Kartu pos ala ala |
Ada banyak hal untuk menjalin pertemanan di dunia nyata dari aktivitas blogging.
Mulai bertemu langsung di sebuah acara atau secara personal, hingga melakukan aktivitas sosial. Tidak seperti biasanya, kini saya memiliki aktivitas baru dalam menjalin kegiatan ini. Kegiatan tersebut tak lain adalah saling berkirim kartu pos.
Mulanya, saya membaca tulisan dari postingan blog salah seorang blogger yang tulisannya dikenal dar der dor. Siapa lagi kalau Miss Lia The Dreamer. Ia membuka kegiatan postcrossing atau kegiatan saling bertukar kartu pos antar blogger.
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai silaturahmi antar blogger dan tentunya untuk seru-seruan saja. Saat membaca tulisan tersebut, secara otomatis, saya pun memutuskan untuk ikut serta. Alasannya, saya ingin menjalin pertemanan lebih banyak lagi dan sudah lama saya tak menggunakan fasilitas pos lewat kartu pos.
Terakhir, saya melakukan ini 10 tahun lalu saat keluarga saya di Dieren, Netherland berkirim kartu pos demi mengabarkan keadaan mereka. Sejak ponsel pintar dan aplikasi WA marak, maka kegiatan tersebut tak lagi dilakukan oleh keluarga saya. Kalau ada yang lebih cepat dan murah, kenapa harus susah payah menunggu balasan kartu pos?
Dulu, ketika masih berkirim surat ke Netherland, saya masih ingat menggunakan kartu pos berwarna kuning kecoklatan dengan perangko sebesar 15.000 rupiah. Saya penasaran apakah kartu pos tersebut masih ada. Apesnya, kartu pos tersebut tidak lagi dijual.
Saya bingung karena saat itu harus bolak-balik Jogja-Surabaya-Malang untuk keperluan pekerjaan. Maunya sih saya beli ke Gramedia. Nah saat di Gramedia, kartu pos yang biasanya dijual di lantai 1 tiba-tiba saja tidak ada. Alias, mereka tak lagi menjualnya.
Alhasil, saya pun membuat kartu pos sendiri dari kertas buffalo. Sungguh, bahan kartu pos yang saya buat amat tidak layak. Saya sempat takut jika nanti akan rusak. Mau membeli kertas foto tetapi printer saya tidak mendukung jika harus mencetak di kertas tersebut. Dengan kekuatan bismillah, maka saya pun memulai aktivitas produksi kartu pos mandiri.
Berhubung saya sangat hype dengan segala hal berbau Filipina, maka saya pun mencari gambar yang bisa saya gunakan untuk kartu pos saya. Awalnya, saya ingin memajang gambar kartun peraih mahkota kontes kecantikan asal Filipina seperti Pia Wurtzbach dan Catriona Gray. Atau mungkin Nyai Agung Karen Ibasco dan Kyle Verzosa. Akan tetapi, saya takut kalau rekan-rekan blogger tidak berkenan dengan gambar mereka yang terlalu vulgar. Makanya, gambar kartu pos saya pun menjadi gambar peta negara Filipina yang imut dan menggemaskan.
Setelah mencetak satu per satu kartu pos secara manual, maka saya pun mulai menuliskan nama-nama penerima kartu pos tersebut. Sungguh kaget ternyata penerima kartu pos ini jauh-jauh. Paling dekat ada Mbak April Endah yang sama-sama di Malang dan Mbak Roem yang berada di kota tetangga Kediri. Alemong, saya makin parno apakah kartu pos saya bisa sampai dengan selamat atau rusak.
Namun, saya masih berkeyakinan bahwa kartu pos saya akan baik-baik saja. saya masih percaya bahwa PT Pos Indonesia akan tetap memberikan pelayanan prima apapun barang yang mereka antarkan meski hanya selembar kartu pos dengan kertas yang amat tipis.
Setelah menyelesaikan sekitar 18an kartu pos, saya pun menuju kantor pos besar Malang. Dalam hati saya berkeinginan untuk membuat perangko prisma agar foto saya bisa mejeng bersama kartu pos yang saya kirim. Photo shoot ala-ala Miss Grand International sudah saya siapkan saat saya memakai swimwear di pinggir pantai. Eh lah dalah saat berada di kantor pos, sistem web mereka sedang bermasalah total jadi layanan ini tidak bisa digunakan.
Kantor Pos Besar Malang di dekat Alun-Alun |
Yah, saya sempat kecewa karena sudah PD dengan photo shoot diri saya bakal mejeng sebagai model perangko. Namun tak masalah lah. Saya akhirnya membeli perangko konvensional dengan harga 5.000 rupiah per kartu pos. Khusus satu kartu pos yang saya kirim tujuannya berada di luar negeri. Jadi, saya harus membayarnya dengan tiga buah perangko lima ribuan sehingga totalnya adalah 15 ribu rupiah.
Petugas kartu pos memberi saya lembaran besar perangko berisi 20 buah. Ia memberi tahu bahwa saya bisa mengelem perangko di sebuah tempat duduk yang amat nyaman. Alhasil, dengan syahdu saya merobek pola perangko yang saya dapat. Sungguh, kegiatan merobek perangko ini adalah kegiatan yang menyenangkan dan memberi sensasi yang sama asyiknya dengan memijit bubble wrap.
Menempel perangko dengan hati-hati |
Saking khusyuknya saya dalam melakukan kegiatan tersebut, sampai-sampai beberapa orang yang berlalu-lalang mengirim barang memandang saya dengan wajah aneh. Ya sudahlah bodo amat yang penting prosesi menempel perangko berlangsung khidmat. Maklum, prosesi sakral ini bisa saja terjadi entah berapa tahun sekali.
Saya benar-benar hati-hati dalam menempelkan perangko karena takut lem yang saya pakai melukai kartu pos saya sehingga kartu pos saya warnanya terkelupas. Alhamdulillah, semua kartu pos berhasil saya tempel dengan perangko dan saya siap ke loket kembali untuk menyerahkannya ke petugas.
Suasana kantor pos yang semakin sepi |
Lucu juga melihat gambar kartu pos yang ala-ala Filipina tetapi perangkonya masih khas Indonesia. Ya begitulah seperti yang saya rasakan sekarang. Raga masih di Indonesia tetapi jiwa sudah ingin segera menjejakkan kaki dan menjadi orang Filipina. Its okay.
Setelah melakukan pengiriman, saya pun mengucap doa kembali agar kartu pos saya semuanya bisa diterima rekan-rekan blogger tanpa kurang suatu apa pun. Dan juga, saya berharap juga bisa mendapatkan kartu pos mereka dalam keadaan sehat wal afiat.
Rupanya, baru 3 minggu kemudian, saya mendapat kartu pos dari Mbak Fani. Wah, saya langsung menyiapkan selempang dan mahkota layaknya pemenang MGI. Eh engga ding, saya hanya menyimpannya di tempat khusus. Menyusul kemudian ada kartu pos dari Mbake Eno, Mbak Roem, Mbak Mega, dan Mbak Ainun. Mahkota dan selempang sebagai pemegang runner-up I-IV pun saya sematkan. Maklum, saya masih hype dengan para pemenang Miss Grand 2020. Jadi, sebuah photo shoot kepada lima kartu pos cantik itu saya jepretkan.
Bus surat yang hanya jadi pajangan dan tertutup motor parkiran |
Saat tulisan ini tayang, ternyata ada kartu pos lagi dari Mas Bayu, Mbak Eya, dan Mbak Endah April baru saja tiba. Yang menerima adik saya dan kebetulan saya sedang berada di Yogyakarta. Semoga saja saat saya pulang pertengahan puasa nanti, semua kartu pos sudah saya terima semua. Saya sudah menyiapkan tempat khusus sebagai kenang-kenangan agar tidak cepat rusak.
Kartu pos yang mulai berdatangan |
Sebagai penutup, saya mohon maaf jika kartu pos yang saya kirim jauh dari sempurna. Lantaran, selama bulan Maret saya dihajar dengan ujian PAT, PTS, dan US siswa saya serta harus bolak-balik keluar kota. Saya hanya berusaha agar bisa mengirim kartu pos tepat waktu. Semoga ada kegiatan ini lagi ya dan saya ada waktu lebih banyak untuk mempersiapkan kartu pos saya jauh lebih baik lagi.
Terima kasih dan salam pak pos kring kring.
Aku udh pasrah kalo ga bisa Nerima selembarpun :D. Yg ptg skr berharapnya kartupos ku bisa sampe selamat ke temen2 :D.
ReplyDeleteAku jg baru tahu kalo kartu pos udh ga exist Di Gramedia mas. Sedih aja sih, makin lama kartu pos makin ga dikenal. Padahal dulu kebayang kegiatan surat menyurat itu seruuuu banget. Pas BRG nya DTG, trus perangkonya bagus. Kegiatan ngelepasin perangko dr amplop aku juga sukaaa bgt. Hrs direndam air ato diuapin, trus dilepas pelan2 biar ga robek :D
Aku baru tahu yg perangko prisma .. jd ini bisa pake foto kita yaa.. menariiiik ih :D
iya mbak sayang pas itu sistemnya lagi eror huhu
DeleteIhhh terus Mba Fanny per tanggal 12 April nerima langsung 16 surat.. wkwkw 🤣🤣🤣
DeleteKak Ikrom, terima kasih udah ikutan project ini 😁. Postcard yang dibuat sendiri itu malah lebih meninggalkan kesan yang mendalam lho, nggak usah khawatir Kak 😁
ReplyDeleteDan aku setuju! Nyobekin perangko itu ada kesenangan tersendiri sama kayak pencet bubble wrap wkwk. Terakhir, semoga semua postcard kita bisa sampai di alamat tujuan dengan selamat 🙏🏻🙏🏻
amin mba lia
DeleteWuaah ...mau dong dikirimin postcardnya foto prisma mas Ikrom yang pakai swimwear ala-ala miis Grand International .. 😊.
ReplyDeleteNtar kukirimin balik postcardku pakai swimwear celana segitiga ketat, hahaha
hahaha awas robek mas
DeleteDitunggu juga kartu posnya di Kerinci, Mas Ikram. He he .... Selamat malam
ReplyDeletealamatnya mana bu..
Deletenah, kartu pos sekaarng sdh jarang ya, padaahl gambarnya suka bagus2 apalagi kalau alam di suatu negara. itu aku paling suka.
ReplyDeletesama bu...
DeleteMembaca pengalaman teman-teman yang ikut project ini seru-seru, meski sedih juga karena kegiatan ini makin keliatan ga existnya.
ReplyDeleteSemoga project ini berkelanjutan dan yang lain bisa ikutan, meski ga jelas datangnya kapan itu si kartu pos 🤣🤣
heheh iya mbak...
DeleteSeruu tau.. pengen lagi.. wkwkw 🤣🤣
ReplyDeleteAku salfok sama Kantor Posnya guuueedeee banget.. mana bukanya smpe jam 12 malam. Edann. 😅
Yahh gagal deh nerima perangko prisma bergambar Mas Ikrom lagi pke swimwear.. wkwkw 😅😅😅
ini kantor pos paling tua dan besar mas hahaha
Deleteiya nih nanti klo ada kesempatan lagi bakal aku pajang fotonya
Eh, ternyata ada layanan perangko prisma yang pake foto diri ya, Mas Ikrom 🤩. Aku baru tau dong. Kemaren aku cuma langsung beli perangko yang konvensional, gak tau kalau ada layanan perangko prisma ini. 🤭
ReplyDeleteWah, lihat Mas Ikrom udah terima postcard nya, aku jadi ikut merasa senang, Mas. Senang tapi ada irinya juga 🤭. Soalnya belum ada postcard yang sampai rumahku sampai sekarang. Padahal aku juga kirim untuk diri sendiri lho, mas, dan itupun belum sampai. 🤣🤣🤣
Tapi gakpapa, aku setia menunggu. Kalaupun ada project postcrossing lagi aku gak bakalan nolak. 😆
ada mbak tapi cuma di kantor pos pusat
Deletehahahahah ya ampun mbak roem malah kirim buat diri sendiri
nanti aku juga pengen coba ah...
huwaaaa banyak ketinggalan post mas ikrom hehehe
ReplyDeletekartupos aku mendarat juga dengan sempurna ya di Malang,senengnyaa
aku kangen masuk kantor pos Malang, zaman kuliah masih di malang, sering banget keluar masuk sana
sekarang tambah rame ya mas Ikrom kantor posnya ?