Taman Singha Merjosari Malang |
Akhirnya kegiatan PAS anak-anak selesai dan saya bisa kembali ke Malang.
Yah walau batuk ini kambuh lagi karena udara Malang yang dinginnya Subhanallah, tetapi paling tidak saya dekat dengan keluarga. Jadi kalau sakit dan kenapa-kenapa, saya masih bisa minta bantuan untuk ke klinik atau ke dokter. Itu yang saya syukuri sekarang.
Nah, lantaran saya sudah mulai enakan dan butuh udara segar, maka saya pun kembali berjalan-jalan keluar meski tetap harus mengenakan masker. Malangnya, Candi Badut yang paling dekat dengan rumah saya masih tutup dalam waktu yang tak bisa ditentukan. Padahal, saya sudah niat menyepi dan mencari udara segar sekaligus menghindari kerumunan.
Alhasil, saya pun memutuskan ke Taman Singha Merjosari yang tak jauh dari candi tersebut. Oh ya, Taman Singasari ini adalah taman yang menurut saya fasilitasnya paling lengkap di Malang. Selain dekat dengan bekas relokasi Pasar Dinoyo, ada banyak fasilitas umum yang bisa digunakan.
Kondisi taman yang bersih |
Gazebo di taman ini juga lumayan banyak. Saya juga bisa menemukan banyak tempat bermain anak dan juga kursi taman yang bisa digunakan untuk bersantai. Aneka tanaman di taman ini juga cukup banyak mulai dari tanaman hias hingga pepohonan. Pokoknya, dengan membayar karcis parkir sebesar 2.000 rupiah, kita bisa puas bermain di taman ini.
Dulu, sebelum Kota Malang mengalami pembangunan semasif sekarang, saya bisa melihat Gunung Kawi, Gunung Semeru, dan Gunung Arjuno dari taman ini. Sekarang, lantaran banyak gedung bertingkat dan apartemen yang mengepung sisi barat Kota Malang, gunung-gunung tersebut tak lagi tampak. Sebuah harga mahal yang harus dibayar akibat pembangunan kota yang semakin maju. Yah mau bagaimana lagi, namanya juga tuntutan zaman.
Saya senang dengan taman ini karena juga ada tempat untuk bermain skate board bagi anak-anak. Paling tidak, saya bisa melihat atraksi mereka sembari menghirup udara segar. Anak-anak tersebut ternyata juga punya komunitas sendiri yang biasanya tampil di acara Car Free Day. Sayang, sejak pandemi tentu kegiatan mereka jadi terhambat.
Anak-anak yang bermain skate board |
Oh ya, saya juga senang dengan fasilitas batu alam yang bisa digunakan sebagai terapi untuk refleksi. Lumayan lho dengan berjalan kaki tanpa alas kaki di atas batu selama beberapa menit, peredaran darah dan titik refleksi bisa direset alias ditata ulang. Walau terasa sakit yang amat sangat, terutama pada titik refleksi lambung dan mata, tetapi rasanya badan saya terasa lebih segar.
Fasilitas refleksi kaki |
Sebenarnya, ada fasilitas lain yang menjadi khas dari taman ini. Apalagi kalau bukan sepeda angin (sky bike) yang bisa dinikmati oleh pengunjung secara gratis. Fasilitas ini dulunya bisa digunakan secara cuma-cuma dan ada petugas khusus yang akan memandu para pengunjung.
Jalur sepeda angin pun cukup panjang mengitari bagian selatan dari taman ini. Jujur, saya belum pernah mencobanya. Sayangnya, fasilitas ini mangkrak selama bertahun-tahun. Besi pada rangkaian sepeda angin pun tampak berkarat. Pun dengan jalur sepeda yang mulai termakan usia. Saya membayangkan pasti ngeri kalau memaksa mencobanya sekarang.
Sayang sedang terbengkalai sekarang |
Tidak hanya itu, beberapa lampu taman berbentuk bunga pun juga tampak rusak. Warna bunga hiasa itu pun juga mulai pudar. Intinya, pada bagian yang terdapat sepeda angin tersebut seakan kurang terawat. Sangat berbeda dengan bagian taman lain yang masih bagus dan indah.
Lampu Taman yang rusak |
Jalur sky bike yang mulai berkarat |
Melihat hal tersebut, rasanya amat disayangkan. Berapa rupiah uang negara yang akhirnya sia-sia lantaran tak terpakai. Kalau menurut saya, daripada dipaksakan untuk membuat seperti itu lebih baik digunakan untuk hal lain. Taman baca misalnya yang perawatannya jauh lebih mudah dan lebih bisa diakses oleh banyak orang. Namun, ya apa lacur semua kan sudah dibangun meski akhirnya terbengkalai.
Fasilitas lapangan basket |
Di balik kurang terawatnya fasilitas tersebut, bagi saya taman ini masih layak dikunjungi. Saya bisa merasakan kesegaran dan dinginnya udara Malang sembari sejenak melepas penat. Apalagi, ada banyak penjual bakso dan cilok yang siap untuk dibeli dagangannya jika perut mulai lapar.
Yang penting ada bunga-bunga manjha ulala yang segar |
Yah itulah sekilas jalan-jalan dekat rumah setelah saya sakit dan tak banyak keluar ruko atau rumah. Oh ya, nanti akhir tahun ada yang baru di Malang yang kini pembangunannya masih dikerjakan secara besar-besaran dan membuat macet satu kota.
Apa itu? Tunggu ya, saya juga menunggu pembangunan tempat ini rampung dan bersiap untuk mengambil vlog secara eksklusif. Kabarnya, ada bekas rel trem zaman kolonial yang kembali muncul akibat pembangunan tempat ini.
Sampai jumpa pada postingan berikutnya….
ini semacam fasum gitu ya mas. Sayang banget kalo gk terurus ya, padahal modal saat ngebangunnya pasti lumayan
ReplyDeleteiya.. setuju, sayang banget kalo ga keurus. Uang yang keluar pasti tidak sedikit tuh. Jadi kek boros aja
Deleteiya benar mas semacam fasum sayang ada bagian yang tidak terurus
DeleteKebanyakan taman-taman di kota emang gini sih kondisinya Mas.
ReplyDeleteDi bangun tapi fasilitasnya banyak yang terbengkalai.
Kecuali taman di alun-alun kota yang biasanya selalu ramai dikunjungi, biasanya lebih terawat, walau nggak selalu seperti itu.
iya sayang banget ya mas padahal mahal ya pembangunannya
Deletetidak terurusnya taman kota kayaknya memang sudah menjadi problem di hampir semua kota yang ada di Indonesia yah. Ada uang buat mbangun, tapi gak ada uang buat ngerawat. Kayak cuman buat proyekan aja nggak sih? haha
ReplyDeletebenar mas dana perawatannya sepertinya kurang jadi ya asal udah dibangun ya sudah
Deleteya Alloh andai isih iso mandeng gunung 3 iku ya po ga tentrem atine yo mas
ReplyDeletesayange pesti wes ketutupan aneka bangunan anyar
wah aku mbayangke nggowes sepeda angin berasa auto kayak lagi ngegym wekekkek
kalau jalan di batu senajan samparane loro tapi ternyata sehat ya melancarkan aliran darah
memang sih kebanyakan taman pas awal awal aja asri dan bagus catnya, tapi lama lama ga dipungkiri banyak yang karatan huhu
pas zamanku SD SMP isih iso mbak akeh swah yoan
Deletesaiki bek omah huhu
wkwkw iya aku mek yo iso bayangno soale ga tau numpak je
iya lama lama nglupas dan berkarat mbak sayang banget
Yah, sudah membuat taman yang bagus tapi akhirnya terbengkalai, tapi sepertinya itu hal wajar mas karena disini juga ada taman yang kumuh karena tidak terurus, mungkin kurang dana atau bagaimana aku kurang tahu.
ReplyDeletePadahal taman Merjosari bagus ya, fasilitas nya juga lengkap, pedagang juga ada, jadi kalo capek keliling taman dan lapar bisa makan.
iya mas rata rata gitu ya
Deletesayang banget padahal kalau mau dirawat pasti masih bagus
Sayang sekali fasilitas permainannya terbengkalai :(
ReplyDeleteMungkin biaya perawatannya terlalu mahal dan nggak sebanding dengan biaya tiket masuk, sehingga dibiarkan begitu saja huhuhu aku jadi merasa sayang melihatnya :(
Aku jadi penasaran dengan yang sedang dalam pembangunan itu. Menarik soalnya ada peninggalan sejarah yang dimunculkan kembali lewat pembangunan ini 😁. Ditunggu tulisannya, Kak!
Selamat tahun baru 2021, Kak Ikrom 🥳. Semoga tahun depan menjadi tahun yang lebih baik untuk kita semua ya.
benar mbak sayang sekali dan memang gratis si cuma ya engga jadi alasan ya mbak buat engga merawat
Deletemasih proses pembangunan mbak saya belum bisa leluasa foto foto ke sana
nanti kalau sudah jadi pasti saya tulis
selamat tahun juga mbak semoga berbahagia
Sayang banget.. Padahal bagus.. heheh
ReplyDeleteTaman di Kota ku juga mulai terbengkalai.. Padahal baru banget dibikin tahun kemarin.. Terus kursinya pada patah gtu ngebelah.. Saya nggak tau kenapa bisa smpe ngebelah gtu.. Akhirnya dibiarin deh itu kursi2 taman pada ngebelah2..
iya mas kadang belum setaun udah pada rusak semua ya
Deletesayang banget padahal anggarannya pasti gede buat bangun taman taman itu