Para pemenang Binibing Pilipinas 2018 yang disebut sebagai tahun terakhir kejayaan BBP. - Rappler |
Sebuah rumor mengejutkan datang dari negara pengoleksi banyak mahkota kontes kecantikan.
Apalagi kalau bukan Filipina. Ada kabar yang beredar bahwa kontes Binibining Pilipinas akan kehilangan lisensi Miss Grand International. Kabar yang berhembus menyatakan bahwa Mr. Nawat selalu Presiden Miss Grand Organization tidak akan memperpanjang lisensi Miss Grand Philippines kepada Binibining Pilipinas.
Kontestan Binibining Pilipinas 2022 sedang melakukan bakti sosial. - BBP |
Artinya, gelaran Binibining Pilipinas yang baru saja usai beberapa waktu lalu merupakan gelaran terakhir yang memperebutkan mahkota Binibining Grand International. Roberta Angela Tamondong asal San Pablo, Laguna diyakini sebagai Binibining Grand International terakhir. Wanita berusia 19 tahun tersebut akan berkompetisi pada Miss Grand International yang rencananya diselenggarakan di Indonesia Oktober mendatang.
Isu ini semakin kuat berhembus ketika Mr. Nawat membuat status Good Night dan menyebut akun Binibining Pilipinas pada gelaran malam final kemarin. Status ini diyakini sebagai status perpisahan bagi Binibining Pilipinas. Tentu, status ini menimbulkan banyak pro kontra dan isu yang berkembang di kalangan pageant lover.
Apa yang membuat Mr. Nawat ingin melepas lisensi Miss Grand International dari Binibining Pilipinas?
Jawabannya hanya Tuhan dan ia sendiri yang paham. Akan tetapi, berkaca pada lepasnya lisensi Miss Grand Indonesia dari Yayasan Puteri Indonesia, maka setidaknya ada sebuah jawaban kuat yang mendasarinya. Tak lain, Mr. Nawat tidak mau pageant yang ia bina selama ini tidak dijadikan sebagai ajang utama dalam sebuah kontes nasional. Ia hanya mau ditempatkan di bawah Miss Universe dan Miss World. Ia juga sering mendengungkan Miss Grand International sebagai Top 3 beauty pageant in the world bersama Miss Universe dan Miss World.
Baca juga: Kontes Kecantikan Mana yang Paling Prestisius?
Sementara, beberapa pageant lain seperti Miss International dan Miss Supranational dianggap lebih di bawah Miss Grand International. Maka dari itu, dalam gelaran nasional, jika ajang tersebut memilih lebih dari 1 gelar dengan Miss Grand di dalamnya, maka ajang tersebut harus ditempatkan sebagai gelar utama, bukan gelar runner-up atau gelar lain.
Berkaca pada lepasnya lisensi Miss Grand Indonesia dari Yayasan Puteri Indonesia, bisa jadi alasan YPI menempatkan Miss Grand Indonesia sebagai pemenang keempat menjadi alasan kuat. Setelah Dea Rizkita menjabat sebagai Puteri Indonesia Perdamaian 2017 sekaligus Miss Grand Indonesia 2017, maka selanjutnya ajang Miss Grand Indonesia dihelat secara terpisah dan menjadi ajang utama.
Nah, untuk Binibining Pilipinas sendiri, sebenarnya sejak 2016, pihak BBPI (yayasan BBP) juga sudah menempatkan Binibining (Bb) Grand International sebagai juara keempat di bawah Miss Universe Philippines, Bb International, dan Bb Supranational. Posisi Bb Grand International masih di atas Bb Intercontinental dan Bb Globe yang merupakan ajang minor.
Lisensi Sisa yang Kurang Prestisius
Namun, sejak lepasnya lisensi Miss Universe dan Miss Supranational dari Binibining Pilipinas, maka hanya ada 2 ajang grand slam yang tersisa, yakni Miss International dan Miss Grand International. Dua ajang tersebut menjadi incaran peserta BBP terutama Miss Grand International yang dikenal spektakuler dan tidak monoton. Makanya, Mr. Nawat ingin ajangnya ditempatkan sebagai pemenang utama dari Binibining Pilipinas.
Baca juga: Berapa Harga Lisensi dan Hadiah Kontes Kecantikan Internasional?
Keinginan ini tidak terlaksana sampai sekarang. Bahkan, pada penyebutan gelar Binibining Pilipinas 2022 kemarin, ajang Miss Grand International malah ditempatkan di bawah Miss Intercontinental dan Miss Globe. Padahal, dua ajang tersebut bukan merupakan ajang grand slam. Tentu, penempatan ini semakin memperkuat isu bahwa lisensi Miss Grand International akan lepas dari Binibining Pilipinas.
Jika isu lepasnya lisensi tersebut benar adanya, maka kejayaan Binibining Pilipinas akan semakin pudar. sejak lepasnya lisensi Miss Universe dan Miss Supranational, sudah terlihat ajang ini tak seramai dan seheboh dulu. Dulu, penonton di Araneta City yang menjadi venue BBP sangat meriah bak pertandingan bola.
Baca juga: Mengenang Gelar Puteri Indonesia Perdamaian
Para pendukung masing-masing kontestan riuh dengan peluit, terompet, dan berbagai pernak-pernik untuk mendukung jagoan mereka bertanding. Sebelum gelaran BBP berlangsung, ada pula pawai di jalanan Kota Makati untuk mengenalkan calon peserta. Siaran langsung pun dilakukan di televisi besar, yakni ABS-CBN.
Penonton Binibining Pilipinas Tak Semeriah Dulu
Sayang, sejak lepasnya lisensi dua ajang grand slam tersebut, maka penonton tak semeriah dulu. Banyak bangku kosong terlihat pada malam final. Tak ada lagi pawai untuk mengarak peserta. Walau pada tahun kemarin BBP berhasil membawa mahkota pada ajang Miss Intercontinental dan Miss Globe, tetap saja tidak berhasil membawa euforia seperti dulu. Lantaran, keduanya bukan ajang major pageant. Pemerhatinya tak sebesar Miss Universe dan Miss Supranational.
Para supporter Binibining Pilipinas yang memadati Araneta City saat masih jayanya dulu. - Rappler |
Para peserta yang bertanding pun bisa dikatakan tidak sementer dulu. Kebanyakan pelaku pageant di Filipina kini mengincar ajang Miss Universe Philippines (MUPh) yang digelar sendiri. Selain itu, mereka juga mengincar ajang Miss World Philippines (MWPh) yang juga menempatkan Miss Supranational di dalamnya.
Sangat disayangkan memang mengingat ajang ini sudah eksis sejak tahun 60an. Banyak mentor yang kompeten untuk mengasah kemampuan para pesertanya seperti Boy Abunda untuk public speaking dan catwalk oleh Rodgil Flores. Mereka tidak sekadar mengajari peserta tetapi benar-benar berdedikasi agar dunia pageant menjadi ruh bagi bangsa dan negara.
Jika lisensi Miss Grand International lepas, kira-kira bagaimana nasib Binibining Pilipinas?