Pakai bahasa apa ya??? |
Ada sepotong cerita yang tertinggal setelah malam Pemilihan Puteri Indonesia 2022.
Bukan saja cerita mahkota yang jatuh atau kontestan yang bersedih, tetapi mengenai bahasa yang digunakan oleh kontestan pada malam final Puteri Indonesia. Semua bermula unggahan Puteri Indonesia 2013, Whulandary Herman atau Uni Whulan di Instagram milik pribadinya.
Ia mengatakan bahwa sebegitu besarkah pengaruh menjawab pertanyaan dalam berbahasa Inggris. Uni Whulan pun menyatakan bahwa jika bisa memilih bahasa untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka ia akan menggunakan bahasa Indonesia.
Menurut Uni, kecerdasan seseorang tidak hanya diukur dari Bahasa Inggris yang cas cis cus atau fasih. Ia beranggapan, karena sedang berkompetisi di Indonesia, maka kontestan sebaiknya menggunakan Bahasa Indonesia.
Banyak keuntungan yang diperoleh Ketika menjawab dengan bahasa ibu sendiri, dalam hal ini Bahasa Indonesia. Uni menganggap peserta akan jauh lebih tenang, lebih irit waktu karena tidak perlu mikir untuk menerjemahkan terlebih dahulu. Menurutnya, dengan berbahasa Indonesia, maka kontestan akan lebih Puteri Indonesia dibandingkan menggunakan Bahasa Inggris.
Sontak saja, pernyataan itu menimbulkan pro dan kontra di kalangan warganet, terutama para pageant lovers. Ada yang setuju dengan pertanyaan Uni Whulan tersebut dan ada yang kontra terhadapnya.
Bahasa Indonesia Harus Jadi yang Utama?
Mereka yang setuju lebih beralasan bahwa penonton di rumah akan lebih mengerti dengan Bahasa Indonesia. Dengan berbahasa Indonesia, maka orang awam akan tertarik melihat Pemilihan Puteri Indonesia karena mereka paham dengan apa yang disampaikan oleh peserta. Mereka juga akan bisa menilai mana peserta yang jawabannya sesuai dengan pertanyaan dari dewan juri.
Pernyataan kontroversial dari Uni Whulandary. - sash Indonesia |
Puteri Indonesia juga kontes kecantikan lokal yang dianggap harus tetap memberi ciri khas budaya Indonesia. Salah satunya ya penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar selama acara kecuali saat interview dengan ratu kecantikan dunia – Miss Universe, Miss International, dan Miss Supranational. Masyarakat Indonesia pun juga akan lebih tertarik dengan acara ini. Gambaran hanya menonjolkan fisik semata akan pudar ketika mereka paham apa yang disampaikan oleh peserta.
Baca juga: Mengulik Sesi 'Deep Interview', Sesi Hidup Mati Peserta Miss Universe
Mereka yang tak setuju beralasan bahwa justru dengan banyaknya orang luar Indonesia yang menonton Pemilihan Puteri Indonesia menjadi tanda sudah saatnya para kontestan menjawab dengan Bahasa Inggris. Dengan begitu, dunia akan tahu bahwa kemampuan Bahasa Inggris para kontestan Puteri Indonesia cukup mumpuni. Mereka akan terus menonton acara ini karena mengerti dengan isu yang sedang dibahas di atas panggung.
Bahasa Inggris Jadi Acuan Bertanding ke Kontes Internasional
Mereka yang kontra dengan Uni Whulan menyatakan sudah saatnya Puteri Indonesia meng-up grade-diri. Membuka diri dengan dunia luar agar pageant ini bisa dijadikan barometer kontes kecantikan dunia dalam memilih pemenangnya.Penggunaan Bahasa Inggris saat babak pidato dan QnA juga akan membuat kontestan tertantang untuk meningkatkan kemampuan public speaking. Mereka juga akan lebih siap dalam menghadapi kontes kecantikan nasional dan internasional. Bahasa Inggris yang digunakan oleh peserta juga bisa menjadi jembatan budaya yang tepa tantara Indonesia dan dunia.
Jika melihat ke belakang, penggunaan Bahasa Inggris pada malam Pemilihan Puteri Indonesia sebenarnya sudah mulai dilakukan sejak 2018. Saat itu, Sonia Fergina Citra menggunakan Bahasa Inggris dalam menjawab pertanyaan babak Top 3. Meski jawabannya kurang lancar, tetapi ia berhasil meraih mahkota Puteri Indonesia 2018. Ia juga sempat mendapatkan perundungan bersama dua puteri lainnya karena jawaban mereka yang terbata-bata.
Baca juga: Aneka Makna dalam Balutan Gaun 'Last Walk' Miss Universe
Pada Pemilihan Puteri Indonesia 2019, publik dikejutkan dengan sosok Frederika Alexis Cull yang menjawab lancar pertanyaan dengan Bahasa Inggris. Fredi pun memenangkan kontes ini dan meraih gelar Top 10 Miss Universe 2019. Sosok Fredi pun menjadi patokan agar Puteri Indonesia yang terpilih nantinya bisa memiliki kemampuan Bahasa Inggris sepertinya. Cas cis cus, on point, dan mudah dimengerti maksudnya oleh para pemirsa.
Pada tahun 2020, beberapa peserta sudah mulai banyak yang menggunakan Bahasa Inggris dalam menjawab pertanyaan. Saya masih ingat sosok wakil Kalimantan Barat, Olivia Leanartha yang memiliki aksen khas British ketika menjawab pertanyaan dalam Bahasa Inggris. Demikian pula Jihane dan Ayusa yang menjawab dalam Bahasa Inggris.
Atas alasan ini, maka sempat ada keraguan terhadap sosok Ayuma, sang pemenang utama yang dianggap Bahasa Inggrisnya kurang lancar. Saat itu memang Ayuma menggunakan Bahasa Indonesia ketika menjawab babak Top 6 dan Top 3. Namun, perlahan tapi pasti Ayuma berlatih keras sehingga mampu membawa nama Indonesia masuk Top 21 Miss Universe 2020. Dalam beberapa kali live menggunakan Bahasa Inggris, pengucapan Ayuma juga mudah dipahami walau tentu, sama seperti saya dan Anda semua yang tidak menggunakan Bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari, masih ada aksen Indonesia yang khas.
Baca juga: Gagal Meraih Gelar, Masihkah Peserta Puteri Indonesia Berlaga pada Tahun Berikutnya?
Nah, pada tahun ini, saya hanya melihat satu kontestan asal NTB, Sheilla Intan yang menggunakan Bahasa Indonesia pada Top 11. Saat Top 6, hanya wakil Sulawesi Tenggara, Arina Rezkiyana yang berbahasa Indonesia. Sempat ada kejadian unik saat Cindy May Mc Guire akan menjawab pertanyaan babak Top 6.
Saat itu, Menkes Budi Gunawan Sadikin memberikan pertanyaan kepada Cindy dari DKI Jakarta 5 mengenai strategi pencegahan stunting di Indonesia. Menkes pun mengatakan bahwa ia lebih senang jika Cindy menggunakan Bahasa Indonesia saja. Namun, Cindy tetap menggunakan Bahasa Inggris dan memaparkan berbagai antisipasi yang bisa dilakukan untuk mencegah stunting. Bisa jadi, kejadian ini yanhg menyebabkan Uni Whulan mengatakan bahwa sebaiknya Bahasa Indonesia digunakan dalam sesi tanya jawab.
Bahasa Inggris Yes, Bahasa Indonesia Silakan
Saya sendiri memilih jalan tengah. Baik Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris sama-sama boleh digunakan oleh peserta. Juri juga sebaiknya tidak menjadikan kemampuan Bahasa Inggris sebagai patokan utama dalam penilaian. Ada juga peserta yang berbahasa Inggris tetapi jawabannya muter-muter. Menurut saya, peserta memilih saja bahasa mana yang nyaman ia gunakan. Yang penting, ia bisa menyampaiakan gagasannya dengan baik dan bisa dipahami oleh masyarakat.Baca juga: Kontes Kecantikan Mana yang Paling Prestisius?
Alangkah lebih baik, MC bisa mengalihbahasakan jawaban peserta ke dalam Bahasa Indonesia jika peserta menggunakan Bahasa Inggris. Tujuannya, agar pemirsa di rumah yang tidak mengerti Bahasa Inggris mampu mamahami jawaban peserta. Kalau missal tidak memungkinkan karena durasi waktu, pihak stasiun TV bisa memberikan teks terjemahan sebentar setelah peserta menjawab pertanyaan. Yang penting, masyarakat paham dan bisa menikmati acara tanpa ragu karena tak bisa Bahasa Inggris. Bukankah kemampuan berbahasa Inggris orang Indonesia masih cukup rendah? Demikian pula jika peserta menggunakan bahsa Indonesia maka teks terjemahan ke dalam bahasa Inggris juga bisa diberikan agar pentonton di luar Indonesia bisa memahaminya.
Saya sendiri terkesima dengan Pemilihan Puteri Indonesia 2001. Saat Angelina Sondakh menjawab dengan Bahasa Inggris, maka selanjutnya MC saat itu, Tantowi Yahya menerjemahkan sebentar jawaban dari Mbak Angie. Saya yang masih duduk di kelas 4 SD pun paham dengan jawaban beliau. Sejak saat itu, saya yakin bahwa kemampuan peserta berbahasa Inggris juga penting tetapi tidak mengesampingkan pemirsa yang tak pandai Bahasa Inggris.
Kalau menurut Anda sendiri, bahasa apa yang sebaiknya digunakan? Silakan dijawab dalam bahasa kalbu dalam 30 detik mulai dari sekarang!
Setuju saya sama Uni Whulan, nama putri Indonesia harus memakai bahasa Indonesia bukan bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya.
ReplyDeletehmmm memang susah mau Indo atau inggris y mas
Delete