Desa Wisata Sidorejo Indah (Dewi Sri) Jabung Malang |
Liburan seminggu di Malang kemarin, saya manfaatkan betul untuk jalan-jalan ke tempat wisata baru terutama yang berbasis manajemen desa.
Iseng membuka Google map dan mencari wisata terdekat , saya menemukan wisata baru di daerah Pakis Malang. Wisata ini bernama Desa Wisata Sirorejo Indah (Dewi Sri) yang terletak hanya sekitar 27 km dari rumah saya. Estimasi waktu perjalanan dari rumah menurut Google map sekitar 25 menit. Yah tidak terlalu lama juga.
Saya pun langsung tancap ke Desa Wisata Sidorejo Indah ini karena sudah kepincut dengan suasana khas persawahan, gazebo, dan jembatan bambu yang ikonik. Sebenarnya, saya ingin datang saat sore hari karena gemerlap lampu yang diunggah oleh para Local Guide.
Sayangnya, musim hujan yang tak bisa diprediksi serta angin kencang yang kerap datang tiba-tiba, membuat saya memutuskan datang ke sana saat pagi menjelang siang. Dalam hati saya berdoa agar tidak tersesat agar perjalanan saya tidak memakan waktu lama.
Lokasi Desa Wisata Sidorejo Indah (Dewi Sri) Jabung Malang
Untuk mencapai Desa Wisata Sidorejo Indah (Dewi Sri) ini, kita hanya perlu mengarahkan kendaraan ke arah Tumpang. Gampangnya, arah perjalanan menuju wisata ini sama dengan arah menuju Gunung Bromo. Nantinya, setelah sampai di sekitar Kantor Desa Sumberpasir Pakis, alangkah baiknya untuk memperlambat laju kendaraan.
Jalan desa menuju wisata ini berada tak jauh dari kantor desa tersebut. Ikuti saja jalan tersebut hingga mencapai sebuah perempatan. Nantinya, papan lokasi menuju Desa Wisata Sidorejo Indah (Dewi Sri) ini akan terlihat jelas. Setelah berjalan beberapa meter, nanti pemukiman warga akan berganti dengan persawahan dengan latar Pegunungan Tengger Bromo Semeru. Nah, wisata ini sudah tampak di sekitar persawahan ini dari beberapa gazebo yang terjajar rapi.
Jalan menuju Desa Wisata Sidorejo Indah (Dewi Sri) Jabung Malang |
Saya datang terlalu pagi sehingga wisata ini masih buka. Tanpa banyak kata, saya pun segera memarkir motor dan menuju beberapa spot berfoto. Tentu, gazebo yang indah adalah target saya untuk duduk sebentar sembari menikmati suasana segar saya dapatkan.
Sejauh mata memandang, hamparan perbukitan hijau dengan sawah yang memagarinya menjadi penyemangat saya. Sungguh, setelah beberapa waktu terakhir cukup capai bolak-balik beberapa kota dengan kemacetan jalan yang luar biasa, pemandangan itu adalah oase yang sangat berharga. Sepoinya angin juga menambah rasa bahagia saya karena wilayah ini merupakan kaki bukit. Otomatis, embusan angin yang cukup kencang pun menjadi warna tersendiri dari bentang alam di desa wisata ini.
Gazebo yang cukup banyak |
Spot Foto Menarik di Tengah Sawah
Pandangan mata saya kemudian tertuju ke jembatan bambu yang dirangkai sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan dengan gubug di tengah sawah. Di depan gubung itu, terdapat patung Dewi Sri berukuran besar. Dewi Sri sendiri adalah dewi padi yang melambangkan kesuburan bagi para petani.
Baiklah, saya akan memulai catwalk ala-ala kontestan Miss Universe mengelilingi gubung tersebut.
Alangkah terkejutnya saya ketika berada di jembatan tersebut, tampak jejeran tanaman berdaun ungu berjajar rapi memagari trek para wisatawan yang sedang berjalan di jembatan tersebut. Kalau tak salah, nama tanaman tersebut adalah purple heart yang juga biasa ditanam di pot gantung.
Beberapa saat kemudian, saya sampai di gubuk bambu tempat berteduh di tengah sawah. Suasana sejuk kembali saya rasakan setelah berpanas ria berjalan catwalk dengan gaun malam (baca: celana) yang panjang. Namun, saya tertantang untuk naik ke loteng dari gubuk ini untuk menikmati suasana lain dari Desa Wisata Sidorejo Indah (Dewi Sri) ini.
Berjalan ala-ala Miss Universe dulu |
Dengan langkah perlahan ala-ala Catriona Gray sembari menyisingkan celana pajang, saya tiba di loteng gubuk ini. Lagi-lagi, saya mendapatkan kesegaran nyata tanpa fatamorgana di sana. Berdiri sejenak, saya pun membayangkan sedang diberi mahkota Miss Universe saking bahagianya saya di sana. Jadi, selepas catwalk ala-ala melalui jembatan tadi, maka crowning moment adalah kunci.
Lantas, hadiah apa yang bisa saya dapat?
Pemandangan sawah menghijau tentu menjadi hadiah utama saya. Tak hanya itu, dari loteng gubuk ini, saya juga mendapat jackpot berupa rangkaian pegunungan indah di sisi utara dan timur. Samar-samar, Gunung Semeru yang masih mengepulkan asap tipis pun terlihat. Saya juga mendapat hadiah hiburan berupa para petani yang masih asyik bercocok tanam di sana.
Suasana sawah yang sejuk |
Ada juga beberapa peternak yang sedang memberi makan hewan ternaknya dari kejauhan. Pun, kendaraan khas pedesaan berupa mesin diesel yang berlalu lalang pun tampak asyik untuk dinikmati. Semua itu hanya perlu saya bayar dengan tiket parkir motor 5 ribu rupiah.
Rangkaian pegunungan Bromo Tengger Semeru |
Saya juga mampir sejenak ke beberapa spot menarik lain seperti kolam ikan, sistem irigasi, dan beberapa boneka sawah yang juga ikonik. Ada juga beberapa alat fitnes manual yang bisa digunakan untuk berolaharaga. Pendek kata, fasilitas di Desa Wisata Sidorejo Indah ini cukup lengkap.
Wisata Indah tapi Minim Pengunjung
Sayangnya, pengunjung di sini cukup sepi. Beberapa hari setelah kunjungan saya, keluarga besar saya pun kepincut untuk datang ke sini. Mereka juga penasaran untuk mengetahui lebih jauh serta ikut bernarsis ria demi mendapatkan konten media sosial paripurna.
Dua mobil pun penuh ketika kami datang. Dan ternyata, sama dengan kunjungan saya sebelumnya, masih tak ada pengunjung di hari itu. Padahal, jam sudah menujukkan pukul 10 pagi. Kami pun lantas memenuhi area wisata tersebut. Kami juga mulai memesan makanan di warung yang berjualan di wisata ini.
Makan di warung dulu |
Meski hanya satu warung yang buka, itu tak masalah. Asal, kami bisa makan siang dengan lahap sembari melanjutkan perjalanan ke tempat wisata berikutnya. Untuk harga dan porsi makanan sendiri cukup wajar. Mengingat tempat wisata, otomatis ada selisih harga yang lebih tinggi daripada tempat lain. Saya memesan lalapan ayam seharga 18 ribu rupiah. Lengkap dengan tempe, sambal, dan ikan goreng. Porsi nasinya juga besar. Beberapa anggota keluarga lain memesan rujak cingur seharga 15 ribu rupiah.
Menu lalapan ayam dan ikan |
Nah yang membuat kaget adalah ketika saya memesan es teh, ternyata harga segelas minuman tersebut sebesar 10 ribu rupiah. Ketika saya konfirmasi apa benar harganya segitu karena es teh di Mall saja paling-paling hanya 8 ribu rupiah, ternyata memang benar. Menurut pemilik warung, mahalnya es teh karena bahan baku esnya yang mahal. Baiklah, tak apa tetapi saya masih tidak habis pikir lantaran harga segelas kopi panas di sana hanya 5 ribu rupiah.
Duduk di gazebo yang nyaman |
Informasi menu makanan dan minuman seperti ini yang semestinya bisa diperbaiki lagi. Selain itu, promosi lebih lanjut akan keberadaan wisata ini juga bisa lebih digalakkan dengan prokes ketat tentunya. Saya melihat petugas kebersihan dan taman setiap pagi terlihat cekatan dalam menata serta memberishkan area wisata ini. Untuk perawatan, tempat wisata ini sudah baik.
Maka, Desa Wisata Sidorejo (Dewi Sri) ini bisa jadi salah satu alternatif liburan ke Malang terutama jika akan ke Gunung Bromo.
Wah, aku baru tau nih ada Desa Wisata Sidorejo di Malang yang pemandangan background gunung bagus banget. Sawah2 cantik terhampar luas, banyak gazebo yang kelihatan bagus ga asal2an bikinnya. Murah banget harga makanan dan minumannya. Kudu dimampirin ah kapan2.
ReplyDeletekuy lah mbak diampirin kalau ke Malang
DeleteWkwkwk, harga es teh nya malah lebih mahal daripada kopi panas ya, mungkin beli es nya jauh mas.😂
ReplyDeleteTempat wisata desa seperti ini bagus ya, melihat pemandangan alam gunung plus juga persawahan yang menghijau, hati jadi adem.
Mungkin karena masih baru jadi masih sepi, mungkin pengelola nya harus banyak promosi, baik di sosmed maupun pasang papan pemberitahuan di pinggir jalan. Tapi memang butuh biaya sih.
bener mas butuh biaya juga kan kalau mau promosi
DeleteBisa minta biaya ke Pemda tidak ya? Kan buat kemajuan daerah juga.😅
DeleteDi desa wisata gini..paling asyik pagi..atau menjelang sore. Menikmati angin sawah, seger...tapi klo sore bawaannya bikin ngantuk..ha..ha
ReplyDeleteBtw, harga makanannya standar. Tapi kenapa teh mahal banget yaa. Biasane teh/jeruk harganya selevel...dan itu minuman yang paling merakyat..baru setelahnya kopi.. ini malah murah kopinya ya
lah iya mbak makanya
Deletebiasanya kan kopi lebih mahal ya
Coba deket, pasti aku samperin..
ReplyDeletePaling suka sih sama wisata-wisata baru yang ada di Indonesia.
kuy lah mas ke Malang
DeleteSerba salah juga, aku sendiri lebih suka kalo tempat ini sepiiii ,jadi lebih bagus buat foto, dan ga kuatir rusak juga kotor. Tapi ngerti sih, wisata yg rame, bakal menaikkan ekonomi penduduk setempat :).
ReplyDeleteIni cakeeeep banget sih mas. Dan aku juga beneran bayangin para kontestan ratu kecantikan berpose di jembatan itu 😄. Pasti cuantiiiiik
mereka butuh biaya operasional juga kan ya mbak
Deletewkwkkw nanti pas ditengan buat pengumuman Top 3
apa mungkin kuran promosi ya
ReplyDeletebisa jadi ya mbak
DeletePemandangannya indah banget, Maaaaaaa 😆. Seger gitu lihat sawah yang ijo-ijo. Mana tempatnya bersih pula. 😍
ReplyDeleteTapi kalau dipikir-pikir enak gitu, mas. Pas mas Ikrom sekeluarga ke sana, pas sepi. Jadi tempat seindah itu berasa milik keluarga sendiri. Hehehe. 😁
Ngomong-ngomong, setuju banget. Jadi kalau main ke Bromo bisa sekalian mampir ke tempat ini.
iya mbak seger banget dan pas kalau mau ke bromo
Deleteberasa swah pribadi ya hehe
Penyakitnya daerah wisata memang begitu, harga makanan srlangit. Daerah kami Danau
ReplyDeleteHehe ... Maaf Salah penctet. Daerah kami Danau Kerinci kendalanya juga begitu. Terutama saat labaran dan pesta danau.
ReplyDeletegpp bu nur
Deletememang kalau tempat wisata ya agak mahal ya
terima kasih
eh ini di Malang? wah menarik nih
ReplyDeleteaku suka banget liat sawahnyaaa 😍