Riche Heritage Hotel Malang |
Sejak dewasa, saya sudah mulai berusaha mewujudkan mimpi besar saya.
Salah satu mimpi yang akhirnya kesampaian adalah menginap di sebuah hotel dekat rumah. Hotel tersebut adalah Riche Heritage Hotel. Hotel ini menjadi salah satu hotel impian saya untuk menginap sejak kecil. Dulu, saya pernah bermimpi untuk bisa menginap di 3 hotel yang ada di dekat rumah saya. pertama adalah Hotel Pelangi. Kedua adalah Hotel Kartika Graha (yang sekarang menjadi Tychi Hotel. Ketiga adalah Riche Heritage Hotel ini.
Entah apa alasan saya begitu ingin menginap di hotel tersebut yang jelas ketika lewat dan melihat bule-bule menginap di sana, rasanya kok jadi kepingin. Akhirnya, beberapa waktu yang lalu saya akhirnya berhasil mewujudkan mimpi saya ini setelah melihat ada promo di sebuah aplikasi penginapan.
Lokasi Riche Heritage di Pusat Kota Malang
Lokasi Riche Heritage Hotel ini tepat berada di sebelah barat daya Alun-Alun Kota Malang. Tepatnya, berada di ujung Jalan Basuki Rahmad yang sekarang terkenal dengan kawasan Kayu Tangan Heritage ini. Riche Heritage berada di sebelah selatan dari GPIB Immanuel atau yang sering disebut Gereja Protestan Alun-Alun.
Riche Heritage Hotel juga tepat berada di sebelah utara Gramedia Malang dan tepat di seberang Sarinah Mall. Di dekat hotel ini juga terdapat dua restoran cepat saji yang terkenal. Apalagi kalau bukan KFC dan Mekdi. Jadi, tidak perlu takut kelaparan jika menginap di sini karena dua restoran tersebut buka 24 jam.
Baca juga: Penginapan Murah 88 Ribu di Malang
Lorong Riche Heritage Hotel Malang |
Dua blok dari Riche Heritage Hotel juga ada Toko Oen yang menjual es krim dan berbagai makanan jadul. Toko ini juga menjadi jujugan wisatawan yang datang ke Malang karena sudah ada sejak zaman colonial Belanda. Bentuk bangunannya juga masih dirawat sebagaimana aslinya. Intinya, lokasi Riche Heritage ini benar-benar strategis.
Dapat Kamar Murah di Aplikasi
Saya mendapatkan promo di aplikasi Booking.com sehingga hanya perlu membayar kamar twin bed seharga 170 ribu saja. Mulanya, saya mau pesan kamar yang single bed tetapi karena ada rencana teman yang menginap akhirnya saya pesan kamar twin bed. Eh ternyata teman saya tidak jadi datang. Tau gitu kan saya pesan yang single bed saja biar lebih lega.
Kamar twin bed |
Untuk harga kamar sendiri jika memesan tanpa melalui aplikasi biasanya harganya 250 ribu. Ada beberapa kelas kamar yang paling mahal sekitar 400 ribu per malam. Lantaran saya mendapatkan promo, maka saya mendapatkan kamar di bagian belakang.
Dapat kamar di lorong belakang. |
Lokasi kamar saya benar-benar di bagian belakang hotel. Agak seram juga ketika saya ditunjukkan oleh bellboy dari arah resepsionis. Saya harus lewat lorong gelap dan juga beberapa koridor dengan hamparan tanaman anggur yang tumbuh subur. Saat berada di lorong depan kamar saya, suasana cukup sepi karena saya adalah satu-satunya tamu di bagain tersebut. Kebanyakan tamu menginap di bagian depan atau samping yang terhubung dengan kafe dan restoran. Namanya juga promo kan?
Fasilitas dalam kamar |
Ketika membuka kamar, suasana ngeri pun hilang lantaran kamarnya cukup terang dan bersih. Makanya, setelah masuk saya pun memutuskan untuk membeli makanan yang banyak dan kebutuhan lain agar tidak perlu keluar kamar lagi. Bukan apa-apa, bangunan ini juga sudah ada sejak zaman kolonial dengan suasana lantai yang masih jadul.
Baca juga: Menginap di Omah Dieng Malang
Fasilitas Kamar yang Cukup Baik
Meski tidak terlalu mewah, bagi saya kamar seharga 170 ribu rupiah tersebut sudah cukup nyaman. ACnya dingin dan sangat terasa ketika malam hari. Maklum, suhu udara di Malang kan memang dingin. Kasurnya juga empuk meski saya tak bisa tidur karena entah kenapa saya terjaga malam itu.
Wifi di sana juga lumayan kencang. Saya bisa mengunggah video You Tube dengan durasi sekitar 20 menit. Kencang juga ya dan ternyata ketika saya lihat routernya di depan kamar saya menggunakan Biznet. Pantas saja beda dengan beberapa hotel lain yang menggunakan Indihome. Lantaran kencang, saya pun ketagihan mengunduh beberapa film berbahasa Tagalog untuk saya putar jika sedang naik bus atau kereta.
Makan pizza sendirian di dalam hotel |
Untuk fasilitas kamar mandi sendiri, bagi saya juga cukup baik. Luas dan bersih untuk ukuran harga di bawah 200 ribu. Air panasnya juga mengalir lancar. Demikian juga dengan air di dalam wastafel. Saya bisa mandi tiga kali dengan sangat lama dan begitu menikmati.
Restoran hotel |
Di dalam kamar juga ada fasilitas lemari dan laci untuk menyimpan baju dan barang berharga kita. Ketika masuk kamar, kita juga akan mendapatkan air mineral 600 mL sebanyak dua botol. Namun, harga kamar yang saya bayar tidak termasuk sarapan. Jika ingin sarapan, kita bisa membayar lagi mulai dari 30 ribu rupiah per orang di restoran.
Baca juga: Staycation Minimalis di Ibis Budget Diponegoro
Saya sih malah pulang ke rumah untuk sarapan di rumah. Hahahaha. Lha kan dekat dan ibu saya sedang memasak nasi pecel. Begitu selesai sarapan di rumah, saya balik ke hotel untuk melanjutkan bermalas-malasan.
Ada fasilitas spa |
Saat pagi hari, saya pun mengeksplorasi bagian resepsionis hotel. Di sana, banyak lukisan dan keramik khas Tiongkok yang dipajang. Hotel ini memang dulunya milik seorang Belanda yang dibangun sejak tahun 1930an. Namun, pada tahun 1970an, hotel ini dibeli oleh seorang pengusaha Tionghoa. Makanya, banyak benda khas Tiongkok pada bagian resepsionis.
Taman di tengah. |
Hotel ini memang masih memprtahankan bentuk aslinya. Di saat hotel di Malang lain mengubah bentuk bangunannya agar lebih tinggi dan menampung tamu lebih banyak, hotel ini tidak. Riche Heritage Hotel juga merupakan salah satu bangunan cagar budaya yang dilindungi.
Taman di samping |
Oh ya, keunikan dari Riche Heritage Hotel ini adalah ada pedagang bakso keliling yang mangkal di bagian parkir hotel. Jarang-jarang lho pedagang bakso keliling dibiarkan mangkal di sebuah hotel. Tamu yang menginap bisa makan bakso di pelataran hotel karena bakso ini juga merupakan salah satu daya tariknya selain kafe dan bangunan bersejarahnya.
Para karyawan di Riche Heritage Hotel ini juga banyak yang sudah berumur. Berbeda dengan kebanyakan hotel yang menggunakan tenaga muda. Walau demikian, mereka tetap gesit dan ramah melayani para tamu. Mereka juga tak segan membantu tamu jika kesusahan.
Jadi, kapan kalian ke Malang dan menginap di sini?
Hm .... serasa berada di Riche Heritage Hotel. Itulah enaknya zaman sekarang ya, Mas Ikrom. Punya banyak duit bisa nginap di hotel berbintang di mana saja sesukanya. Jika duit sedikit, ada alternatif lain, yang murah meriah. Yang penting orang biasa seperti kita2 bisa nginap di hotel. Kurang apa lagi di bumi Indonesia tercinta ini.
ReplyDeletealhamdulillah diberi kesempatan Bu Nur daripada penasaran hehe
DeleteIni kayaknya hotel yang mau kami inapi dulu terakhir ke Malang, tapi ternyata full, sebanyak itu kamarnya full semua dong, gegara lebaran.
ReplyDeleteBtw saya kayaknya pernah nginap di hotel pelangi deh Mas, lupa saya tapinya, saking udah lama banget :D
Oh ya itu kasurnya ga bisa didempetin ya kayaknya, sayang banget deh pesan twin tapi nggak ada temennya, kalau saya dijamin ketakutan sendiri tuh, berasa ada yang tidur di sebelahnya wakakakkaka
ini hotel yang dekat dengan mana mana
Deleteselain pelangi biasanya ini jadi jujugan mbak
aku juga takur sebenernya tapi ya gimana lagi