Miss Global Kolombia memaki tuan rumah dalam penyelenggaraan Miss Global 2020 di Meksiko. - https://www.hch.tv |
Kontes kecantikan kerap memamerkan kegiatan karantina mewah, panggung glamor, dan sederet kegiatan spektakuler lain.
Namun, ada beberapa kontes kecantikan yang ternyata berbanding terbalik dengan apa yang dibayangkan. Bukan panggung megah dan hadiah yang besar, justru para kontestan mengalami penipuan. Kasus penipuan ini tidak saja membuat para kontestan dan sang direktur nasional mengalami kerugian materi, tetapi juga bisa berdampak pada kondisi psikis dari sang kontestan tersebut.
Ajang Palsu Miss Glamour International
Baru-baru ini, dunia kontes kecantikan dihebohkan dengan peristiwa penipuan yang bekedok kontes kecantikan. Ajang Miss Glamor International yang digadang-gadang akan dilakukan di Meksiko, ternyata hanyalah pepesan kosong. Bagaimana tidak, hingga menjelang malam final, hanya ada 6 kontestan yang ikut serta di dalamnya.
Keenam kontestan tersebut berasal dari Filipina, Peru, Meksiko, Kanada, Puerto Rico, dan Kolombia. Sebenarnya, sejak 2020 lalu, pihak penyelenggara Miss Glamor International ini kerap membagikan foto kontestan dari negara lain. Namun, satu per satu kontestan tersebut mundur. Bisa jadi, mereka sudah mengendus itikad tak baik dari penyelenggara ajang Miss Glamour International ini.
Enam peserta yang mengikuti Miss Glamour 2021- Miss Glamour IG |
Apes bagi enam kontestan yang sudah kadung berangkat ke Meksiko. Mereka tak mengira jika keputusan mereka untuk tetap mengikuti karantina berbuah kepahitan. Mereka tidak ditempatkan di hotel atau penginapan yang layak tetapi malah langsung diinapkan di rumah sang pemilik kontes kecantikan.
Baca juga: National Costume Miss Universe, Panggung Aspirasi Sebuah Negeri
Uniknya, pemilik kontes kecantikan ini adalah pemuda berusia 20 tahun. Ia pun hanya menyuguhkan coklat panas dan makanan seadanya kepada para kontestan yang sudah kadung datang. Apa yang ia lakukan ini lantaran memang ia tak punya uang. Bahkan, ia sempat meminjam uang kepada para kontestan dan orang tua mereka agar acara ini tetap berlangsung.
Cerita miris ini bermula saat ada seorang pria yang mengunggah informasi bahwa salah seorang kontestan asal Filipina sedang tidak baik-baik saja. Lalu, kecurigaan pun semakin merebak karena hingga mendekati malam final, tak ada tanda-tanda lebih jelas akan kompetisi tersebut.
Memang, pada unggahan akun resmi organisasi tersebut, sempat ada kegiatan untuk menyusun panggung dan tata pencahayaan. Namun, persiapan tersebut hanya persiapan palsu hingga malam final pun tak jadi dilaksanakan. Akhirnya, skandal ini pun terkuak bahwa ajang tersebut adalah ajang abal-abal.
Baca juga: Kontes Kecantikan Mana yang Paling Prestisius?
Sontak, penggemar pageant pun heran mengapa ini bisa terjadi. Bagaimana bisa, pemuda 20 tahun yang belum memiliki kemapanan finansial bisa menjadi seorang national director. Mengapa pula para organisasi yang mengirimkan para kontestan tersebut masih saja nekat untuk mengirimkan peserta mereka. Pertanyaan ini pun tidak dapat dijawab.
Kekisruhan Penyelenggaraan Miss Global di Meksiko
Kekisruhan dalam kontes kecantikan yang menyebabkan pesertanya harus terlunta tidak hanya terjadi pada ajang Miss Glamour. Pada awal 2020, sebelum covid-19 melanda dunia, ajang Miss Global pun juga tak luput dari kekacauan.
Kekisruhan bermula ketika peserta asal Kolombia bernama Jesenia Orozco berteriak di hadapan banyak penonton sambil menunjuk seorang pria yang tiba-tiba saja naik ke panggung. Miss Kolombia yang terus memaki dalam bahasa Spanyol langsung diberi apresiasi oleh peserta lain. Beberapa diantaranya mencoba memeluk dan menenangkan wanita tersebut.
Baca juga: Negara Baru yang Menggetarkan Kontes Kecantikan
Dari berbagai informasi yang beredar, ada sebuah konflik yang terjadi antara pihak penyelenggara Miss Global dengan sponsor tuan rumah. Sayangnya, pemberitaan mengenai kisruh ini masih belum jelas.
Entah berusaha untuk ditutupi atau apa, jarang sekali media berbahasa Inggris atau pun Indonesia yang mengangkatnya. Yang ada, media berbahasa Spanyol justru yang banyak mengulas insiden memalukan tersebut.
Titik terang mengenai insiden ini mulai tampak saat peserta asal Indonesia, Tashianna Bhuller berbicara blak-blakan pada video yang diunggah oleh Gandhi Fernando. Dara keturunan India asal Medan tersebut secara gamblang menceritakan apa yang sebenarnya terjadi di sana. Dan rupanya, ada hal yang cukup mencengangkan terjadi.
Dari penuturannya, semua bermula ketika pihak penyelenggara seakan terlalu kentara untuk memenangkan jagoan mereka, Miss Meksiko. Perhatian ini tampak mulai saat karantina hingga saat acara pergelaran berlangsung.
Thasianna menceritakan bahwa Miss Meksiko mendapatkan perhatian lebih besar dalam berbagai kegiatan. Seperti saat pemotretan, kemudahannya mendapatkan fasilitas hotel, dan berbagai acara lain. Inilah yang kemudian pada awalnya memantik protes dari peserta lainnya. Foto-foto Miss Meksiko berukuran besar juga terpajang di beberapa sudut acara. Beberapa kali sempat terjadi ketegangan antara peserta dan panitia.
Baca juga: Dominasi Negara Latin pada Kontes Kecantikan Internasional
Puncak dari kekisruhan tersebut terjadi saat pengumuman finalis yang masuk 5 besar. Dari keterangan yang diberikan oleh Van Pham - CEO dari ajang kecantikan ini - Mr. Ramirez yang menjadi sponsor acara ini di Meksiko terus mendesak agar Miss Meksiko dimenangkan. Tentu hal ini ditolaknya. Ia tidak ingin ajang ini dicederai sportivitasnya. Makanya, Ramiro Gutierrez langsung naik ke panggung dan menyatakan pergelaran tersebut dihentikan. Sontak, Miss Kolombia berani menyuarakan suara dari peserta lainnya berteriak dalam bahasa Spanyol yang tak dimengerti oleh peserta dan penonton lainnya.
Ajang ini pun akhirnya dimenangkan oleh KarolÃna KokeÅ¡ová asal Republik Ceko. Penobatan sang pemenang diilakukan dalam suasana gelap dan tanpa aliran listrik sama sekali karena pihak tuan rumah memutus aliran listrik.
Tak hanya itu, dari pihak yang menemaninya di sana, Thasianna diminta untuk segera berkemas dan pergi ke bandara. Ia juga sempat mendengar bahwa ada todongan senjata laras panjang saat berada di hotel meski ini juga belum terkonfirmasi dengan benar.
Berdasarkan desas-desus yang beredar, ada dugaan bahwa kartel narkoba Meksiko bermain di ajang ini. Yang jelas, sejak kekacauan yang terjadi pada malam penganugerahan tersebut, banyak peserta yang bingung karena pihak panitia juga banyak yang sudah pergi dari hotel. Beberapa diantaranya bahkan kesulitan untuk mendapatkan bus yang akan membawa mereka pergi ke bandara.
Ledakan Bom di Miss World 1970
Kekeacauan dalam kontes kecantikan juga pernah terjadi saat penyelenggaraan Miss World 1970. Ketika pra kompetisi, sebuah bom meledak di dekat van milik BBC. Bom ini diduga sebagai bentuk protes asal penerimaan kontestan kulit hitam asal Afrika Selatan yang ikut berkompetisi. Saat itu, Afrika Selatan masih menganut sistem apartheid dan selalu mengirimkan wakil berkulit putih. Pada Miss World 1970, ada dua kontestan asal Afrika Selatan yang turut serta dan hal itu membuat beberapa pihak tidak senang.
Kertas-kertas bertebaran saat malam penjurian Miss World 1970. https://i.guim.co.uk |
Kekacauan tersebut semakin runyam ketika pemenang dari Miss World 1970 juga merupakan wanita berkulit hitam asal Grenada. Banyak pihak yang protes dengan kemenangan ini karena PM Grenada ikut menjadi panel juri. Oma Morley yang merupakan pemilik Miss World bahkan sempat memberikan kartu penilaian kepada publik yang ternyata masih belum bisa diterima.
Suka atau tidak, penilaian kontes kecantikan adalah penilaian tertutup. Rasa tidak senang kepada hasil pun akan terus terjadi. Meski begitu, jika pihak penyelenggara tidak bisa menjamin keamanan dan kenyamanan para peserta, maka kredibilitas sebuah kontes kecantikan bisa dipertanyakan.
Di negeri liberal macam Amrik ada wilayah yang tak mengizinkan lomba tak terukur, misalnya kontes kecantikan dan lomba foto. Kalau olahraga kan terukur, makanya boleh. Ada juga wilayah yang melarang perjudian, tapi entah bagaimana dengan judi online tanpa batas wilayah.
ReplyDeleteBahkan maaf, ada wilayah yang melarang pembuatan film dewasa, kecuali dgn syarat ketat, sehingga perusahaan memindahkan syuting ke Nevada.
Itulah perlunya regulasi.
benar makanya beberapa peserta Miss USA asal negara bagian tertentu maju tidak melalui pemilihan tapi lewat handpicked
DeleteRupanya aroma kecurangan itu ada di kompetisi apapun. Termasuk ajang kontes bergengsi berkelas dunia. Seperti kontes lecantikan selamat malam, MasIkrom. He he
ReplyDeletebenar bu kecurangan akan selalua da ya
Deletesaya kok malah fokus ke misnya ya, he-he, semoga saja enggak terjadi di Indonesia karena ngeri juga bacanya
ReplyDeletehayo fokus apa nih
Deletengeri juga ya, apalagi pas baca ada main kartel narkoba meksiko. langsung kebayang adegan dar der dor
ReplyDelete:(
nah iya kan mbak
Deletewaahhh.. ini hal baru buat aku..
ReplyDeleteAku baru tahu kalau diluar sana ada Pageant yang dibuat hanya untuk kedok.. Kaget banget cerita yang ttg Miss Glamour Inter.. Ya ampunnn... Aku nggk bisa ngebayangin gimana rasanya jadi peserta..
bener mas buat cari keuntungan aja ya
DeleteAku jaraaaaang banget ngikuti berita2 ttg kontes kecantikan ini mas, jadi jujur ini berita baru buatku. Jadi tahu kalo ajang kontes begini ga selamanya bener yaaa. Ternyata banyak juga yg terjebak ikutan ajang abal2 :(. Tapi serem baca yg ada bom segala. Memang Yaa di tahun itu kayaknya rasisme masih tinggi banget. Banyak baca berita di mana orang kulit hitam selalu jadi korban rasis. Berarti di tahun segitu Asia blm ada yg mengirimkan wakilnya Yaa kalo semua peserta kulit putih?
ReplyDeleteaku baru tau ada miss Glamour, ternyata banget juga ya ajang pageant ini, dan yang aku tau yang sering disebut netizen aja dan yang diwakili sama kontestan Indo
ReplyDeletedann herannya kok bisa gitu ya ada ajang abal-abal tapi negara yang join bisa percaya gitu aja, plus yang mendirikan cowok 20 tahun
astagah umur 20 tahun kan kurang lebihnya baru jadi anak kuliahan yang masih labil, ingusan gitu
herannn akutu