Para pemain Bubble Gang. - GMA |
Dalam rangka melancarkan bahasa Tagalog, saya rela tidak lagi melihat tayangan TV Indonesia dan menggantinya dengan TV Filipina.
Nah selain film lepas, film dokumenter, dan sinetron, favorit saya kala melihat TV Filipina adalah situasi komedi atau sitkom. Ketika TV Indonesia masih asyik ditonton, acara semacam Bajaj Bajuri, Ekstravaganza, dan Suami-Suami Takut Istri adalah beberapa sitkom favorit yang membuat saya bisa tertawa lepas selepas-lepasnya. Beban hidup seakan hilang sejenak dan rasa bahagia muncul.
Malangnya, setelah TV Indonesia mengalami kemunduran parah dalam hal kualitas tayangan, saya pun kehilangan arah. Memang ada beberapa sitkom barat yang bisa saya tonton di TV berbayar. Namun, itu tak membuat saya bisa tertawa lepas karena selera humor saya yang kurang cocok. Makanya, ketika saya menemukan Bubble Gang, sitkom asal Filipina yang langsung membuat saya ngagak se-ngakak-ngakaknya kala awal melihatnya.
Baca juga: Bedol Desa Asyik ala Artis Filipina
Ini tak lepas dari sosok Sef Cadayona – ikon bakla (banci) Filipina – yang muncul dengan sosok kekanak-kanakan. Ia tampil dengan sosok anak hiperaktif usia 5 tahun di sebuah gereja. Yang membuat saya ngakak, si Sef ini memerankan anak yang polos
Mengomentari berbagai jemaat gereja yang hadir. Mulai dari yang hanya datang sekali dalam setahun atau saat ada niat tidak tulus kala menyumbang untuk gereja. Walau terkesan frontal, sungguh aksi Sef dengan dark jokes-nya membuat saya ngakak parah.
Sejak saat itu, saya mulai mengikuti Bubble Gang yang tayang di channel You Tube TV GMA. Dari sumber yang saya dapat, ternyata sitkom ini sudah ada sejak 1995. Wow, lama sekali ternyata. Saya membandingkan dengan Ekstravaganza yang menurut saya cukup lama ternyata hanya bertahan 5 tahun saja. Dan meski ada pemain yang keluar masuk, masih ada beberapa pemain yang masih eksis sejak 1995 hingga sekarang. Beberapa diantaranya adalah Michael V dan Mario Aquitania. Selain Sef Cadayona dan kedua pemain veteran itu, beberapa pemain lain yang menjadi favoirit saya adalah Kim Domingo dan Jak Roberto.
Baca juga: Melirik Rivalitas Dua Raja Pertelivisian Filipina
Sama dengan situasi komedi lain, di dalam Bubble Gang pun memiliki beberapa segmen dengan inti cerita yang khas. Segmen yang masih ada hingga kini adalah Hugot, Magtanong kay Mang Tañong, Balitang Ina, Crazy Poor Asians, dan Sundo’t Balita. Akan tetapi, saya malah ngakak parah ketika melihat beberapa segmen yang kini sudah tak lagi ada. Diantaranya adalah commercial spoof dan Biyenan kang Momoy.
Commercial spoof yang menampilkan parodi berbagai iklan langsung membuat saya ngakak sengakak-ngakaknya. Terlebih, jika parodi iklan yang ditampilkan terdapat Sef Cadayona di dalamnya. Ia kerap menampilkan sosok anak balita dalam iklan susu dengan mimika muka khas anak-anak yang imut dan menggemaskan. Bukannya gemas, saya malah ingin membenturkan kepalanya saking kesal dan gemasnya. Walah kok, jadi seram begini. Tapi memang, totalitas Sef dalam memparodikan iklan susu balita benar-benar luar biasa.
Segmen Biyenang kong Momoy membuat saya ngakak parah karena Michael V berperan sebagai Erlinda. Sosok istri yang kerap disiksa oleh ibu mertuanya. Sosok ibu mertua yang jahat dengan dandanan menor diperankan oleh Betong Sumaya. Asli, sebelum mereka mengucapkan satu kata pun, saya sudah ngakak dengan penampilan mereka.
Sang Mamaw alias ibu mertua kerap menyiksa Erlinda apa pun yang dilakukan oleh menantunya itu. Erlinda selalu salah di mata ibu mertua. Bisa jadi, kekesalan ibu mertua karena pernikahannya dengan anaknya yang bernama Junjun tidak disetujuinya. Yah mirip-mirip cerita dalam sinetron. Akan tetapi, saya senang dengan turning point kisah segmen ini. Lantaran, sang Mamaw yang bertindak jahat kerap mendapatkan karma sendiri akibat ulahnya. Tak hanya itu, ketika ia mengaketkan menantunya dengan menyebut nama sang menantu, itu sudah membuat saya ngakak. Erlindaaaa…
Situasi komedi ini sebenarnya tidak patut ditonton oleh anak-anak. Kode SPG yang berarti butuh pendampingan orang dewasa super ketat diberikan pada tayangan ini. Banyak sekali adegan tak senonoh yang tidak bagus dilihat oleh anak-anak. Tetapi, bagi tayangan dewasa, bagi saya masih cukup sopan kok.
Baca juga: Abra, Si Rapper Filipina nan Imut dan Menggemaskan
Walau demikian , dengan dark jokes-nya yang khas, Bubble Gang tetap memberikan pesan kepada penontonnya. Salah satunya adalah saat ada sketsa mengenai para pelaku perekam video porno yang kerap melakukan aksi secara sembunyi-sembunyi di ruang ganti atau toilet umum. Dengan guyonan yang mereka gunakan, pesan bahwa berhati-hati saat menggunakan toilet umum menjadi titik utamanya. Lantaran, perekam video porno amat lihai dalam menjalankan aksinya.
Tidak hanya itu, korban dari pelecehan seksual semacam ini tidak hanya terjadi pada perempuan saja. Kaum pria pun bisa mengalaminya. Dalam adegan tersebut ada beberapa wanita dan bakla – banci Filipina – yang diparodikan merekam para pria yang sedang berganti baju atau kencing. Pesan ini tidak akan didapat di dalam tayangan TV Indonesia. Meski vulgar dan tak patut ditonton oleh anak-anak, tetapi cukup mengena juga.
Ketertarikan saya terhadap Bubble Gang atidak sekadar dari sisi cerita dan para pemainnya yang kocak. Pembuatan set list alias tempat cerita yang dibuat sedemikian rupa juga membuat saya memberikan apresiasi lebih. Semisal, saat adegan di dalam jeepney atau bahkan roller coaster. Untuk ukuran acara TV lokal, bagi saya sudah cukup bagus.
Bahkan, pada suatu segmen khusus saat acara ini merayakan hari jadi ke-24 tahun, mereka memparodikan film Avenger End Game. Dan dengan para pemain yang kocak tersebut, setlist yang ditampilkan juga didukung oleh rekayasa sinematografi yang lumayan. Semisal, saat adegan pertarungan kocak dan lain sebagainya.
Tak heran, Bubble Gang masih memiliki rating tinggi dan penggemar yang banyak. Ketika ada satu pemain yang keluar, maka akan dengan cepat berganti dengan pemain baru yang tak kalah lucu. Siklus ini berlangsung terus menerus hingga kini.
Sayang, saya belum menemukan situasi komedi Indonesia yang begitu membuat saya tertawa lepas. Padahal, saat meihat Ekstravaganza dulu, saya sampai hampir terkencing saking tak bisa menahan tawa. Semoga saja ada sitkom Indonesia yang bisa membuat saya tertawa lepas.
Semenjak pelawak senior berguguran satu per satu, film komedian Indonesia tak selucu dulu lagi. Selamat malam, Mas Ikrom.
ReplyDeletebenar saya jadi engga liat komedi indonesia lagi bu
Deletesalam
Sitkom sudah ada sejak 1995, wow lama banget ya
ReplyDeleteSaya kok jadi pensaran tapi saya tak bisa bahasa tagalog
Soal komendi, mungkin kalau saya pribadi hanya sri mulat yang membuat perut saya sakit karena tertawa lepas
belajanr bang biar bisa hehe
Deletesama saya juga suka srimulat
Haloo mas Ikrom. Cukup tua yaa sitkom ini sejak 1995. Setelah membaca penjelasan mas ikrom, nampaknya sitkom ini cukup menarik dengan dark jokes dan ada pesan yg bisa disampaikan ke penonton.. Dan semoga semakin lancar bahasa Tagalognya
ReplyDelete