Petugas Dishub mengambil sampah dari dalam Suroboyo Bus |
Ada yang berbeda pada pembayaran Suroboyo Bus per 1 Mei 2022 ini.
Penumpang dilarang untuk membayar botol plastik dalam bus. Larangan ini sudah disosialisasikan melalui stiker yang terpasang pada kaca bus atau tempat penukaran sampah. Larangan juga disosialisasikan oleh kondektur atau helper ketika penumpang masih membawa botol untuk naik ke dalam bus.
Larangan tersebut mulai efektif berlaku pada 1 Mei 2022 dan berlaku hingga batas waktu yang telah ditentukan. Dengan adanya larangan ini, banyak calon penumpang mengalami mispersepsi apakah sudah tidak diperbolehkan menggunakan botol plastik sebagai alat pembayaran. Ada juga beberapa diantara penumpang yang komplain bahwa Suroboyo Bus kini tak bisa seperti dulu lagi yang cukup mudah menerima pembayaran dengan botol plastik.
Larangan Pembayaran Botol Plastik di Dalam Bus
Pihak Suroboyo Bus memberikan beberapa alasan terkait larangan pembayaran botol plastik di atas bus. Salah satu alasannya adalah sebagai efisiensi perjalanan Suroboyo Bus. Dengan membawa botol plastik di dalam bus, rasanya kurang efisien bagi para penumpang. Misalkan, jika ada rombongan yang terdiri dari 4 penumpang.
Baca juga: Yuk, Kenali Fitur Cek Posisi Suroboyo Bus pada Aplikasi Go-BIS
Sesuai aturan, maka mereka harus membawa sebanyak 20 botol sedang atau 12 botol besar ke dalam bus. Tentu, kegiatan ini sungguh tidak efektif. Terlebih, jika jumlah rombongan lebih dari 5 orang. Saya pernah bertemu sekeluarga besar yang terdiri dari 10 orang. Mereka membawa 50 botol plastik sekaligus untuk ditukarkan dengan tiket Suroboyo Bus. Alhasil, mereka cukup kesulitan saat naik maupun duduk di bangku Suroboyo Bus.
Alasan selanjutnya, dengan banyaknya penumpang yang membayar langsung dengan botol plastik di dalam Suroboyo Bus, maka kenyamanan penumpang juga terganggu. Lantaran, tempat sampah di dalam bus penuh dengan sampah botol plastik. Kadang, jika jumlah penumpang cukup banyak dan mereka rata-rata membayar dengan botol plastik di dalam bus, maka sampah botol plastik akan semakin menumpuk.
Tak jarang pula, sampah botol plastik juga meluber hingga bangku penumpang Suroboyo Bus. Jika ini dilanjutkan secara berkala, maka tidak akan membuat penumpang nyaman. Belum lagi, perjalanan bus yang bisa memakan waktu lebih dari sejam.
Apa ya mau duduk atau berdiri di dekat sampah plastik?
Atas berbagai alasan tersebut, maka pihak Suroboyo Bus akhirnya melarang penumpang untuk membayar menggunakan botol plastik di dalam bus. Akan tetapi, karena pembayaran menggunakan botol plastik merupakan ruh dari operasional Suroboyo Bus, maka kegiatan ini tak bisa dihilangkan sama sekali. Para penumpang masih diizinkan untuk membayar tiket bus menggunakan botol plastik untuk menggunakan layanan Suroboyo Bus.
Pembayaran Botol Plastik Masih Bisa Dilakukan
Namun, mereka harus menukarkan terlebih dahulu sampah botol plastik mereka ke tempat penukaran botol plastik yang sudah tersedia. Pos-pos penukaran botol plastik ini tersebar hampir di sentero Kota Surabaya. Saya sudah tiga kali mencoba menukarkan sampah botol plastik menjadi tiket. Pertama, saya sering menukarkan botol plastik di Terminal Purabaya (Bungurasih).
Baca juga: Resmi Beroperasi, Ini Rute dan Tata Cara Naik Trans Semanggi Suroboyo
Letak penukaran botol plastik ini berada di sebelah selatan dari Halte Surboyo Bus. Di sana, kita tinggal menyerahkan botol plastik yang akan kita tukarkan. Alangkah lebih baik kita hilangkan dulu plastik label dari botol plastik agar memudahkan penukaran. Jika label tersebut belum dihilangkan, maka kita harus menghilangkannya di sana.
Seorang calon penumpang Suroboyo Bus membawa botol plastik untuk ditukar di Terminal Bungurasih |
Tempat penukaran kedua yang sering saya gunakan adalah Kantor Kecamatan Wiyung. Saya juga beberapa kali menukarkan botol plastik di Terminal Kasuari. Terminal ini berada tak jauh dari Jalan Rajawali. Beberapa tempat penukaran lain bisa dilihat pada aplikasi Suroboyo Bus.
Sayangnya, jumlah tempat penukaran sampah botol plastik masih kurang. Semoga saja pihak Suroboyo Bus bisa menambah tempat penukaran sampah botol plastik untuk lebih penumpang. Terutama, tempat disediakan di keramaian warga atau pemukiman warga. Sampah botol plastik yang kita tukarkan akan diganti dengan poin member di dalam aplikasi GO-Bis atau voucher kertas. Jika kita ingin mendapatkan voucher kertas, maka maksimal jumlah poin atau tiket yang bisa kita dapatkan adalah 10 buah.
Pembayaran dengan e-money dan QRIS Jadi Alternatif
Dengan adanya larangan membayar tiket Suroboyo Bus menggunakan sampah botol plastik di dalam bus, maka saya kini lebih sering menggunakan e-money atau QRIS. Dua moda pembayaran ini juga bisa jadi alternatif untuk membayar tiket Suroboyo Bus. Selain lebih praktis, keduanya juga bisa lebih efisien dibandingkan menggunakan sampah botol plastik. Kita tak perlu repot untuk menukarkan sampah botol plastik ke tempat penukaran.
Meski demikian, saya masih mengumpulkan sampah botol plastik untuk saya tukar menjadi voucher Suroboyo Bus. Biasanya, penukaran saya lakukan jika jumlah sampah botol plastik lebih dari 20 buah. Alias, jika sudah mendapatkan 4 poin voucher Suroboyo Bus. Kalau kurang dari jumlah itu, rasanya kok tidak efisien bolak-balik ke tempat penukaran sampah botol plastik. Yah meski harus menumpuk sampah di tempat kos atau di rumah jika berangkat dari Malang, tetapi bagi saya tak masalah. Yang penting sudah ada usaha untuk mengurangi sampah botol plastik untuk digunakan naik kendaraan umum.
Baca juga: Jelajah Pakuwon Mall dan Surabaya Barat dengan Rute Baru Suroboyo Bus
Jadi, kalau kalian masih ingin menggunakan sampah botol plastik sebagai alat pembayaran Suroboyo Bus, kalian masih bisa melakukannya. Simpan saja smapah botol plastik di rumah. Jika sudah banyak dan berencana naik Suroboyo Bus, kalian tinggal menukarkannya di tempat penukaran sampah botol plastik yang sudah disediakan.
Selamat mencoba.
Naaah setuju nih, memang sebaiknya jangan dalam bus. Kebayang aja itu bus jadi ga nyaman juga kalo kotor Ama sampah botol kan. Malah mungkin penumpang jadi mikir2 mau naik. Aku termasuk yg males naik kendaraan umum kalo kotor dalamnya. Tapi kalo dibikin titik2 tempat penukaran, bus tetep bersih, dan penumpang lebih nyaman. Sayang ih di Jakarta blm ada yg begini. Itung2 ngurangin sampah botol ku
ReplyDeleteiya mbak biar ga numpuk di bus dan ribet juga makanya harus ditambah tempat penukarannya.
DeleteSaya sih lebih setuju dengan rancangan awal yaitu bisa setor botol di dalam bus karena ruh bayar pake botol plastik itu yg membuat semua golongan di surabaya, bahkan sampe pemulung bisa memanfaatkan bus suroboyo tanpa harus mikir panjang. klo sekarang krn harus tukar dulu alhasil saya sering lihat penumpang gak jadi naik krn pembayaran online gak punya, tukar botol jaraknya jauh. Akhirnya semangat penggunaan suroboyo bus bagi seluruh warga jadi gak terpenuhi seperti dahulu saat pertama launching. Ini sudah bergeser dari tujuan utamanya. Klo tentang bagaimana kumpulan botol di dalam bus, maka solusi yg bisa saya tawarkan adalah dishub menyediakan tempat2 penampungan sampah botol di beberapa halte tempat bus berhenti. Klo dalam bus, penampungan botol sudah penuh maka botol2 itu di drop di halte2 yg ada penampungannya. Nti ada petugas dishub ato dkrth dijadwalkan keliling utk ngambil botol2 kosong di penampungan botol di halte dgn mobil pick up ato truk milik pemkot. Dgn begini maka bus bersih, botol2 plastik bisa terkumpul, warga semua golongan bisa menggunakan suroboyo bus sesuai tujuan awalnya
ReplyDelete