Penumpang Trans Semanggi mengambil sepeda dari rak sepeda di bagian depan bus |
Kota Surabaya kini memiliki sistem transportasi massal.
Meskipun bisa dikatakan cukup terlambat jika dibandingkan kota lain, tetapi Surabaya mulai menata transportasi umumnya guna mengurangi kemacetan di kota paling macet se-Indonesia ini. ada dua sistem transportasi umum yang belakangan ini mulai banyak digunakan oleh warga Surabaya maupun bukan warga Surabaya ketika bepergian di kota ini.Dua sistem transportasi umum tersebut adalah Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Suroboyo. Suroboyo Bus diluncurkan oleh Mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada 2018. Empat tahun kemudian, tepatnya pada Februari 2022 lalu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meluncurkan layanan Trans Semanggi Suroboyo.
Dua sistem transportasi ini melayani kebutuhan transportasi warga Surabaya terutama di jalanan utama dan kawasan penting. Banyak warga Surabaya sudah familiar dengan Suroboyo Bus. Namun, banyak diantara mereka belum mengenal Trans Semanggi Suroboyo dengan baik. Akibatnya, mereka kerap salah dalam memahami dua transportasi umum ini sehingga kerap terjadi kesalahan saat akan naik.
Lantas, apa persamaan dan perbedaan Suroboyo Bus dan Trans Semanggi?
Persamaan Suroboyo Bus dan Trans Semanggi
Baik Suroboyo Bus dan Trans Semanggi menggunakan konsep berhenti di halte. Meski banyak orang menyebutnya sebagai BRT (Bus Rapid Transit), sesungguhnya konsep ini tidak tepat. BRT harus memiliki jalur sendiri seperti Trans Jakarta. Sementara, Suroboyo Bus dan Trans Semanggi tidak memiliki jalur sendiri. Keduanya berjalan beririsan dengan kendaraan lain di jalanan Surabaya.
Baca juga: Rute dan Tata Cara Naik Trans Semanggi Suroboyo
Dua moda transportasi ini hanya mengadopsi sistem pemberhentian penumpang yang hanya bisa dilakukan pada halte tertentu. Halte-halte ini berada di sepanjang jalur yang dilalui oleh kedua moda tersebut.
Persamaan kedua adalah bentuk bodi bus yang khas. Keduanya memilik atap melengkung yang terlihat maskulin. Atap armada Suroboyo Bus dan Trans Semanggi memang khas. Jarang sekali ditemukan pada bus-bus lain.
Tempat duduk belakang Trans Semanggi. Jika dilihat tak berbeda dengan Suroboyo Bus. |
Suroboyo Bus dan Trans Semanggi juga menggunakan pintu low deck/low entry/dek rendah. Jadi, penumpang tak perlu naik ke tempat khusus saat berada di halte. Berbeda dengan sebaian armada Trans Jakarta, Trans Jogja, dan Trans Semarang yang menggunakan dek tinggi, penggunakan dek rendah pada Suroboyo Bus dan Trans Semanggi memudahkan calon penumpang untuk naik. Mereka tidak perlu takut melangkah saat masuk ke dalam bus.
Kedua moda transportasi umum ini juga memiliki jumlah kursi yang sama, yakni sekitar 40 kursi. Ada tempat berdiri di bagian tengah dan depan. Bagian belakang bus dibuat lebih tinggi dibandingkan bagian depan.
Baca juga: Cara Naik Suroboyo Bus dan Trans Semanggi dari Bungurasih ke Kenjeran
Keduanya juga menerapkan aturan pemisahan penumpang. Untuk penumpang perempuan, tempat duduk berada di bagian depan. Sedangkan, untuk penumpang laki-laki, tempat duduk di bagian belakang. Ada pula tempat duduk prioritas bagi manula dan ibu hamil di bagian tengah bus.
Perbedaan Suroboyo Bus dan Trans Semanggi
Warna Bus dan Ikon pada Badan Bus
Meski terlihat hampir serupa berwarna merah, tetapi ada ciri khusus yang membedakan antara Suroboyo Bus dan Trans Semanggi. Warna merah pada Suroboyo Bus lebih tua dibandingkan Trans Semanggi. Warna merah pada badan bus Trans Semanggi terlihat lebih cerah.
Armada Suroboyo Bus melintas di dekat Tunjungan Plaza. Jika dilihat sekilas, warna badan bus menggunakan warna merah tua. |
Pada kaca depan Trans Semanggi, terdapat logo Teman Bus sedangkan pada Suroboyo Bus tidak ada. Suroboyo Bus menggunakan kode R sebagai kode rute layanan mereka mulai RI-R2, R5-R6, dan R7-R8. Sementara, Trans Semanggi menggunakan kode KXL sebagai rute dengan X adalah nomor koridor. Semisal K2L artinya Trans Semanggu Koridor 2.
Warna merah pada Trans Semanggi terlihat lebih muda. |
Adanya gambar daun Semanggi pada bagian samping Trans Semanggi juga menjadi ciri yang khas sebagai pembeda dengan Suroboyo Bus. Pada Suroboyo Bus hanya ada ikon ikan Sura dan Buaya yang juga terdapat pada Trans Semanggi.
Keberadaan Kondektur
Suroboyo Bus memiliki kondektur/helper pada setiap armadanya. Kondektur ini bertugas membantu melayani penumpang, mulai saat masuk dan keluar, melakukan pembayaran, dan memastikan perjalanan Suroboyo Bus nyaman dengan menegakkan aturan di dalam bus.
Kondektur bus bertuga di Suroboyo Bus Tumpuk. Tidak ada kondektur pada armada Trans Semanggi |
Sementara, Trans Semanggi tidak memiliki kondektur. Sopir di dalam bus juga merangkap sebagai kondektur. Ia juga membantu penumpang saat mengalami kesulitan entah mengenai rute, menerima pembayaran, dan memastikan penumpang menaati aturan agar perjalanan Trans Semanggi nyaman.
Baca juga: Rute Jalan-Jalan ke Mall di Surabaya dengan Naik Suroboyo Bus dan Trans Semanggi
Tidak adanya kondektur di dalam Trans Semanggi pada mulanya cukup membingungkan penumpang. Banyak warga Surabaya, terutama mereka yang gemar menggunakan Trans Semanggi, meminta kepada pengelola Teman Bus agar menyediakan kondektur di dalam bus. Sayang, konsep Teman Bus memang buy the service jadi mereka tidak akan menyediakan kondektur di dalam bus.
Pebedaan Pengelolaan Bus
Suroboyo Bus dikelola oleh Pemkot Surabaya melalui UPTD khusus yang menangani transportasi ini. Sementara, Trans Semanggi dikelola langsung oleh Kemenhub RI dengan bantuan Dishub Surabaya. Jadi, Suroboyo Bus bisa dikatakan milik Kota Surabaya sepenuhnya sedangkan Trans Semanggi adalah bantuan dari pusat dalam platform Teman Bus.
Penumpang menunggu Bus Trans Semanggi yang juga digunakan untuk menaiki Suroboyo Bus |
Perbedaan pengeloaan ini menyebabkan Trans Semanggi memiliki jumlah armada yang jauh lebih banyak dalam rute yang dilalui dibandingkan Surboyo Bus. Tak heran, waktu tunggu Trans Semanggi diklaim lebih cepat jika dibandingkan Suroboyo Bus. Namun, dalam perjalanannya, lama-kelamaan armada Trans Semanggi juha memiliki waktu tunggu yang lama akibat terkena macet. Bahkan, saya prnah menunggu armada Trans Semanggi sampai setengah jam.
Suroboyo Bus Masih Menerima Sampah Botol Plastik, Tidak dengan Trans Semanggi
Perbedaan selanjutnya adalah perbedaan metode pembayaran. Suroboyo Bus masih menerima sampah botol plastik sebagai alat pembayaran. Namun, sampah tidak bisa ditukarkan di dalam bus lagi melainkan harus ditukar dalam bentuk voucher pada tempat penukaran yang sudah disediakan. Suroboyo Bus juga menerima pembayaran melalui QRIS dan e-money. Untuk saat ini, baru BCA Flazz yang bisa digunakan sebagai alat pembayaran di dalam bus untuk e-money.
Sementara, botol plastik tidak bisa digunakan sebagai alat pembayaran di dalam Trans Semanggi. Memang, saat ini Trans Semanggi masih gratis. Namun, ke depannya, layanan ini akan diberlakukan biaya untuk penumpang sehingga mereka bisa membayar melalui e-money dan QRIS yang terdapat pada aplikasi Teman Bus.
Spesifikasi Armada
Perbedaan terakhir adalah spesifikasi armada. Suroboyo Bus menggunakan bodi Cityline 3 di atas sasis Scania K250UB yang dibuat khusus untuk bus-bus perkotaan. Bus ini menggunakan mesin diesel 9.000 cc yang menghasilkan 250 TK. Untuk menunjang kenyamanan, sasis ini menggunakan transmisi otomatis dan sudah menggunakan suspensi udara. Armada bus dirangkai oleh karoseri Laksana.
Sementara itu, Trans Semanggi menggunakan sasis Mercedes Benz 0500U 1726. Sasis tersebut memang berbeda dengan yang sering digunakan untuk armada bus malam. “Bodinya pakai Velocity W5 dengan sasis Mercy O500U 1726. Panel samping bodi Trans Semanggi menggunakan aluminium. Tenaga yang dihasilkan juga jauh lebih besar yakni 260 TK. Armada bus Trans Semanggi dirangkai oleh karoseri Tentrem.
Itulah beberapa persamaan dan perbedaan Suroboyo Bus dan Trans Semanggi. Semoga bisa bermanfaat dan membantu kalian yang akan menggunakannya di Surabaya.
Serius Yaa Surabaya itu kota termacet se-Indonesia mas? Aku pikir Jakarta loh 🤣. Jakarta aja udah begitu, apa kabar di sana 😅. Aku udah lamaaaaa bgt ga ke Surabaya. JD jujur udah ga inget jalansnnya semacet apa
ReplyDeleteBus nya yg penting sih bersih dan nyaman, jadi enak kalo naik itu. Tapi sayang juga Krn terkendala macet, jadi lama tiba ya mas.
Jakarta sudah lumayan terbantu dengan integrasi transportasinya mbak makanya peringaktnya turun
Deletekalau surabaya belum makanya jadi kota termacet
iya sayang lama nunggunya
Saya belum pernah sih naik Trans Semanggi itu, kalau bedainnya biasanya mudah, cuman liat daun ada di badan bus, berarti itu Trans.
ReplyDeleteCuman selama ini saya biasanya naik Suroboyo Bus tuh di depan mandiri A Yani dekat Cito, tapi nggak pernah dapat bus Trans pas lewat, jadi saya ya naik Suroboyo Bus, di mana udah familier dan merasa nyaman aja, karena ada kondektur yang ngatur penumpang.
Paling bete tuh kalau ada laki yang berdiri di area wanita, nggak nyaman aja rasanya, untung aturan bus selalu ditindakin tegas sama kondekturnya.
Kapan-kapan sih mau naik Trans kali ya, cuman kalau dari TP, harus nyebrang dulu deh, nunggunya di halte depan KFC kalau ga salah.
Naik Suroboyo Bus, kalau sore di weekday, 2 jam dong dari TP ke Cito, hahaha.
Saking macetnya :D
iya simpel buat nandainnya tapi kadang orang masih bingung juga mbak soalnya sepintas sama sih hahaha
Deletebener kalau mau naik Trans Semanggi dari TP di dekat KFC jadi harus nyebrang dulu
makanya macetnya itu malas banget apalagi aku yang dari Wiyung bisa berjam jam
nah kalau ga baca ini aku bakalan mengira suroboyo bus dan trans sama aja, mungkin beda nama.
ReplyDeleteternyata status "kepemilikannnya" juga beda yak
kalau nggak ada rute khusus, penumpang nggak bisa memprediksi kedatangan bis ya.
apalagi surabaya juga terkenal sama kemacetannya
bener mbak pengelolaannya beda antara pemkot sama pemerintah pusat
Deletemakanya mungkin kalau bisa dibuat rute khusus kayak Trans Jakarta biar lebih cepet dan menarik masyarakat