Penumpang Suroboyo Bus menukarkan sampah botol plastik di Terminal Joyoboyo |
Minggu kemarin, saya mendapatkan kejutan dari Suroboyo Bus.
Sebuah pengumuman diberikan oleh pihak Suroboyo Bus melalui
akun media sosialnya. Pengumuman tersebut berisi optimalisasi penggunaan poin
pada voucher sampah botol plastik Suroboyo Bus. Dari pengumuman tersebut,
Suroboyo Bus akan memberikan masa berlaku poin yang terdapat pada voucher
sampah botol plastik.
Masa berlaku tersebut akan berlaku dalam waktu dekat. Artinya,
pengguna Suroboyo Bus terutama yang sering membayar dengan sampah botol plastik
harus mengetahui kapan masa berlaku poin
voucher mereka habis. Jika mereka lupa atau tidak menggunakan poin voucher
tersebut, maka dipastikan akan hangus.
Peraturan Baru Suroboyo Bus
Sesuai peraturan baru, maka masa berlaku voucher botol dalam
bantuk kertas adalah satu minggu. Sementara, untuk voucher dalam bentuk poin
aplikasi Go-Bis adalah satu bulan. Namun, untuk voucher aplikasi masih dapat
digunakan hingga 31 Desember 2022. Masih ada sekitar beberapa bulan untuk
menghabiskan voucher lama sebelum hangus.
Baca juga: Apa Beda Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Suroboyo?
Adanya peraturan baru mengenai poin voucher sampah botol
plastik ini menimbulkan kontra dari Sebagian besar pengguna Suroboyo Bus.
Alasannya, pemberlakukan masa berlaku poin voucher dirasa tidak masuk akal.
Info dari Suroboyo Bus |
Alasan pihak Suroboyo Bus adalah untuk mengurangi kerusakan
voucher sampah botol plastik dan optimalisasi poin member. Untuk alasan
pertama, mungkin masih masuk akal. Banyak pengguna Suroboyo Bus yang tidak
menjaga kertas voucher yang mereka miliki.
Baca juga: Yuk Kenali Fitur Cek Posisi Bus pada Aplikasi Go-Bis Suroboyo Bus
Alhasil, ketika dilakukan proses pembayaran oleh kondektur,
kode QR tidak bisa dibaca. Kertas voucher pun dianggap hangus lantaran sudah
rusak. Beberapa pengguna Suroboyo Bus juga sudah menganrtisipasinya dengan
memasukkan kertas voucher ke dalam plastik agar awet. Beberapa diantaranya
bahkan langsung melaminasi supaya tidak rusak dan masih bisa digunakan.
Terlebih, jika jumlah poin di dalam kertas tersebut cukup banyak yakni 10 buah.
Namun, jika alasan pemberlakukan masa berlaku juga diberikan
pada poin aplikasi, rasanya terlalu berlebihan. Poin pada aplikasi tidak akan
rusak selama penumpang masih bisa login pada aplikasi Suroboyo Bus. Selama
ponsel tidak berpindah tangan seperti hilang, maka sebetulnya poin tersebut
masih aman-aman saja.
Banyak Pengguna Siroboyo Bus Kecewa
Banyak pengguna Suroboyo Bus merasa kecewa atas aturan baru
ini. Mereka yang sudah mengumpulkan banyak poin selama ini rasanya sia-sia.
Tujuan mereka mengumpulkan poin agar bisa digunakan ketika memang sedang
memerlukan. Mereka juga mengumpulkan sampah botol plastik dalam jumlah banyak
untuk disetorkan dengan harapan tidak bolak-balik ke tempat penukaran sampah
botol plastik.
Baca juga: Cara Naik Trans Semanggi Suroboyo
Jujur, ketika menukarkan sampah botol plastik rasanya memang
tidak nyaman. Kadang, saya sendiri harus memungut botol plastik yang tercecer
di jalan. Kalau belum diambil oleh pemulung, biasanya saya langsung mengambil
sampah botol plastik untuk saya keluarkan isinya, dicuci, dan dilepas labelnya
sebelum diiinjak. Mendatangi tempat penukaran sampah botol plastik juga kadang
memerlukan usaha luar biasa. Dilihat banyak orang, panas, dan tak jarang tempat
penukarannya tutup.
Nah dengan adanya peraturan ini, semangat untuk mencari
sampah botol plastik seakan sirna. Percuma juga sudah capai membawa sampah
botol plastik akhirnya sia-sia karena hangus tidak bisa dipakai. Tidak hanya
itu, aturan baru ini juga jauh dari semangat layanan Suroboyo Bus pada awal pemberlakukannya
dulu. Bukannya layanan ini dilakukan agar masyarakat tidak membuang sampah
botol plastik sembarangan?
Kekecewaan tampak pada kolom komentar akun Instagram
Suroboyo Bus. Aturan baru yang dirasa lucu ini sedikit menegaskan bahwa memang
Suroboyo Bus tak bisa lagi menerima pembayaran sampah botol plastik secara
bertahap. Mereka akan mulai mengalihkan pembayaran melalui nontunai, QRIS dan e-money.
Peraturan Baru Dianggap Mempersulit
Aturan baru ini juga dilakukan tanpa adanya survey
menyeluruh terhadap kondisi di lapangan. Berapa banyak pengguna Suroboyo Bus
yang sudah mengumpulkan sampah botol plastik dan belum bisa menggunakannya
dalam waktu dekat. Berapa banyak para pengguna Suroboyo Bus yang berasal dari
kalangan menengah ke bawah bergantung pada voucher fisik atau kertas sebagai
alat pembayaran mereka.
Setelah aturan pembayaran sampah di dalam bus dicabut, maka
aturan ini dirasa semakin mempersulit pengguna Suroboyo Bus. Jika benar
diterapkan dan banyak pengguna Suroboyo Bus akan kecewa dan beralih kepada
kendaraan pribadi. Mereka merasa poin plus berupa pembayaran mudah dengan
sampah botol plastik tidak lagi ada. Kalau lebih praktis dengan menggunakan
kendaraan pribadi, kenapa harus naik Suroboyo Bus?
Kekecewaan pengguna Suroboyo Bus |
Tidak hanya itu, belum maksimalnya tempat penukaran sampah
botol plastik juga membuat orang enggan untuk menukarkan sampah botol
plastiknya. Mereka juga akan lebih memilih memberikan sampah botol plastiknya
kepada para pemulung atau bahkan menjualnya langsung kepada pengepul sampah.
Toh lumayan juga harga satu botol plastik jika dijual langsung ke pengepul.
Dulu, Suroboyo Bus juga memiliki mesin press botol yang bisa
digunakan sebagai penukaran sampah botol plastik. Mesin ini terpasang di dalam
bus dan sering tidak bisa digunakan. Akhirnya, mesin-mesin tersebut dicopot
karena memang tidak berfungsi. Padahal, dengan adanya mesin tersebut, proses
pembayaran Suroboyo Bus dengan sampah botol plastik bisa lebih optimal.
Semoga saja pihak Suroboyo Bus mengkaji ulang aturan ini. Melihat kekecewaan dari para pengguna menandakan ada kepercayaan yang hilang padahal sudah susah payah diraih selama ini.