Ilustrasi kecelakaan bus pariwisata. - Tribun News |
Apa yang Anda pikirkan tentang Bus Pariwisata?
Bisa jadi, gambaran yang menyenangkan akan masuk dalam alam bawah sadar kita. Tempat wisata yang indah, kursi bus yang nyaman, hingga gambar badan bus yang unik menjadi salah satu hal yang tidak bisa lepas dari bus pariwisata. Betapa tidak, dengan menjamurnya tempat wisata kekinian, meski sempat dihantam pandemi, bus pariwisata menjadi salah satu andalan dalam melakukan healing,
Namun, gambaran menyenangkan tersebut seolah sirna jika kita melihat pemberitaan mengenai kecelakaan bus pariwisata di berbagai daerah. Tak jarang, pemberitaan tersebut datang silih berganti seolah-olah menjadi hal yang sudah biasa terjadi jika pada kurun waktu tertentu, terutama saat musim liburan, kecelakaan bus pariwisata adalah momen yang biasa.
Kecelakaan Bus yang Sering Terulang
Kecelakaan bus pariwisata yang datang silih berganti tak jarang memakan korban yang banyak. Baik yang luka maupun meningggal. Duka yang dialami oleh keluarga korban juga membuat pilu. Saya sendiri menyaksikan rekan kuliah saya dulu ibunya meninggal setelah mengalami kecelakaan bus di Blitar.
Bus yang membawa rombongan ibunya dengan rekan kerjanya untuk berwisata masuk ke sebuah jurang yang cukup dalam. Bahkan, melalui pemberitaan di televisi yang begitu masif kala itu, saya menyaksikan sendiri betapa sulitnya proses evakuasi korban meninggal dan terluka yang terjepit dari dalam bus. Miris dan membuat saya cukup takut jika naik bus pariwisata.
Baca juga: Utak-Atik Kode Kursi Kereta Api Kelas Ekonomi
Kejadian bus pariwisata yang mengalami kecelakaan parah terjadi beberapa waktu lalu. Bus yang membawa rombongan warga asal Benowo Surabaya menabrak tiang reklame tol di Mojokerto. Sebanyak 13 penumpang kalau tak salah meninggal dunia. Bahkan, saking cepatnya laju bus sebelum menabrak tiang, tampak bus terguling dan ringsek. Saya tak bisa membayangkan betapa ngerinya detik-detik menjelang kecelakaan bus.
Bisa jadi, kecelakaan bus pariwisata yang paling mengerikan terjadi pada 2003 lalu. Beberapa waktu terakhir, banyak sekali konten Youtube terutama konten misteri yang mengenang kembali peristiwa kelam tersebut. Kecelakaan yang menimpa siswa salah satu SMK swasta di Sleman tersebut sangat mengerikan.
Sebanyak 57 penumpang kalau tak salah meninggal dalam keadaan terbakar setelah muncul kobaran api dalam bus selepas bus pariwisata yang mereka tumpangi bertabrakan dengan truk. Dalam narasi yang muncul, mereka terpanggang di dalam bus akibat tidak bisa keluar lantaran pintu belakang tidak bisa dibuka. Sejak saat itu, ada SOP baru bahwa wajib ada palu atau alat pemecah kaca agar bisa digunakan saat bus mengalami kecelakaan atau dalam keadaan darurat di dalam bus.
Kelalaian Sopir Menjadi Penyebab Utama Kecelakaan Bus Pariwisata
Kini, memang semua bus, baik bus angkutan umum, BRT, maupun bus pariwisata sudah memiliki SOP berupa terdapat alat pemecah kaca jika terjadi kecelakaan. Namun, ada beberapa hal yang masih menjadi pekerjaan rumah mengenai keselamatan perjalanan bus, terutama bus pariwisata.
Salah satunya adalah kelalaian manusia, dalam hal ini sopir. Sudah tidak terhitung berapa kali kecelakaan bus pariwisata yang diakibatkan oleh kelalaian sopir. Kecelakaan di Tol Mojokerto adalah salah satunya.
Baca juga: Seni Ngirit Makan di Kereta Api
Saya tidak bisa berkata-kata ketika membaca berita bahwa sopir yang mengendarai bus saat terjadi kecelakaan adalah sopir cadangan. Ia belum punya SIM, tertidur sebentar saat mengemudi, dan parahnya pernah mengonsumsi obat-obatan terlarang.
Rekan saya yang tinggal di Menganti, Gresik, tempat PO bus yang mengalami kecelakaan tersebut berkantor memberikan akun IG sang sopir. Saya benar-benar semakin tak bisa berkata-kata. Dalam unggahan reels Instagramnya, ia bercanda ketika sedang menyetir bus. Takdir memang kehendak Tuhan tapi kalau melihat fenomena semacam ini, rasanya miris sekali.
Tidak hanya soal sopir, soal kondisi bus pariwisata juga menjadi catatan. Saya juga semakin geleng-geleng kepala karena selama ini pemantauan atau evaluasi terhadap bus pariwisata kurang bisa dilakukan oleh maksimal oleh pihak terkait.
Proses evaluasi terhadap angkutan bus, baik bus AKAP, AKDP, BRT, dan bus pariwisata dilakukan oleh Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) yang merupakan kepanjangan tangan dari Dirjen Perhubungan Darat (Ditjenhubdat) Kemenhub RI di daerah. Masalahnya, personel BPTD di daerah jumlahnya terbatas, tidak sebanding dengan jumlah bus pariwisata yang semakin hari semakin banyak dengan aneka warna. BPTD lebih memfokuskan bus penumpang yang melalui terminal.
Tak hanya itu, ternyata banyak juga bus pariwisata yang belum memiliki izin tetapi bisa beroperasi. Mereka tetap bisa beroperasi karena selama ini jarang sekali dilakukan semacam razia atau penertiban. Ditjenhubdat memang sering mendorong para pemilik PO bus pariwisata agar segera mengurus izin dan melakuakn berbagai pengecekan seusai SOP.
Kondisi yang kurang menggembirakan ini terus terjadi di tengah euforia masyarakat yang sudah bebas berwisata setelah wabah covid-19 menurun. Kenaikan terhadap kebutuhan bus pariwisata semakin besar yang tidak dibarengi dengan keinginan untuk menata kembali standar keamanan bus pariwisata.
Beberapa hari yang lalu, saya juga melihat berita kecelakaan bus pariwisata yang terjadi di Tasikmalaya kalau tak salah. Bus membawa rombongan guru SD yang sedang melakukan perpisahan. Dan lagi-lagi, badan bus masuk ke dalam sungai yang bisa jadi karena kelalaian sopir.
Sudah saatnya, Pemerintah mulai menertibkan bus pariwisata ini agar meminimalisasi angka kecelakaan. Paling tidak, mereka membuat regulasi baru mengenai standar keselamatan, uji kelayakan, dan lain sebagainya khusus bus pariwisata. Walau tentu akan membutuhkan biaya yang tak sedikit dan akan berdampak pada harga sewa bus pariwisata, tetapi ini jauh lebih baik. Nyawa tidak bisa dibeli dengan uang kan?
Cara Memilih Bus Pariwisata
Sementara ini, pihak Kemenhub hanya bisa mengimbau masyarakat - terutama tour leader – untuk jeli dalam memilih PO Bus Pariwisata. Setidaknya, masyarakat bisa mengecek kelayakan PO bus yang akan digunakan melalui Sistem Perizinan Online Angkutan Darat dan Multimoda (Spionam), serta menanyakan surat uji laik jalan atau KIR. Apabila PO bus yang akan disewa memiliki berbagai kelengkapan tersebut, paling tidak bisa jadi referensi.
Baca juga: Pengalaman Nauk Travel Cepat Rosalia Indah
Kalau saya sendiri lebih memilih PO bus angkutan umum yang juga melayani bus pariwasata. Sebut saja PO Medali Mas, PO Restu, PO Bagong, dan beberapa PO lain yang melayani jalur di sekitar Malang. Paling tidak saya tahu mereka secara berkala melakukan berbagai uji kelayakan yang diharuskan. Saya juga sudah sering menggunakan jasa mereka keluar kota, terutama saat ke Surabaya, Blitar, atau Kediri. Jadi, bisa dikatakan saya sudah paham gaya dan pelayanan yang mereka berikan selama perjalanan terutama menyangkut keamanan.
Beberapa kampus dan instansi juga kadang menyewakan bus mereka kepada masyarakat. Keluarga besar saya pernah menyewa bus milik salah satu PTN di Malang untuk berwisata. Selama perjalanan sangat nyaman dan bus pun melaju tidak terlalu kencang tetapi tepat waktu. Opsi ini juga bisa diambil. Kita tinggal menghubungi pihak kampus yang membuka layanan sewa bus kepada masyarakat.
Semoga saja ke depannya, penataan bus pariwisata ini dapat diperbaiki lagi. Berwisata bertujuan untuk bersenang-senang akan sangat miris jika berakhir dengan nestapa.
Sopir ugal-ugalan...aku pernah ngalami ini pas dulu di kampung ngadain wisata bareng (udah dulu banget kejadiannya...wktu blm pindah sleman). Waktu itu pke Bis Kary*Jasa.. Eh kok ya dapet sopirnya hobi ngebut...
ReplyDeleteJadinya selama di jalan malah was2...berkali2 ngingetin sopir...
Untung selamat tanpa insiden berarti. Tapi setelah itu klo ngadain piknik kampung lagi, udah nggak pake PO yang sama.
Sampe bbrp kal
Sedih baca yg korbannya pada terbakar ðŸ˜. Jujur ya mas, alasan kenapa aku bisa dibilang ga mau naik bus, kec bus tertentu yg aku tau safety nya nomor 1, ya Krn ini. Makanya bbrp kali sekolah anakku ngadain darmawisata pake bus, aku ga pernah izinin si adek ikut, Krn bus yg dipake aku ga suka. Seandainya yg disewa bus nya Bluebird atau white horse, dengan senang hati si adek aku izinin. Tapi Krn bus lain yg meragukan, ga deh. Gapapa mahal, yg penting safety nya selalu nomor 1
ReplyDelete