Sumber- GBSA |
Halo-halo, welcome back to pageant sessions
Mungkin ada pembaca yang bertanya, kok sekarang saya jarang mengulas tentang pageant lagi. Jawabannya karena saya sibuk dan ada sedikit kasus tidak enak terkait tulisan tentang pageant saya di Kompasiana.
Jadi, setelah gelaran Miss Supranational kemarin, saya menulis opini terkait para PL yang tidak terima atas kekalahan tersebut. Isi tulisan tersebut saya coba ulas dari dua sisi. Artinya, saya tidak begitu saja membela mereka yang tidak terima pun demikian tidak mencela mereka karena itu merupakan prinsip. Dalam judul pun, meski saya memasang judul cukup sensasional tetapi saya mempertanyakan apakah dengan menyerang akun IG Miss Supranational merupakan tanda kedewasaan kita atau tidak.
Beberapa jam setelah artikel itu tayang ada sebuah portal pageant yang mengunggah tulisan saya dengan sepotong-sepotong. Katanya saya menulis dan menganggap bahwa PL belum dewasa. Padahal, jika dibaca secara menyeluruh, saya mengumpan balik pada pembaca jika kita masih belum bisa menerima kekalahan, lantas apa yang kita lakukan agar kita bisa lebih dewasa?
Tak lama, akun Instagram saya tumbang. Barangkali banyak akun yang melaporkan akun saya. Ya wislah anggap saja sedang apes. Saya pun lalu mendeaktivasi akun Twitter dan Facebook selama beberapa waktu sambil menunggu kondisi tenang. Saya menyadari dalam kondisi panas seperti itu, orang akan mudah terpancing. Makanya, ini jadi pembelajaran bagi saya agar tidak memanaskan suasana terlebih jika berurusan dengan netizen Indonesia.
Dan akhirnya, beberapa hari kemudian Instagram saya bisa kembali dan saya cepat-cepat mengganti username. Tulisan di Kompasiana pun langung saya hapus karena percuma juga jika saya menulis klarifikasi atau apalah toh juga tidak dibaca dan dipahami secara utuh. Jadi, kini saya kembali lagi mengulas pageant dengan tujuan mendukung wakil dari Indonesia.
Okey, lets go…..
Pada akhir 2021 ini, Lebaran Pageant akan dihelat lagi. Setelah kasus covid-19 menurun, maka organisasi penyelenggara pageant mulai mempersiapkan diri. Setidaknya, ada 5 pageant yang siap digelar di akhir tahun ini. Hanya Miss International yang terpaksa diundur kembali akibat kasus covid di negara Jepang yang jadi induk organisasi ini melonjak. Lantas, pageant apa saja yang akan terselenggara di akhir tahun ini?
Miss Universe di Israel, Indonesia Terancam Absen
Shock dan tidak menyangka. Itulah perasaan saya saat Miss Universe mengumumkan bahwa tahun ini penyelenggaraan kontes kecantikan terbesar itu diadakan di Israel. Saya langsung pesimis bahwa Indonesia akan ikut serta mengingat negara kita tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Prinsip hubungan luar negeri Indonesia juga masih tegas membela rakyat dan kedaulatan Palestina.
Ketidaksertaan Indonesia memang belum diumumkan secara resmi oleh YPI. Namun, melihat gelagat YPI yang baru melaksanakan pemilihan pada bulan Februari tahun depan, maka sangat kecil kemungkinan Indonesia akan turut serta. Terlebih, Ayusa yang digadang-gadang akan maju ke Miss Universe sudah dipastikan tetap mewakili Indonesia di ajang Miss International.
Saat sesi live antara Ayusa dan petinggi YPI, pihak YPI tetap berpirinsip bahwa wakil Indonesia yang maju ke ajang Miss Universe adalah mereka yang terpilih sebagai Puteri Indonesia. Bukan dari penunjukan atau majunya sang runner-up. Makanya, ada istilah halu-halu handpick. Istilah yang merujuk pada mustahilnya penunjukan siapa pun ke ajang Miss Universe tanpa menjadi pemenang Puteri Indonesia. Ajang Miss Universe akan digelar pada pertengahan Desember 2021 ini di Eliat, Israel.
Miss World Jadi Harapan Mahkota Pertama Indonesia
Lantaran mustahil ikut Miss Universe, maka tumpuan kebanggan Indonesia kini bergantung pada Miss World. Kontes kecantikan terbesar kedua ini diharapkan bisa menjadi buah manis bagi Indonesia. Pada tahun ini, Indonesia diwakili oleh Carla Yules yang dikenal memiliki kemampuan yang cukup apik.
Meskipun Indonesia telah dua kali meraih posisi ketiga pada 2015 dan 2016, tetapi pada tiga edisi terakhir, prestasi Indonesia mengalami penurunan. Carla diharapkan menaikkan posisi Indonesia kembali atau bahkan memenangkan ajang yang tidak ada sesi pakaian renang dalam penilaiannya ini. Optimisme ini muncul karena advokasi yang dibawa Carla sudah dipersiapkan matang dan berdampak luas sehingga peluangnya sangat besar.
Ajang Miss World juga akan digelar pada bulan Desember 2021. Puerto Rico akan bertindak sebagai tuan rumah. Sebanyak lebih dari 80 negara sudah mengkonfirmasi keikutsertaanya. Beberapa negara masih melakukan pemilihan sehingga jumlahnya bisa mencapai 100 peserta.
Asa untuk Menjaga 5 Besar di Miss Grand International
Dibandingkan kontes kecantikan lain, Miss Grand International (MGI) menjadi pageant yang paling dinanti. Ini tak lepas dari prestasi Indonesia yang pada 2020 kemarin berhasil masuk 5 besar. Tidak hanya itu, dari segi kemasan acara, MGI dianggap sebagai pageant yang paling menarik, spektakuler, dan tidak membuat bosan.
Tahun ini, gelaran MGI akan diadakan di Thailand. Karantina rencananya akan dilaksanakan di Phuket. Sedangkan, malam final akan dilaksanakan di Bangkok sama seperti gelaran 2020 kemarin. Para pageant lover akan penasaran seperti apakah venue yang akan digunakan untuk babak swimsuit competition mengingat pada gelaran lalu penilaian tersebut dilaksanakan di rooftop hotel dengan pemandangan luar biasa. Menurut beberapa kabar, tahun ini swimsuit competition MGI akan diadakan di dermaga pelabuhan. Ada rumor jika peserta nantinya akan turun dari kapal pesiar lalu menggunakan dermaga sebagai panggung dari sesi bikini tersebut.
Indonesia akan diwakili oleh Sophie Rogan pada edisi MGI kali ini. Sophie ditunjuk oleh Ivan Gunawan menggantikan Aurra Kharisma yang sudah membawa nama harum Indonesia. Gadis asal Bali ini telah melakukan training keras seperti melakukan catwalk di dalam kolam renang demi bisa menujukkan kualitas terbaiknya. Semoga saja Sophie bisa membawa nama harum Indonesia terlebih bisa membawa mahkota kedua bagi Indonesia.
Digelar Virtual, Indonesia Berharap Masuk Semifinal Pertama Kali di Ajang Miss Earth
Dibandingkan ajang lain, ajang Miss Earth bisa jadi ajang yang paling tidak diminati oleh pageant lover di Indonesia. Banyak sekali anggapan bahwa ajang ini tidak kompeten, hanya mencari wanita untuk dijadikan (maaf) ajang prostitusi, dan nada miring lainnya.
Memang, kabar kurang sedap bahwa ajang ini tidak terlalu baik sempat berembus terutama pada 2018 lalu saat ada beberapa kontestan yang diminta untuk melayani “permintaan” sponsor. Dalam kaitannya dengan posisi perwakilan Indonesia, tak pernah satu kali pun wakil Indonesia bisa menembus babak semifinal. Apalagi, sejak 2020 ajang ini dilakukan secara virtual alias lewat zoom layaknya webinar lain. Bisa dibayangkan kan berjam-jam melihat kontes kecantikan yang pesertanya tidak berada di tempat yang sama.
Atas alasan inilah, banyak yang skeptis jika Indonesia bisa berhasil paling tidak masuk semifinal. Saya sendiri pun juga tidak begitu mengikuti dan paham wakil Indonesia yang akan berlaga di ajang ini. Yang jelas, harapan agar wakil Indonesia tetap bisa berprestasi harus tetap ada. Kasihan juga wakil kita yang sudah bersusah payah mengorbankan waktu dan tenaganya demi mempersiapkan untuk berlaga di ajang ini.
Oktober Menjadi Saksi Kemeriahan Pertama Wakil Indonesia di Ajang Miss Intercontinental
Ajang Miss Intercontinental sebenarnya sudah digelar cukup lama yakni sejak tahun 70an. Sayang, ajang ini kurang begitu dikenal karena tidak ada terobosan dari sang penyelenggara. Wakil Indonesia pada tahun sebelumnya pun tak begitu banyak terkespose sehingga prestasi Indonesia juga belum menunjukkan hal yang membanggakan.
Barulah pada tahun ini, Indonesia diwakili oleh Bella Aprilia yang menjadi runner-up Miss Grand Indonesia 2020 lalu. Sejak 2020 memang lisensi Miss Intercontinental dipegang oleh Gandhi Fernando yang akhirnya bekerja sama dengan Yayasan Dunia Mega Bintang milik Ivan Gunawan. Sudah bukan menjadi rahasia umum, jika lisensi pageant dipegang Igun, maka persiapannya tidak main-main. Bella pun sudah bersiap cukup lama dan berharap prestasi Indonesia bisa membaik. Syukur-syukur jika Bella berhasil membawa mahkota pertama bagi Indonesia.
Ajang Miss Intercontinental 2021 rencananya akan digelar di Mesir pada akhir Oktober ini. Kita lihat saja apakah Bella bisa menembus semifinal dan membawa nama harum Indonesia. Jika ia berhasil, maka tak mustahil ajang ini akan semakin dikenal dan memiliki daya tawar.
Ngeri juga mas perihal kasus tulisan di kompasiana itu 😱
ReplyDeleteSampai berimbas ke akun IG mas ikrom.
Nonton2 kontes begini seru ya. Tapi saya udah lama sih gak nonton kontes2 begini. TV di rumah udah tua, gak asik buat nonton :(
iya mbak serem tapi ya gimana udah risiko haha
Deletesekarang bisa liat lewat YT kok mbak