“Wah, ya ampun apaan nih? Lucu banget sih”.
Desi kaget saat teman-temannya membawanya ke ruang mading.
“Itu kan ada gunanya, Des. Sebagai portofolio elo sekaligus sebagai kenang-kenangan”, kata Rara yang dikenal sebagai cewek tomboi.
“Dan kita, sudah kasih stabilo, tentang kata-kata yang telah elo buat. Selama ini kan elo menghibur orang dengan kata-kata loe. Nah sekarang gantian, kata-kata loe sendiri yang akan menghibur elo” timpal Lisa, cewek berkacamata yang culun tapi sesungguhnya cerdas.
***
Dialog di atas adalah sedikit petikan dari sinetron ABG yang tayang sekitar 20 tahun lalu. Dalam petikan dialog tersebut, tampak Desi yang sedang down akibat berbagai permasalahan percintaan dan kehidupannya dihibur oleh rekannya. Mereka memberikan kliping dari tulisan yang selama ini sudah ditulis Desi, baik di majalah, koran, maupun mading.
Desi tampak bahagia. Ia kembali sumringah setelah lama tidak bisa bercanda atau tersenyum. Ia membaca kembali tulisan-tulisan yang telah ia tulis dan akhirnya tulisan tersebut bisa membuat mood-nya kembali naik. Meskipun receh, bagi Desi yang sangat gemar dan memiliki passion dalam menulis, kata-kata yang telah dibuatnya akhirnya membuatnya tak lagi bersedih.
Sederhana tapi kaya makna. Itulah yang bisa saya tangkap dari cuplikan sinetron tadi bahwa kegemaran menulis ternyata juga bisa menjadi bumerang baik bagi kita. Tentu, jika apa yang kita tulis bermanfaat bagi banyak orang, maka kebaikanlah yang kita dapat.
Kata-kata yang bisa menghibur
Dalam menulis, suka atau tidak kata-kata yang keluar adalah cerminan bagaimana suasana hati kita. Terutama, saat kita tertarik membahas sebuah isu yang dekat dengan kita dan kita kuasai. Bahasa yang mengalir lancar ditambah dengan paparan informasi yang kita suguhkan membuat orang sering tertarik pada tulisan kita.
Sayangnya, seringkali kita lupa bahwa kita pernah menulis akan suatu hal. Kita lupa bahwa kita bisa membantu orang lain lewat tulisan kita. Kita pun lupa bahwa kita adalah manusia yang amat berguna selepas kita menuliskan apa yang tengah kita paparkan. Entah itu hal yang bisa jadi dianggap sepele baik oleh orang lain maupun diri kita sendiri.
Kata-kata yang telah kita tulis juga bisa menghibur kita karena kita akan kembali mengingat bagaimana kita bisa menghasilkan tulisan tersebut. Bagaimana kita berupaya sekuat tenaga agat tulisan tersebut bisa kita tayangkan secara maksimal. Dan bagaimana pula, ketika orang di sekeliling kita bisa jadi kurang mendukung atau bahkan mencaci kita, tetapi kita terus menulis dan menulis. Kita masih bisa berproses lebih baik lagi sehingga tulisan kita layak diapresiasi paling tidak oleh diri kita sendiri.
Portofolio, kebanggan yang membuat semangat berlipat
Dalam kegiatan ngeblog, seringkali muncul istilah portofolio. Istilah ini sebenarnya juga muncul pada kegiatan lain yang merujuk pada kumpulan pekerjaan, pengalaman, dan prestasi yang telah kita buat. Portofolio ini begitu diagungkan oleh beberapa blogger agar mereka terlihat hebat di mata orang lain. Portofolio juga menjadi patokan bahwa blogger tersebut layak untuk mendapatkan pekerjaan dan apresiasi yang lebih tinggi sehingga kita akan bisa didefinisikan “naik kelas”.
Tidak salah sebenarnya memaknai portofolio semacam itu. Saya pun membuat portofolio apa saja yang telah saya capai sejak saya serius menekuni dunia blog. Di sana, saya pampang beberapa hasil lomba blog yang saya menangkan dan beberapa buku yang saya tulis.
Pertanyaan seputar PKL |
Ada banyak keuntungan yang saya dapat ketika saya memasang portofolio tersebut. Beberapa pihak menawarkan kerja sama setelah mereka membaca protofolio yang saya buat. Saya pun juga membuat portofolio dalam blog saya yang lain. Saya yakin, banyak rekan blogger juga melakukan hal yang sama.
Selain membuka peluang agar kita mendapatkan berbagai penawaran, portofolio blog juga membuat kebanggaan kita sebagai blogger. Dengan memasang portofolio, kita bisa menunjukkan bahwa pekerjaan seorang blogger tidak asal menulis. Ada banyak sekali proses yang harus dijalani.
Ada banyak tahapan yang kadang membuat blogger harus menelan banyak rasa. Mulai kecewa, sedih, haru, bangga, atau bahkan kocak. Tahapan dan proses yang tidak banyak dimengerti oleh orang di luar sana. Ketika portofolio kita buka, kita akan ingat bagaimana susahnya kita mencapai itu semua. Kita akan ingat ternyata kita mampu dengan berfokus pada tujuan, maka segala yang kita impikan bisa teraih.
Portofolio tulisan lama, sepele tapi kaya makna
Portofolio yang kita buat sebagai blogger tak melulu berdasarkan prestasi atau kebanggan lain yang telah kita buat. Tulisan lama pun meski terlihat sepele, bisa jadi akan menjadi sebuah kebanggan dan kepuasan. Contohnya adalah tulisan lama yang baru saja dikomentari oleh entah siapa.
Beberapa waktu belakangan ini, mood saya dibuat naik oleh komentar beberapa orang yang berkomentar di postingan lama. Ada yang komentar di postingan mengenai Mall yang sepi, penyakit GERD, praktik kerja lapangan, dan lain sebagainya. Ada pula yang sampai menghubungi saya lewat IG karena penasaran dengan penjelasan lebih lanjut akan informasi yang saya tulis.
Pertanyaan seputar penyakit GERD |
Saya pun akhirnya menjawab dan menjelaskan semampu saya. Kalau saya sudah mentok maka saya beri rekomendasi pihak mana saja yang sekiranya bisa membantu. Untunglah, kebanyakan dari mereka paham akan posisi saya sebagai seorang blogger yang hanya membuka jalan bagi informasi lebih lanjut.
Selepas mendapatkan komentar atau pertanyaan semacam itu,
saya pun kembali flash back pada tulisan lama yang telah saya buat. Saya banyak
mendapatkan hiburan dan semangat kembali agar menulis dengan tema mirip tetapi
dengan topik bahasan lain. Inilah yang saya tangkap dari perkataan si Rara dan si Lisa
bahwa tulisan kita akan menjadi portofolio bagi diri sendiri. Mungkin dampaknya
bagi orang lain menjadi patokan kita. Namun, sesungguhnya rasa puas dan bahagia
adalah portofolio sesunggunya. Ide baru yang muncul selepas membaca portofolio kita adalah salah satu kebanggaan itu.
Ngeblog pun akan menjadi hal yang menyenangkan karena kita akan semakin bersemangat membuat portofolio tulisan baru. Berkat portofolio blog, #SayaMasihMenulis hingga akhir hayat nanti. Selamat Hari Blogger. Jangan lupa bahagia atas apa yang sudah kita lakukan selama ini.
Selamat hari blogger juga... 😊😊😊 Senengnya klo punya jejak tulisan itu bisa jadi semacam pengingat..apalagi aku orangnya pelupa.
ReplyDeleteBiar ga lupa, aku tulis di blog
Klo lagi pengen nostalgia, baca lagi😊
iya mbak jadi nginget atau tempat naruh memori ya boar engga lupa
Deletehahahaha
Selamat Hari Blogger, mas Ikrom 😍
ReplyDeleteSemoga semakin semangat berbagi cerita seru setiap harinya, especially cerita-cerita soal pageant 😆 Jujur saya yang buta pageant ini dapat info banyak dari blog mas Ikrom biar kalau ada teman bahas pageant, saya nggak buta-buta amat 🤣
selamat hari blogger mbak
Deletewkwkwk iya klo lagi mood saya bakal bahas pejen lagi kok
Selamat hari blogger :)
ReplyDeleteBtw kalau ngomongin portofolio, kadang saya bingung mau bikinnya gimana hahaha.
Merasa minim prestasi saya tuh :D
Menulis di blog pun, kadang nggak terlalu mikirin apa itu bermanfaat buat orang lain, yang penting saya nulis aja dulu, nyatanya memang ada beberapa tulisan, yang kadang cuman curcol aja, malah bikin saya dikenal banyak stranger dan mereka pada bilang kalau senang baca tulisan saya, membuat mereka merasa nggak sendiri dan tercerahkan.
Ah aku gak pede bikin portofolio,,,secara saya gk pernah sekalipun menang lomba blog,,,ya gmana mau menang juga sih,,,,ikutan aja nggak hehehe
ReplyDeleteSaya jadi malu, portofolio saya sedikit banget ����
ReplyDelete