Tidur Sebentar yang Terasa Lama

Beberapa tahun belakangan ini, saya memiliki kebiasaan unik dalam kaitannya dengan kegiatan tidur yang saya lakukan. 

Saya kerap merasa tertidur amat lama tetapi ternyata kegiatan ini hanya berlangsung sebentar. Bahkan, seringkali hanya kurang dari setengah jam.

Kebiasaan ini tidak hanya terjadi saat tidur malam, tetapi juga tidur siang. Namun, kebiasaan tersebut lebih sering terjadi saat tidur siang atau sesaat setelah saya melakukan aktivitas yang cukup menguras tenaga. Semisal, menulis ribuan kata atau baru saja melakukan zoom dengan murid saya.

Di dalam tidur tersebut, saya kerap bermimpi cukup jelas yang hampir sama dengan mimpi saat saya tidur panjang. Mulai dari memanjat pohon pisang, bertemu artis idola, membuat roti, dan lain sebagainya. Lantaran mimpi tersebut memiliki alur yang cukup jelas dan lama, ketika saya terbangun saya merasa sudah tidur dalam waktu yang cukup lama. Eh ternyata, saat saya mengecek jam di ponsel, saya hanya menghabiskan sekitar 15 sampai 20 menit untuk kegiatan tersebut.

Ketika mata saya coba untuk pejamkan kembali, saya mengalami kesulitan dan akhirnya memutuskan untuk tidak tidur jika hari masih siang. Jika hari sudah beranjak malam, maka saya mulai mendengarkan musik yang tenang hingga saya tertidur.

Saya mengira, kebiasaan dan fenomena tersebut berkaitan dengan short sleeper syndrome (sss). Kondisi ini terjadi pada beberapa orang yang memiliki pola tidur tidak normal. Orang dengan keadaan seperti ini hanya perlu tidur antara 3-5 jam sehari. Pola tidur mereka terjadi baik saat hari kerja maupun saat hari libur.

Nyatanya, saya masih memiliki jam tidur sehari lebih dari 5 jam, yakni sekitar 6-7 jam. Hanya saja, jika normal, maka waktu tidur tersebut saya pecah menjadi 2. Sebanyak 1-2 jam saat siang hari dan sekitar 4-5 jam saat malam hari. Ketika saya hanya tidur sebentar saat siang hari, maka saya akan tidur lama saat malam hari dan sebaliknya. Jadi, saya rasa jam tidur saya sehari-hari masihlah normal terkecuali jika ada gangguan pada hari tertentu semisal ada acara nikahan tetangga dengan musik kencang atau saat tahun baru, maka saya akan tidur dengan durasi lebih singkat.

Meski demikian, saya masih penasaran mengapa tidur singkat yang saya alami bisa terasa sangat lama? Dan mengapa dalam tidur singkat tersebut seringkali muncul mimpi yang cukup jelas dan bisa saya ingat beberapa saat?

Saya belum mendapatkan jawaban memuaskan. Hanya satu jawaban yang bisa saya jadikan sedikit pedoman bahwa kita bisa bermimpi dengan durasi 5-20 menit. Waktu singkat inilah yang membuat saya bisa merasa tidur nyenyak meski hanya sebentar. Satu hal yang membuat berbeda ketika saya tertidur sebantar dan bermimpi, kebanyakan mimpi yang terjadi adalah gambaran dari aktivitas yang saya lakukan sebelum tidur. Atau, kondisi di lingkungan sekitar saat saya sedang tertidur.

Misalkan, pada suatu Minggu siang, sebelum saya tidur, saya membeli beberapa buku bacaan di Gramedia. Nah, saat itu saya mengalami konflik batin mengenai buku yang saya beli. Konflik yang kerap terjadi sebelum saya membeli buku. Lalu, saya pun memutuskan membeli beberapa buku dan memilih tidak membeli buku yang lain.

Ketika saya tidur siang selepas kegiatan tersebut, saya bermimpi ada beberapa rekan saya, entah sekolah, rekan kerja, atau rekan blogger yang datang ke mimpi saya. Mereka memberi tahu saya bahwa saya seharusnya membeli buku yang tidak saya beli. Konflik pun kemudian terjadi di dalam mimpi saya hingga saya terbangun. Ketika saya mengira sudah tidur lama karena mimpi dengan konflik yang cukup jelas tersebut, ternyata saya hanya tidur selama 25 menit.

Kejadian unik mengenai tidur sebentar seringkali saya alami ketika naik kereta api. Saat itu, saya pasti tertidur karena lamanya perjalanan. Biasanya, saya hanya tidur nyenyak ketika kereta berjalan. Saat kereta berhenti di stasiun, saya langsung terbangun kembali.

Ada dua alasan saya terbangun. Pertama, suara announcer kereta api yang begitu memekakkan telinga. Kedua, proses pengereman beberapa rangkaian kereta yang membuat badan saya terhuyung. Kondisi terakhir ini hanya terjadi pada beberapa jenis kereta yang menurut saya proses pengereman saat berhenti cukup parah. Beberapa penumpang lain juga terbangun dari tidurnya akibat pengereman tersebut.

Pose saya saat tertidur di dalam kereta api

Meski hanya beberapa menit, saya kerap tidur pulas dan bermimpi yang tak jauh dari suasana kereta. Semisal kereta yang saya naiki terbakar, melintasi gua yang panjang, atau bahkan saya bermimpi sedang menaiki kereta aneh dengan aneka badut di dalamnya. Intinya, ketika saya naik kereta api dan tertidur singkat, mimpi yang saya alami tidak jauh dari suasana kereta api dan terasa cukup lama.

Pun demikian ketika saya tidur di kamar lantai bawah rumah saya. Kamar tersebut berdekatan dengan simpangan jalan tempat favorit para tetangga untuk bergunjing. Nah, ketika saya tidur dan mulai bermimpi, di dalam mimpi saya tergambar dialog tetangga yang sedang bergunjing tersebut secara samar.

Bisa jadi, tidur saya belum terlampau nyenyak masih dalam tahapan awal menuju mimpi yang sesungguhnya sehingga suara-suara tersebut masuk ke dalam alam bawah sadar saya. Ketika saya terbangun, para tetangga tersebut masih terus bergunjing yang bahan pembicaraannya sedikit banyak sama dengan apa yang saya mimpikan.

Kegiatan tidur sebentar ini rupanya juga saya alami ketika sedang menaiki sepeda motor. Tentu, kegiatan ini amat berbahaya karena keselamatan di jalan bisa terganggu. Biasanya, ketika saya melakukan perjalanan keluar kota dengan waktu tempuh lebih dari 2 jam, saya bisa tertidur setelah menempuh perjalanan selama 1 jam.

Memang tidak sampai tertidur pulas tetapi dalam beberapa detik mata seakan mau terpejam dan saya sedikit lupa sedang di jalan dalam kondisi menyetir. Kejadian tidur ini bisa lebih cepat saya alami ketika jalanan lurus dan sepi serta tak ada teman perjalanan yang menemani. Jika hal ini berlangsung, maka biasanya saya menepi dahulu di minimarket sambil membeli minuman. Yang penting rehat sejenak agar saya tidak tertidur.

Maka dari itu, hingga sekarang saya belum berani untuk belajar menyetir mobil meski ada desakan dari keluarga. Alasannya, saya mudah sekali mengantuk setelah berjalan lebih dari 1 jam. Menjadi penumpang dan tertidur pulas adalah cara terbaik yang bisa saya lakukan untuk saat ini.

Nah, itulah sekilas pengalaman tidur singkat yang saya alami. Meski sebentar, tidak jarang badan saya segar kembali dan bisa beraktivitas seperti sedia kala. Bagaimana dengan Anda? Pernahkah mengalami tidur sebentar seperti ini?