Santap Kuliner Khas Jawa Timuran di Rumah Makan Bunda (Hj. Titin) Pare Kediri

Rumah Makan Bunda Pare Kediri
Menu di lemari kaca

Jarang-jarang saya membahas kuliner Kediri.

Bagi saya kuliner Kediri kurang cocok dengan lidah saya yang tak terlalu suka pedas dan asin. Namun, ketika saya pergi ke Kediri beberapa waktu terakhir, saya teringat jika ayah dan ibu saya menemukan warung yang oke punya. 

Standar oke punya ini berarti masakannya lumayan enak, tidak terlalu pedas, tempat parkir luas, tempat makan nyaman, dan pastinya harganya murah. Biasanya, kami naik mobil dari Malang ke Kediri selepas subuh. Berangkat dengan waktu sepagi itu membuat kami bisa sarapan di sekitar Kandangan yang sudah masuk wilayah Kabupaten Kediri.

Sayangnya, beberapa kali warung langganan kami yang berada di sekitar Pasar Kandangan selalu penuh. Kami tidak bisa makan dengan leluasa. Makanya, kami mencari warung makan lagi ke arah Pare. Akhirnya, setelah melalui beberapa trial and error, kami memutuskan bahwa Rumah Makan Bunda (Hj. Titin) menjadi rumah makan langganan ketika kami pergi ke Kediri. 

Lokasi di Pinggir Jalan Raya Pare-Malang

Sebenarnya, rumah makan ini masih berada wilayah Kecamatan Kepung dan belum masuk wilayah pare. Namun, banyak orang yang mengatakan bahwa rumah makan ini sudah termasuk Pare. Yah bisa dibilang perbatasan antara Pare dan Kepung. Jika dari arah Malang, rumah makan ini lokasinya tepat di sebelah kiri jalan. Dengan cat berwarna hijau yang khas, cukup mudah untuk ditemui. Patokan paling mudahnya adalah sekitar 250 meter dari SPBU Pertamina Kepung. Pas sekali jika selepas isi bensi kita ingin mencari makan, maka rumah makan ini cukup terekomendasi. 

Rumah Makan Bunda Pare Kediri
Rumah Makan Bunda Pare Kediri

Memilih Menu Makan di Lemari Kaca

Salah satu keunggulan yang saya suka adalah rumah makan ini mengusung konsep semi prasmanan. Jadi, kita bisa memilih lauk pauk sesuai selera kita yang ada di lemari kaca. Kita juga bisa memesan menu lainnya yang tidak ada pada lemari kaca tersebut. Beberapa menu yang tidak ada pada lemari kaca adalah soto ayam dan nasi tumpang khas Kediri. 

Rumah Makan Bunda Pare Kediri
Tinggal pilih yang mana


Keunggulan lainnya adalah varian menu yang ditawarkan cukup banyak. Jadi, saya bisa memilih menu makan apa yang sekiranya tidak pedas karena saat itu masih pagi hari. Saya tidak mau berspekulasi dengan kondisi perut saya karena harus menempuh perjalanan jauh. Saya pun memesan nasi rames yang berisikan mie dan telur bali. Untuk menu sayur, saya berbagi menu sayur bening kacang dan belimbing wuluh karena takut tidak habis. 

Rumah Makan Bunda Pare Kediri
Pembeli tinggal menunjuk menu mana yang jadi favorit


Saya suka sekali masakan warung ini yang sedap dan pas. Tidak terlalu banyak micin dan gurih. Bumbu bali telornya benar-benar mengena. Meskipun agak sedikit pedas tetapi saya masih bisa menoleransinya. Demikian pula sayur asamnya yang tak begitu asam. Perpaduan kuah dan belimbing wuluh benar-benar menggoda selera. Saya bisa lahap makan pagi walau biasanya saat pagi hari saya mau muntah jika diisi dengan makanan banyak terutama saat pagi hari. 

Rumah Makan Bunda Pare Kediri
Menu nasi rames

Rumah Makan Bunda Pare Kediri
Sayur bening

Adik saya memesan nasi soto ayam hangat sesuai kesukaannya. Menu soto di Kediri itu menurut saya perpaduan gaya Jawa Timuran yang memiliki kuah kental dan gaya Jawa Tengahan/Jogja yang berkuah bening. Kalau saat sore hari saya bisa menyantapnya dengan lahap. Sayang saat itu hari masih pagi. 

Rumah Makan Bunda Pare Kediri
Nasi soto ayam

Garang Asem Jadi Menu Favorit

Nah, menu favorit dari garang asem. Sebenarnya, menu ini adalah menu khas Jawa Tengah tetapi di warung ini dimasak dengan menu Jawa Timur. Ayah saya suka sekali dengan menu garang asem ini karena cukup sulit ditemukan di Malang. Beliau sampai rela membeli beberapa buah untuk dibawa pulang dan dihangatkan sampai rumah karena rasanya yang enak campuran pedas dan asam. 

Rumah Makan Bunda Pare Kediri
Garang asem


Isi dari garang asem di Rumah Maan Bunda (Hj. Titin) ini adalah suwiran ayam dan belimbing wuluh. Harga satu porsi garang asem yang dibungkus dengan daun pisang tersebut adalah 18 ribu rupiah. Jika ditambah nasi, maka harganya menjadi 22 ribu rupiah. Yah cukup murah lah untuk ukuran sebesar itu. Saya hanya sekali mencicipi karena tidak kuat dengan rasa pedasnya. Ditambah lagi, kuah santan yang menjadi dasar dari masakan ini memiliki rempah yang kuat pula. Meski menurut saya, santan pada garam asem ini tidak terlalu pekat. 

Olahan Ikan Tak Kalah Mantap


Selain garang asem, menu olahan ikan juga jadi pilihan. Beberapa diantaranya adalah ikan tuna dan pepes ikan peda. Ada juga menu capjay dan sayuran dari daun singkong serta daun papaya. Sayangnya, untuk menu pepes ikan sendiri tidak dipotong kecil-kecil. Pembeli harus membeli satu buah ikan dalam bentuk untuh. Padahal, ukuran ikannya cukup besar sehingga sayang kalau tidak habis. 

Rumah Makan Bunda Pare Kediri
Menu olahan ikan


Harga makanan selain garang asem juga terbilang murah. Satu porsi nasi soto ayam dihargai 15 ribu rupiah. Satu porsi nasi rames hanya 10 ribu rupiah. Bahkan, satu porsi sayur capjay dan sayuran hanya 6 ribu rupiah. Total, kami hanya menghabiskan uang sebesar 100 ribu rupiah untuk makan sebanyak 6 orang. Jumlah yang cukup saya sangat murah.

Fasilitas yang ditawarkan oleh Rumah Makan Bunda (Hj. Titin) juga lengkap. Ada meja makan dan meja lesehan. Pembeli tinggal memilih mana yang lebih nyaman untuk digunakan makan. Ada juga musala dan kamar kecil yang bersih. 

Rumah Makan Bunda Pare Kediri
Tempat makan lesehan
 

Saya juga suka petugas rumah makan yang sigap jika kita membutuhkan bantuan semisal menambah menu makan. Kekurangannya mungkin hanya kadang rumah makan ini tidak tentu jam tutupnya. Kadang, kami sudah percaya diri untuk bisa makan di rumah makan tersebut eh ternyata warung makan tersebut. Alhasil, kami harus putar balik ke arah Pasar Kandangan untuk bisa makan di warung pojok. 

Rumah Makan Bunda Pare Kediri
Tempat makan di kursi


Jika datang ke sini sebaiknya tidak terlalu sore hari lantaran biasanya selepas Asar menu yang disediakan sudah mulai habis dan warung akan tutup. Saya pernah sekali datang ke sana dan menjadi pengunjung yang terakhir. Pemilik rumah makan dan petugasnya sudah berkemas akan tutup. Rumah makan ini tidak terlalu ramai hanya satu dua pengunjung saja yang datang tetapi melintu kata orang jawa. Artinya, meski tidak ramai benar tetapi ada saja pembelinya. Benar-benar berkah.

18 Comments

  1. Klo ngomongin kuliner Jawa Timuran selalu bikin penasaran pengen nyoba. Di banding kuliner khas Jawa Tengah, saya lebih cenderung menyukai Jawa Timuran, kebetulan punya suami juga orang Jawa Timur. Halaaaah... 😄

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau aku karena lahir di Jatim lebih cocok memang masakan jatim
      tapi sekarang udah mulai terbiasa juga masakan jawa tengahan si

      Delete
  2. pagi-pagi emang enak kayaknya makan nasi rames ditambah telur bumbu bali
    baideweii aniweii, telur bumbu bali ini favorit aku dari SD, dulu tiap ke warung langganan, mesti pesen ini hahaha
    bisa di noted ini kalau sewaktu-waktu pas aku ke Kediri.
    Pare padahal daerah asal nenek aku, tapi aku udah lupa kapan terakhir kesana

    ReplyDelete
    Replies
    1. anget anget sedep gitu ya mbak hehe

      boleh mbak lokasinya gampang ditemukan kok

      Delete
  3. Aku sekali ke Kediri, waktu itu baru dari malang juga mas. Mau balik ke solo. Mampir Kediri, trus cari makan. Tapi Krn udah malam, dan kami blm tau Kediri, akhirnya warung makan yg buka, itu ajalah dijadiin pilihan :D. Aku inget banget jualannya aneka nasi goreng, tapi porsi jumbo . Daaaaan aku juga suka rasanya, terus kaget pas bayar. Soalnya murah kebangetaaaan hahahah. Aku terbiasa Ama harga Jakarta 😅.

    Naah makanan rumahan kayak RM bunda ini aku juga sukaaaa. Pilihannya banyak, dan biasanya bikin kangen rumah. Garang asam itu favorit kami sekeluarga. Aku paling suka kalo cabe rawit yg dimasukin banyak hahahahah. Biar nampol.

    ReplyDelete
    Replies
    1. nasi goreng di Kediri emang rata rata jumbo mbak porsinya
      tapi emang murah banget si hahahhaha

      wah iya cabe rawitnya bisa sampe 10 biji itu mbak
      auto kepedesen deh

      Delete
  4. Menu-menu olahan ikannya terlihat menggiurkan, yah 😍

    Saya tuh suka banget kuliner Jawa Timur, meski taunya area Surabaya Malang saja, tapi setiap ada jadwal biztrip ke sana, pasti sempatkan diri untuk kulineran sebab enak-enak, entah kenapa jarang ada yang failed gitu rasanya 🤣

    By the way, foto-fotonya bagus, mas Ikrooom 🥳

    ReplyDelete
    Replies
    1. mungkin di sini agak strict kalau pas ngeracik bumbu
      makanya lumayan sedep mbak hehe

      Delete
  5. Di era New Normal bagaimana suasana di tempat makan tersebut mas, apakah ramai atau tidak? btw, garang asemnya menggiurkan.... I like it...

    ReplyDelete
    Replies
    1. tidak ramai mas seperti yang saya tulis di sana

      Delete
  6. Tertarik sama garangasemnya, enak banget kalau buat makan siang

    ReplyDelete
  7. Entah karena saya bacanya pas lagi lapar atau karena review dan gambar-gambarnya yang sangat menggoda, tetiba air liur saya kompak dengan perut, seperti meronta-ronta minta makan

    ReplyDelete
  8. Banyak loh tempat kayak gini, nggak terlalu ramai tapi ada aja yang datang, di dekat sini juga ada pecel favoritnya Ari Lasso, yang udah ada sejak Ari Lasso masih di Surabaya, sampai sekarang.
    Saya kaget pas liat Ari Lasso makan di situ, karena menurut saya tuh warung nggak pernah terlihat ramai sama sekali loh, tapi tetep buka, memang ada aja lah yang beli ya.

    Btw, kirain ini di kota Pare, kangen ke sana euy, di sana kota kelahiran mertua saya, dulu kami sering ke Pare :D
    Tapi setiap ke sana, yang keingat cuman makan sate ama bakso hahahaha

    Mertua saya tahu, kalau lidah saya kurang familier makanan Jowo :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. pecelnya yang di pandegiling itu kan mbak?
      aku juga baru ngeh itu pecel fav ari lasso lah enggak begiti rame bener
      bukan mbak ini pare kediri hahahah

      Delete
    2. ya Alloh kemlecer tenan aku mbaca deskripsii menune mas ikrom wkwkkwkw


      rames isi mie ama telor bali...heuheu...ngelih to de rescue...telur bali iki balado ya berarti

      aku juga loading tadi bening ada brlimbing wuluhe? nek garang asem aku baru mudeng ada belimbing wuluhe tapi nek bening aku baru agie ngerti iki loh...mantabbb


      pepese pun unik banget ikan segede hoh hah tetep ditum daun pisang yo ga dipotong potong dulu pepese

      baru tau juga nek tipikal soto jatim kuahe kentel #auto lapaaaar hahahhaha

      Delete
Next Post Previous Post