biasa
malah diberi aqua rasa. Ini biasa terjadi pada penjual yang ingin segera
menghabiskan stok mereka.
Pembeli yang tidak tahu akan merasa tertipu karena mereka
tidak mendapatkan apa yang mereka harapkan. Kejadian seperti ini kerap terjadi
di terminal, stasiun, dan tempat umum lain ketika konsumen tidak punya banyak
pilihan.
Pada masa itu, ekspansi jaringan minimarket tidak sebesar sekarang.
Kalau sekarang, orang akan memiliki banyak waktu yang pilihan untuk memilih
minuman mana yang cocok. Saat itu, biasanya apa yang terlihat di depan mata,
harganya terjangkau, baru, seringkali dipilih.
Tak hanya itu, penympanan produk ini yang tidak semestinya
juga membuat rasa produk berubah. Bukan disimpan di lemari pendingin, produk
ini kerap dijemur di bawah terik matahari atau dibawa oleh pedagang asongan
berkeliling. Saya masih ingat pedagang asongan zaman itu belum banyak yang
membawa minuman yang mereka jual di dalam termos berisi es batu. Akhirnya,
ketika diminum, rasa dari aqua splash of fruit ini menjadi aneh.
Terakhir, adanya rasa di dalam air mineral yang bening membuat banyak orang kala itu berpikir ada zat tidak baik bagi tubuh.
Ibu teman
saya pernah memarahi teman saya karena saat kerja kelompok ia membawa aqua
rasa. Beliau mengatakan lebih baik membeli minuman soda daripada aqua rasa
karena ia takut ada zat berbahaya di dalamnya. Maklum, saat itu hoax yang
berkembang cukup ampuh dan tak ada kemampuan untuk mencari informasi dengan
lebih baik.
Akhirnya. Aqua rasa kini tinggal kenangan. Keberadaannya hanya
menjadi kisah sejarah anak-anak remaja yang pernah stress untuk mencarinya. Lalu,
saya penasaran. Mengapa Aqua berani mengeluarkan produk tersebut tanpa riset
lebih lanjut?
Dulu zaman sekolah pernah beli aqua rasa sepertinya, kemasarannya unik bening tp ada rasanya. tp niat suci ini yg pengen keliatan unik malah yg jadi blunder ya ...
ReplyDeletedjangki