Pandemi covid-19 membuat saya memiliki kebiasaan yang bisa jadi buruk dan baik.
Rebahan.
Bisa jadi, kebiasaan ini juga Anda lakukan. Saya mengatakannya baik karena di masa pandemi ini kita dianjurkan tetap di rumah saja. Melakukan aktivitas di dalam rumah dan salah satunya adalah rebahan. Meski menyenangkan, jujur sebelum pandemi saya bukan termasuk orang yang suka rebahan.
Pikiran saya inginnya produktif entah apa pun kegiatan yang saya lakukan. Berjalan dan memotret, membaca di perpustakaan, atau bertemu dengan orang. Nah dengan adanya pandemi, tentu kegiatan tersebut tidak bisa saya lakukan dengan leluasa.
Gerakan produktif di rumah memang cukup mengena. Namun, karena ruangan yang saya iihat ya itu-itu saja, maka saya merasa produktivitas saya cukup berkurang. Rebahan pun jadi jawaban untuk melampiaskan segala kebuntuan dalam beraktivitas di masa senggang.
Lalu, apakah rebahan membuat saya menjadi tidak nyaman?
Tidak juga. Malah, sejak saya sakit cukup parah pada akhir tahun lalu, di dalam diri ini rasanya ingin rebahan terus setelah pergi keluar. Misalkan, ketika saya baru berbelaja di supermarket dan melihat banyak orang, entah karena jarang keluar tiba-tiba saya merasa pusing. Di depan kasir, rasanya terbayang kasur dan hangatnya segelas teh.
Bayangan itu semakin paripurna ketika saya baru datang ke rumah tiba-tiba hujan turun sederas-derasnya. Petir menyambar dan angin kencang bertiup. Setelah mencuci tangan dan menaruh barang belanjaan, saya pun kemudian rebahan.
Kala hujan deras masih turun, ponsel pun menjadi teman setia untuk melihat suasa sekitar. Berbagai laporan cuaca dari warga pun berseliweran. Biasanya, saya membuka akun @merapinews ketika di Jogja dan @infomalang ketika di Malang. Pohon yang tumbang, jalanan yang banjir, atau angin yang masih mengerikan kerap saya dapatkan dari mereka yang sedang berada di jalan.
Ketika membaca hal tersebut, saya bersyukur karena sudah sampai rumah. Entah ini mukjizat atau tidak, selama musim hujan 2020/2021 ini, saya belum sekali pun terjebak hujan deras di jalan dalam kondisi naik motor. Padahal, pada tahun sebelumnya hampir setiap hari saya mengalaminya. Bisa jadi, feeling untuk segera pulang ketika awan gelap bergelayut mulai terasah dengan baik.
Di dalam kamar dengan selimut yang cukup tebal, saya masih membuka ponsel untuk melihat video berbagai hal. Biasanya, karena cuaca sedang mendukung, saya melihat video misteri atau konspirasi akan suatu hal. Beberapa hari terakhir, saya sedang gemar melihat Mc Donald’s boys. Sebuah kasus hilangnya dua anak sekolah di Singapura pada sekitar 1986. Kalau sedang random, kadang saya juga melihat beberapa video tentang praktik perdukunan dan klenik di Filipina. Kapan-kapan kalau ada waktu saya tulis ya.
Entah, rebahan dengan suasana yang mendukung semacam itu menjadi nyawa saya beberapa waktu belakangan. Apalagi, jika rebahan ini saya lakukan selepas salat jumat. Bukan rahasia umum ketika salat jumat rasa kantuk menyerang amat kuat. Bisa jadi setan atau jin mulai menempel di tubuh dengan jumlah banyak. Makanya, selepas jumatan, apalagi kondisi hujan membuat saya bisa rebahan dengan nyaman. Saya bisa lebih leluasa karena tidak ada jadwal PJJ daring pada jam tersebut.
Kalau sedang ada IG live, biasanya saya juga menyimak IG live entah dari pelaku pageant, blogger, atau bahkan dari teman sendiri. Namun, intensitas saya melihat IG live tidak terlalu banyak karena saya bukan termasuk orang yang suka ber-IG ria. You Tube adalah tempat pelampiasan ketika rebahan.
Jika hujan tak kunjung mereda, biasanya saya membuat teh panas atau membakar sosis dan semacamnya yang baru saya beli di supermarket. Saya menghindari membeli dari ojek daring karena kasihan juga kalau melihat driver-nya harus menembus hujan demi mengantarkan makanan saya. Nanti saja kalau hujan sudah reda baru saya mulai kepikiran mengorder makanan.
Setelah sibuk di dapur sebentar, maka saya melanjutkan rebahan lagi. Rekor rebahan saya terjadi saat akhir bulan lalu karena hujan deras dan angin kencang. Selama 5 jam saya rebahan dan maraton menonton Miss Universe dari tahun 1980 sampai 2017. Saking lamanya saya rebahan di hari Sabtu itu, saya sampai lupa kalau hari sudah mau magrib. Padahal, saya rebahan sejak habis zuhur. Rebahan hanya saya sela untuk mandi dan salat asar serta membuat teh.
Nah, berbicara masalah rebahan saat hujan ini, saya jadi teringat cerita Spongebob saat badai melanda. Saat itu, ia bersama Patrick dan Suidward menyelesaikan puzzle, minum coklat panas, bermain tic tac toe, dan seterusnya begitu. Awal pandemi dulu saya sempat berpikir apa iya ya hidup saya dihabiskan untuk itu. Nyatanya iya selama beberapa bulan. Untung saja kini sudah mulai kembali normal.
Sebagai penutup tulisan yang saya tulis saat rebahan ini, saya mengatakan pada akhirnya kaum rebahan akan semakin banyak pengikut. Dan, suka atau tidak, kita akan mendapatkan kenikmatan rebahan itu pada akhirnya meskipun dalam hati kecil yang paling dalam rasanya enggan melakukannya.
Jadi, sudah rebahan berapa jam hari ini?
hehehe....
ReplyDeleteya, rebahan ada enaknya, tapi, jika lama lama bisa menyebabkan gula darah tinggi....
Tulisan ringan, tapi ada manfaatnya.... happy weekend
iya kalau kebanyakan tidak baik ya....
DeleteAlhamdulillah, hari ini saya lagi produktip bang, cuma bangunnya aja ni agak telat wkwkwk
ReplyDeletekaum rebahan seperti saya ini sulit banget recover dari rebahan T.T
Ini sekarang rasanya udah 2 bulanan saya banyak rebahan, eh malah jadi malas-malasan..
Videomu random banget bang :))
dukun di pilipina? :))
alhamdulillah
Deletewkwkw iya ya bang random banget saya
Samaaa kok mas, akupun begituuu hahahahah. Pokoknya sejak resign, udahlaaah, rebahan makin menjadi. Kdg sambil nungguin anak belajar, itu jg dilakuin sambil rebahan :D.
ReplyDeleteTapi biar gimana aku slalu bikin jdwal utk workout malamnya. Dipaksa banget sih supaya badan setidaknya gerak. Jd setengah jam aku workout ntah itu yoga, plank, aerobic, depan tv pake YouTube aja. Awal sih berat. Tapi skr udh biasa. Malah ga enak kalo ga lakuin. Itu gara2 ya, aku sempet shock beratku naik hahahaha
Lgs aku bikin jdwal senam.
Syukurnya udh balik LG ke berat sebelum pandemi :D
saya maksa workout habis subuh si mbak
Deletekalau malam udah ngantuk hehe
sama BBku naik parah gara gara rebahan mulu
Bener.. pas hujan minum hangat terus rebahan.. enak banget. Tapi...aku biasa rebahan itu di kursi sofa bukan di kasur.wkwkwk. Entah kalau siang aku nggak terbiasa tidur kecuali kalau pas badan kurang sehat. Sehari-hari aku jarang sekali rebahan siang hari. Soalnya kalau tidur siang ntar malamnya biasanya jadi susah tidur.
ReplyDeletekalau di sofa aku malah ga biasa mbak
Deleteenaknya ya di depan TV di kasur hehehe
sama si kalau tidur siang aku malamnya engga bisa tidur alias ngancil
Enggak pernah nonton teman yang live IG. Sering mikir, buat apa dilihat? Saya enggak pengin tahu lebih jauh kehidupan mereka. Bahkan suka bertanya, memang ada yang menonton, ya? Soalnya ada teman saya yang pernah cerita, dia kan punya followers 500, lalu sempat iseng live IG, dan yang nonton ternyata cuma 3. Nyesek pisan.
ReplyDeleteHari ini saya baru dua jam rebahannya. Itu pun enggak telentang, melainkan tidur menyamping karena sambil baca buku digital di iPusnas dan mengedit sedikit tulisan.
Tapi cuaca hujan dua bulan terakhir ini memang cocok buat bermalas-malasan.
aku cuma kalau kepencet aja sih
Deleteseringnya liat beauty pageant klo live mas
apalagi frederika hehehe
iyasi nyesek klo liat cuma sedik
aku juga lagi baca cerpen yg belum kebaca emang pas buat males malesan haha